Bab 25 Flashback V

429 71 37
                                    

Guysss maafin kemarin gak update, lupaa :( sebagai permintaan maaf malem ini update 3 bab buat nemenin malam minggu kalian :) 

.

Happy reading :)

Awas typo!

***

Seminggu telah berlalu setelah kejadian yang membuat dunia Giana hancur. Terpuruk? Tentu saja. Terluka? Pasti, lebih tepatnya Giana sudah kehilangan jalan hidupnya. Selama satu minggu Giana terus mencoba mencari keberadaan Daffa, terus menghubungi laki-laki itu walau pun selalu suata operator yang Giana dengar.

Tidak putus asa, Giana dengan sisa harapannya pergi menggunakan kereta menuju Seattle, mengunjungi beberapa perusahaan yang pernah dirinya kunjungi bersama Daffa sebagai tempat laki-laki itu akan mengajukan magang. Nihil! Dari semua perusahaan yang Giana kunjungi, tidak satupun nama Daffa terdaptar apply sebagai mahasiswa magang.

Giana lelah, tubuhnya sudah sangat sakit. Dalam kondisi lemas Giana terus mencari Daffa tanpa memperdulikan jadwal makannya. Daffa adalah orang yang sangat ingin Giana temui.

Terakhir, harapan yang sangat Giana harapkan walau harus melawan rasa takut luar biasa. Perempuan itu menginjakkan kakinya kembali ke kampus setelah satu minggu full absen. Dengan sisa keberaniannya Giana melangkahkan kaki menuju area gedung fakultas yang menaungi program studi Daffa, arsitektur.

But there was something strange, semua mahasiswa yang Giana lewati menatap dengan tatapan tidak nyaman. Sinis, kasihan, mengejek, bahkan ada yang dengan terang-terangan memperlihatkan wajah tidak sukanya pada Giana.

Tubuh Giana bergetar, apa lagi ini. Tidak cukup kah dia mengalami kejadian yang amat mengerikan minggu lalu.

Tap.

Berjengit kaget saat ada yang tiba-tiba memegang pergelangan tangannya. Giana menatap takut seorang laki-laki yang berdiri dihadapannya. Langsung Giana menepis tangan laki-laki itu, dia ketakutan, insiden minggu lalu benar-benar merusak seluruh alam sadar Giana.

"Sorry if I made you uncomfortable, but is this you?"

Laki-laki itu menyodorkan ponselnya kehadapan Giana yang mencoba menjaga jarak. Tangan bergetar itu menerima benda persegi panjang, kala mata Giana menatap layar ponsel, detik itu juga jantungnya berhenti berdetak. Tidak sanggup melihat yang tertampil, Giana langsung menyerahkan ponsel pada sang pemilik.

"I have to go." Kedua kaki Giana berlari kencang dengan air mata berderai, tubuhnya semakin bergetar.

Pantas semua orang menatapnya dengan berbegai jenis pandangan. Di persimpangan lampu merah tempat Giana memilih menghentikan langkah. Bibirnya bergetar, tatapan matanya liar menatap takut lingkungan sekitar. Demi Tuhan, dunia indah dengan semua angan yang coba Giana susun telah hancur.

Dengan jelas Giana melihat pada layar ponsel laki-laki tadi, video dia diperkosa oleh lima laki-laki teman dekat Daffa. Wajah Giana diperlihatkan dengan jelas sementara ke-lima laki-laki itu di blur.

Bugh!

Tubuh Giana jatuh ke atas trotoar setelah mendapat senggolan pelan dari pejalan kaki lain. Napas perempuan itu tercekat, udara dalam tubuhnya seolah hilang lenyap entah kemana. Giana memukul dadanya, sesak dan sakit terasa sekaligus. Air mata yang coba dirinya tahan sejak tadi berderai tanpa ampun. Tidak peduli itu adalah tempat umum, isak Giana meraung kencang. Coba jelaskan, bagaimana Giana bangkit untuk melanjutkan hidupnya sekarang? BAGAIMANA?!

"Ya Tuhan." Jantung Giana berdetak sakit, tubuhnya kehilangan kekuatan untuk berdiri.

***

Mengurung diri dalam kamar asrama, tidak pernah keluar bahkan untuk sekedar menghirup udara segar. Tubuh semakin mengurus dengan wajah sembab, pipi gembulnya kini tirus memperlihatkan tonjolan tulang rahang.

Found YouWhere stories live. Discover now