🕊 15

400 4 0
                                    

Segala upaya Elang dan yang lainnya lakukan untuk menghilangkan efek obat perangsang yang sudah Yura konsumsi, namun semuanya tak juga membuahkan hasil. "Sepertinya obat yang bajingan itu berikan memiliki dosis yang cukup tinggi, dan berbeda dari yang biasa kita temukan. Makanya obat yang kita berikan keYura tidak berpengaruh." Ucap Mario menjelaskan.

Elang mengerang marah "cari tahu jenis obat itu dan beri pelajaran kepada bajingan yang sudah mencoba bermain main dengan kita." Perintah Elang kepada Jefry. Perhatian mereka kembali tertuju kepada Yura yang merancau tidak jelas dibarengi dengan tangisan. Sikapnya semakin menggila saja.

"Kita harus bagaimana...??" Tanya Clara frustasi kepada keempat pria yang juga sama frustasinya dengannya. "Tolong aku Clara....!!!" Rancau Yura dengan wajah yang sudah mulai memucat.

Tiba tiba saja Yura bangkit dari ranjang yang sejak tadi ia duduki dan menghampiri Elang "tolong aku, aku mohon...!!" Ucap Yura seraya menggenggam tangan Elang erat. Mata Elang pun seketika saja melebar sempurna, begitu juga dengan ketiga sahabat serta Clara.

"Yura, kamu harus bisa menahannya ya. Tunggu sebentar lagi, kami sedang berusaha mencari cara untuk menghilangkan efek racun itu." Ucap Elang berusaha menenangkan Yura.

"Aku mohon, tolong aku. Aku sudah tidak kuat lagi. Aku mohon...!!" Ucap Yura memelas.

"Aku mohon tunggulah sebentar lagi. Kamu tidak tau apa yang sedang terjadi sebenarnya." Ucap Elang dengan suara yang sedikit meninggi.

"Aku tau Elang, aku tau apa yang terjadi padaku sekarang. Aku bukan perempuan bodoh." Balas Yura "Dion aku mohon tolong aku..!!" Ucap Yura yang kini sudah beralih kepada Dion seraya menggenggam tangan pria itu. Seketika saja wajah Dion menjadi pucat pasi, apalagi saat ia mendapati Elang sedang menatap tajam kearahnya.

"Yura maaf, aku memliki pacar. Aku tidak mungkin membantumu. Bisa bisa aku dibunuh oleh pacarku." Tolak Dion dengan sedikit rasa takutnya akan Elang dan juga Clara yang tengah menatapnya. Setelah menerima penolakan dari Dion, Yura bergantian memohon bantuan kepada Mario dan Jefry. Sudah pasti mereka pun menolak dengan alasan yang sama dengan Dion.

"Kalian memang tidak bisa diharapkan." Rancau Yura. Sejenak mereka semua terdiam dengan fikiran masing masing hingga ucapan Yura menyadarkan mereka "Ya aku tau...!!" seraya berlari masuk kedalam kamarnya dan mencari ponsel yang berada didalam tas. Setelah ditemukan, Yura pun segera mengotak atiknya.

"Apa yang kau lakukan Yura..?" Selidik Elang bingung melihat tingkah Yura.

"Aku mau menghubungi Steven untuk datang kemari membantuku." Jelas Yura enteng.

"APA....!!!!" seru serempak Clara, Dion, Mario dan Jefry dibarengi dengan mata mereka yang membola sempurna seakan akan ingin keluar dari cangkangnya. Sementara Elang yang mendengar itu langsung tersulut emosi. Secepat kilat Elang merebut ponsel dari tangan Yura dan melemparnya asal "KAMU JANGAN GILA...!!!" Suara Elang menggelegar mengagetkan mereka semua yang ada ditempat itu.

"LALU AKU HARUS APA..?" sahut Yura dengan suara yang tak kalah menggelegarnya dari Elang. "Kau dan mereka tidak bisa membantuku,. Apa aku harus menunggu sampai aku mati secara perlahan akibat obat sialan itu...??" Ucap Yura dengan dibarengi isak tangis "kalau kau tidak bisa membantuku, lebih baik kau jangan melarangku melakukan apa yang aku bisa."

Elang yang kesal mendengar ucapan Yura, tanpa aba aba langsung menutup pintu kamar Yura dan menguncinya, sedetik kemudian ia menarik tubuh Yura yang sedang berusaha menyatukan rangka ponsel yang berantakan akibat dilempar oleh Elang. Dihempaskannya tubuh itu keranjang dan pergulatan panas mereka pun terjadi.

KISAH GENGSTER & WANITA MALAMWhere stories live. Discover now