Bab 17| Setelah Perpisahan

33 11 0
                                    

Setelah Shin pergi mungkin bagi Yul, yang sempat untuk mengenal satu sama lain, merasa kehilangan.

Tanpa alasan yang jelas, Yul masih sering melirik ke arah rumah Jaka, Kini rumah tersebut terlihat sepi, kembali ke setelan awal sebelum Shin datang.

Bukan hanya rumah Jaka saja yang kembali ke setelan awal. Keadaan di desa pun kembali seperti biasa.

Melihat keadaan Desa yang kembali ke keadaan semula, membuat Yul merasa dirinya seperti baru kembali ke desa. Yul sedikit merasa asing dengan keadaan Desa. Apalagi ketika melihat mentari pagi yang menyari dengan indah-nya, Yul semakin merasa asing dengan keindahan seperti ini. Padahal keindahan seperti ini tidak pernah ia lewatkan seumur hidupnya. Seperti melihat cahaya setelah hujan di sore hari.

Tanpa Yul sadari, bukan Desa yang berubah ataupun dirinya, melainkan hati nya lah yang telah berubah. Karena suasana hati akan memengaruhi apa yang kamu lihat sekarang. Dan, tanpa ia sadari juga hatinya telah dikuasai oleh bujang kota. Setelah bujang kota itu pergi, tanpa sadar hatinya mendorong jauh stigma akan bujang kota tersebut. Sehingga membuat dirinya seolah-olah telah bepergian jauh. Seperti itu lah cara kerja cinta memanipulatif hati Yul, dengan tanpa dirinya sadari.

1 minggu telah berlalu, Yul mulai lepas dari bayang-bayang Shin. Walau terkadang, akan teringat kembali saat ia melihat topi pemberian dari Shin.

Ia belum tidak menggunakan topi itu, tapi menyimpannya dengan apik di dalam lemari. Karena Yul merasa topi pemberian dari Shin bukan lah topi murah. Yul berpikir pasti harganya mahal. Bahkan tanpa Yul ketahui, harganya lebih malah dari yang ia kira sekarang. Topi tersebut topi keluaran dari brand luxury, dijual terbatas. Sudah dipastikan berapa dollar yang harus Shin keluarkan untuk topi tersebut. Dan ia memberikan secara cuma-cuma kepada Yul.

Selain itu, Yul juga berpikir, akan sangat disayangkan jika benda kenangan-kenangan tersebut harus dipakai untuk ke ladang. Yul berencana akan menggunakan topi tersebut di waktu-waktu tertentu saja. Yul takut topi itu rusak, dan ia tidak memiliki kenangan apapun dari Shin.

Yul masih libur ke ladang, dan hari-hari liburnya ia gunakan sebaik mungkin. Seperti sore ini, Yul tengah menjajakan dagangan Ibunya keliling desa untuk dijual. Yul tidak sendirian, Ibu Yul pun ikut bersama.

Selain rengginang mentah, Yul juga menjual tape ketan, dan juga dodol ketan. Dari satu bahan bisa membuat berbagai jenis makanan.

Seperti nasib pedagang lainnya, dagangannya sering laku keras dan kadang sepi. Tapi Yul tidak menyerah dan terus menjajakan dagangannya tersebut. Karena jika tidak berdagang,Yul tidak akan mendapatkan pemasukan. Mau tidak mau, Yul harus tetap semangat.

Dari sifatnya yang pekerja keras, banyak warga Desa yang segan dengan Yul. Banyak diantara mereka yang menginginkan Yul sebagai menantu keluarga mereka. Karena sifat Yul yang selalu tidak percaya diri, membuatnya sulit untuk didekati. Seperti Jaka yang sampai sekarang harus menunggu Yul tanpa kepastian. Jaka masih berharap suatu saat nanti Yul akhirnya mau menerimanya.

Yul dan Ibu Yul tengah beristirahat di pos ronda.

"Lumayan, Mak. Tape ketan abis. Sisa dua bungkus rengginang," ujar Yul melihat-lihat isi jinjingan dari anyaman plastik.

Ibu Yul senang. Karena dagangannya hari ini laku keras daripada hari kemarin.

"Pulang atau lanjut?" Tanya Yul yang memiliki pemikiran yang sama dengan Ibunya akan dagangannya tersebut.

"Pulang weh. Tos sore"

"Hayu"

Lalu, mereka berdua kembali pulang menelusuri jalanan desa saat sore selalu ramai dengan warga Desa yang sering berkumpul di depan rumah masing-masing, melakukan aktivitas sore. Dengan begitu, setiap langkah kaki Yul akan selalu mendapati seseorang menyapa nya.

"Yul... Pulang!"

"Pulang Bi"

Seperti itu lah rutinitas sore yang sering Yul lakukan ketika libur ke ladang. Satu minggu kemudian, Yul akan kembali ke ladang. Sehingga Yul sedikit lebih bersantai di minggu-minggu terakhir.

Saat kembali ke rumah, Yul tidak langsung beristirahat. Melainkan langsung membereskan dagangan. Setelah itu dilanjutkan dengan menyapu halaman, memberi makan hewan ternak. Dan akhiri dengan mandi.

Setelah mandi, dan sudah berganti pakaian. Yul masuk ke dalam kamar, tanpa alasan, ia membuka lemari, melihat topi hitam milik Shin.

Setelah melihat topi hitam itu membuat Yul menjadi penasaran dengan Shin yang berprofesi sebagai model. Yul jadi ingin melihat potret Shin di Internet. Pasti ada. Sehingga membuat Yul berkeinginan untuk menyisihkan uangnya untuk membeli ponsel. Soal jaringan, Yul tahu tempat yang bagus untuk mendapatkan jaringan. Yul akan pergi ke sana.

Setelah itu, Yul kembali menutup lemari dengan hatinya yang tiba-tiba merasa tak sabar ingin segera membeli ponsel.

Dia juga teringat, Shin pernah meminta nomernya. Jika ia memiliki ponsel pada saat itu, mungkin sekarang ia masih bisa berhubungan dengan Shin. Yul merasa, kenapa penyesalan selalu datang terlambat.

Hari berlalu begitu saja. Hingga saatnya untuk Yul kembali ke Ladang —hal yang paling Yul sukai. Karena, ke ladang ia bisa menemukan ketenangan diri. Hatinya selalu merasa tenang saat di ladang.

Melihat kebun jagung yang sudah bertumbuh tinggi. Jauh berbeda saat Shin datang, itu masih berumur 2 minggu. Sekarang jagung hampir mendekati masa panen.

Saat sedang membersihkan gulma yang tubuh di sekitar pohon jagung, Yul tanpa sadar melihat ke arah ladang yang waktu itu Shin gunakan untuk melakukan pemotrertan.

Kini tempat tersebut terlihat aneh dan terasa asing.

Yul ingat jelas bagaimana Shin berpose di sana. Yul jadi ingin melihat kembali Shin berpose. Sayangnya, Yul merasa, ia tidak akan pernah bisa melihatnya kembali.

Dari semua yang Yul ingat, pelukan Shin lah yang paling Yul ingat jelas. Semenjak Shin memeluknya, ada satu rasa yang terbangkit dalam dirinya. Yul jadi sering memikirkan pendamping hidup.

Yul berpikir, jika ia memiliki pendanaan hidup, pelukan seperti itu akan sering ia rasakan. Belakangan ini, Yul sering merindukan rasa dari pelukan. Sehingga memunculkan berbagai pemikiran baru di kepalanya.

Apakah ini alasan teman-temannya menikah?

Apakah ini juga alasan teman-temannya heboh saat ada lelaki yang mendekatinya. Karena mereka tau, rasa saat memiliki pendamping hidup.

Selain pelukan, Yul juga teringat akan rasa genggaman seseorang. Yul pun, ingin merasakannya kembali. Dan membuat malam Yul yang biasanya menjadi waktu yang pas untuk beristirahat. Kini menjadi waktu yang pas untuk Yul memikirkan seseorang.

Hatinya terasa tergelitik, dan membangun pikirannya untuk memikirkan, jika dirinya memiliki pendamping hidup.

Hal itu juga yang membuat Yul sekarang sedang mencoba dirinya untuk mencari seseorang. Terlepas, siapapun orangnya.

Sayangnya, Yul belum memikirkan seperti apa laki-laki yang ia inginkan.

•••••••••

Bujang KotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang