🕊 12

362 5 0
                                    

Malam pun tiba dan mereka pun sudah berada ditempat ini kembali. Elang bersama ketiga sahabatnya sedang duduk mengamati keadaan sekitar yang sudah mulai terlihat ramai. Clara dan Tiara juga sudah menemani pelanggan bersama dalam satu meja, dan Yura sedang bersama dengan Steven.

Sore tadi setelah Steven mengantarkan Yura kembali ketempat tinggalnya, ia berpesan agar Yura tidak menerima pelanggan yang lain, karena ia akan berkunjung keclub. Dan disinilah mereka sekarang, duduk berdua disofa yang sudah Steven pilih untuk menghabiskan malam bersama Yura.

"Kemana teman temanmu..??" Selidik Yura yang melihat Steven hanya datang seorang diri.

"Mereka sedang ada pekerjaan, dan yang lain memiliki acara masing masing bersama kekasih mereka." Sahut Steven.

Obrolan mereka pun berlanjut dengan ditemani sebotol wine untuk Yura dan Sebotol minuman beralkohol dengan kadar tinggi untuk Steven. Entah apa saja yang mereka obrolkan, sampai tidak terasa Yura sudah hampir menghabiskan wine dari botolnya. Sedikit pusing yang Yura rasakan kini, sampai akhirnya moment itu pun terjadi, dimana Steven dengan perlahan mendekatkan wajah lalu sedetik kemudian menyambar bibir manis Yura untuk selanjutnya ia hisap dengan perlahan.

Yura tak bisa menolak, justru malah sebaliknya, ia sangat menikmati hisapan bibir Steven. Lidah mereka pun berdansa didalam sana. "Stev...!!" Lirih Yura setelah pergulatan bibir keduanya terlepas, dengan nafas yang memburu Yura menatap sayu wajah tampan yang ada didepannya.

Tangan Steven mulai bergerilya ditubuh indah Yura yang berbalut kain berwarna merah, sangat kontras sekali dengan kulit Yura yang putih bersih dan halus. Steven kembali mendaratkan bibirnya, namun kali ini kepundak Yura yang tidak terlapisi oleh kain dan menjalar keleher, tulang selangka dan kebagian depan dada Yura. "Stev berhenti...!!" Ucap Yura sesaat setelah akal sehatnya kembali ketempat semula.

"Mau melanjutkannya ditempat yang hanya ada kita berdua...??" Tawar Steven dengan wajah yang masih menempel dengan wajah Yura. "Maaf Stev, aku tidak bisa. Aku belum siap." Tolak Yura tegas. Steven langsung menjauhkan wajahnya dan menenggak minuman dengan kesal, setelah mendapatkan penolakan dari Yura. Steven sangat sangat membenci penolakan dan Kali ini, untuk yang kesekian kalinya, Yura menolak ajakan pria tampan itu.

Sementara disana, ditempat Elang berada. Lelaki itu tak kalah kesalnya dengan Steven. Dengan jelas ia melihat Yura bercumbu dengan pria yang ia anggap sebagai saingannya. Rahang kokoh pria itu mengeras perlahan, ia benar benar tidak suka melihat kejadian menjijikkan itu. Bukankah hal semacam itu sudah lumrah terjadi didalam club, bahkan hampir setiap detik dipenjuru sudut club, Elang akan menyaksikan hal semacam itu, bahkan ada yang lebih menjijikkan lagi. Tapi entah kenapa saat ia melihat Yura yang melakukannya, ia sama sekali tak menyukai.

Elang bangkit dari tempat duduknya dan dengan langkah lebar ia meninggalkan club. Diabaikannya seruan dari ketiga sahabat yang memanggil namanya berulang kali. Elang berjalan dengan tegasnya dan berhenti dipedagang sate kikil ternyata juga adalah makanan kegemaran Yura.

"Nak Elang...!!" Sapa Kakek penjual sate dan mempersilahkan Elang untuk duduk.

"Satenya satu porsi kek, dan tolong antar kesana ya." Kata Elang seraya menunjuk beberapa kursi plastik yang terletak dibelakang tenda kakek berjualan sate. Setelah diiyakan oleh sang kakek, Elang pun beranjak menuju kekursi yang ia inginkan dan tak lama, ketiga sahabatnya pun tiba ditempat itu.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMWhere stories live. Discover now