Bab 12| Berantakan

39 7 0
                                    

Yul yang melihat teman-teman nya yang tiba-tiba bersorak seperti itu di depan Shin, segera melototi mereka. Untuk segera menghentikan aksinya tersebut, karena tidak seperti yang mereka lihat. Dia hanya menemani Shin saja, dan tidak terikat hubungan apapun.

"Eh... eh.. enggak," dengan panik Yul segera menyangkal, disertai detakan jantungnya yang kian berdetak kecang, seusai melirik ke arah Shin yang sedang menatapnya tanpa ekspresi apapun. Yul berpikiran Shin marah dan benci. Karena Yul juga mengerti siapa itu Shin, bukan lah sesuatu yang pantas untuk disandingkan seperti itu dengannya. Yul menjadi takut sekarang.

Melihat teman-temannya setelah melihat secara jelas bujang yang bersama Yul, mereka pun diam. Tapi, mata mereka masih saling menggoda satu sama lain yang tidak Yul mengerti.

"Eh, ini model yang dari kota itu, ya?" Ujar salah seorang teman yang rambut terurai, datang mendekat memberikan sapaan nya lebih dulu.

Shin menanggapinya dengan senyuman.

Yul tidak berani melihat ke arah Shin, ia hanya ingin kabur dari tempat ini. Tidak ingin lagi berada dalam situasi canggung seperti ini. Yul benar-benar merasa tidak enak pada Shin.

Melihat Shin yang tampan, mereka pun menjadi tergiur untuk tebar pesona di depan Shin menampilkan jati diri yang terbaik. Mereka tidak akan melewati kesempatan emas untuk mendapatkan yang lebih baik. Apalagi Shin benar-benar bak Makhluk Surgawi.

Lalu, mereka dengan malu-malu saling mempercantik diri, dan mereka juga tak segan untuk menanyakan hal acak pada Shin. Namun, ada satu pertanyaan yang menarik perhatian Yul.

"Udah punya pacar belum?"

Tiba-tiba saja Yul penasaran dengan jawaban yang akan Shin berikan. Walaupun ia sudah menebak, mustahil bagi Shin untuk tidak memiliki kekasih.

Sayang, Shin menangani pertanyaan tersebut dengan senyuman, yang tanpa ada arti apapun.

Yul juga berpikir, wajar bagi Shin tidak menjawabnya, karena hal itu adalah privasi. Apalagi teman-teman nya itu siapa, hingga Shin harus repot-repot menjawab pertanyaannya. Yul juga merasakan hal itu di dalam hatinya.

Tiba-tiba saja perasaan yang sedang bercambuk di dalam hatinya, mengeluarkan rasa berdenyut nyeri, dihantam oleh kenyataan.

Setelah berbagi pertanyaan Shin jawab dengan senyuman, ia mengambil inisiatif untuk segera pergi.

"Teh.." ujar Shin, melirik ke arah Yul, memberikan isyaratnya, bahwa dirinya tak lagi ingin berada bersama teman-temannya Yul.

Yul mengerti akan hal itu, memutuskan untuk berpisah kembali bersama teman-temannya.

"Aku pergi duluan, ya," ujar Yul berpamitan.

"Oh iya, Yul. Kalo ada jomblo orang kota, jangan lupa kasih tau, ya" tak lupa temannya mengingatkan hal itu pada Yul.

Memiliki orang kekasih dari kota adalah dambaan gadis desa. Sehingga, saat mereka melihat Shin dari Kota, tak segan untuk mencari peluang.

"Iya" Yul tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengiyakan.

Lalu, mereka berpisah satu sama lain. Setelah Yul dan Shin berpisah dengan teman-temannya Yul, Yul belum memutuskan akan kemana ia selanjutnya. Karena, Yul merasa tak enak saat berbelanja kebun ada orang lain yang ikut bersamanya. Sehingga Yul hanya berjalan-jalan saja di sana. Shin pun dengan patuh mengikuti setiap langkah Yul. Selain itu, Yul juga masih merasakan hatinya yang masih berantakan. Yul tak mengerti, dengan apa yang ia rasakan tersebut.

"Maafin temen-temen, ya. Mereka emang suka becanda," ujar Yul masih merasa tak enak hati, perilaku teman-temannya takut menyinggung perasaan Shin. Apalagi mereka juga sempat menggoda ia dan Shin.

Bujang KotaWhere stories live. Discover now