Bab 16 Tergoda

851 94 67
                                    

Awas typo!

Happy reading :)

YANG DIBAWAH UMUR TOLONG NAGAJUSEYO :)

***

"Seger banget," senang seorang Giana Garong Putri Andharu. Boleh dong nama Giana diganti sedikit, seperti yang Daffa ucapkan, istrinya itu sebelas dua belas dengan kucing garong.

Giana baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan jubah mandi setelah membersihkan diri selama satu jam. Iya, gila betul istri Daffa ini berendam selama satu jam hanya karena air di sembalun sangat dingin ditengah panasnya dunia.

Tap.

Langkah Giana yang akan menghampiri koper untuk mengambil pakaian ganti terpaksa berhenti saat melihat ada yang aneh. Matanya melihat dengan jelas Daffa yang duduk diatas sofa dengan kondisi gelisah.

"Dia kenapa?" bisik Giana bingung.

Kedua telapak tangan Daffa mengepal kuat, keringat membanjiri tubuh laki-laki itu, kakinya yang tidak bisa diam. Jelas terlihat ada yang tidak beres.

Baru saja Giana ingin bertanya ada apa dengan Daffa, matanya tidak sengaja melihat sebuah botol di atas meja depan sofa tempat laki-laki itu duduk. Giana menahan napas, sekarang terjawab sudah kenapa bisa Daffa terlihat tidak tenang.

Menelan ludah gugup, ingin rasanya menyumpahi Daffa yang meminum jamu sialan itu. Lebih-lebih Giana ingin marah pada Mamanya yang meminta pihak agent travel untuk menyiapkan jamu alias jamu berkedok obat perangsang.

Tatapan mereka bertemu. Daffa yang mendunga langsung bisa menatap Giana yang berdiri kikuk di depan pintu kamar mandi.

Deg.

Jantung Giana bertalu saat menatap tatapan sayu Daffa.

Glek.

Daffa mencoba menjaga diri, Giana yang berdiri hanya dengan jubah mandi benar-benar membuat tubuhnya semakin kepanasan.

"Kamu..."

Mampus! Mampus! Mampus!

Suara serak Daffa terdengar sangat seksi masuk ke dalam telinga Giana yang jantungnya sudah disco caca plus otak yang sudah berpikiran kemana-mana.

"Giana..." lirih Daffa mencoba mengatur napasnya yang memburu.

Tatapan Daffa benar-benar gelap, kedua telapak tangan yang mengepal memperlihatkan bagaimana kekarnya tangan pria itu dengan urat seksinya yang mencuat.

'Maju Giana, duduk diatas pangkuan Daffa.'

Mata Giana melotot saat pikiran liarnya justru mendorong untuk duduk di atas kedua paha Daffa yang kini menatap lemas. Berdiri gelisah karena tatapan Daffa yang tidak pernah lepas darinya. Sial! Giana seperti ditelanjangi.

"L-lo k-k-kena-pa?" gugup setengah mampus, Giana mencoba memecah kondisi panas diantara mereka berdua.

"Saya..."

Kedua kelopak mata Giana berkedip lucu saat mendengar suara desahan Daffa. Menunggu laki-laki itu melanjutkan kalimatnya.

"Saya..."

Daffa mengepalkan kedua tangannya, berusaha untuk menjaga pikirannya agar tetap sinkron.

"Saya..."

"SAYA APA!" Giana gregetan sendiri.

"Kamu mau saya peluk?" tanya Daffa menatap tepat ke dalam kedua netra bening Giana, suaranya lirih, serak, dan terdengar begitu menggoda.

"Lo gila? Mau gue pukul?" Giana langsung mengacungkan sapu yang ada disamping pintu kamar mandi ke arah Daffa.

Found YouWo Geschichten leben. Entdecke jetzt