Bagaimana hari ini? 34

468 4 1
                                    

Huuhf

"Udah kiran, jangan buat orang tua lo kawatir" Ucap kirana sebelum membuka pintunya

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam salam sayang" Jawab calista yang berada di ruang tv dengan ditemani oleh rega

"BUNDAA" teriak kirana sambil berlari memeluk bundanya.

"Kenapa sayang? "

"Kangann"

Bohong kirana, sebenarnya memang saat ini dia butuh pelukan bundanya.

"Aya ga di peluk nih?ga kangen ayah? " Iri rega karena hanya calista yang di peluk oleh sang anak.

"Jangan ayahh" Ucap kirana yang merentangkan tangan nya untuk memeluk sangat ayah.

"Gimana? Ketemu sama arkan? " Tanya calista

"Emm, enggak, hehe"

"Ko enggak? " Tanya rega

"Tiba tiba aja tadi arkan nelpon kirana, katanya dia ga bisa dateng karena ada urusan mendadak, jadi tadi kirana jalan jalan aja deh, maaf ya kirana ga izin dulu tadi sama ayah bunda"

Kirana berbohong karena dia tidak mau, jika arkan di pandang buruk oleh kedua orang tuanya, memang disini kirana yang salah karena dia mudah percaya sama perkataan orang baru.

"Oo gitu? Yaudah sekarang kamu bersihin badan kamu, bau debu tau ga? " Canda rega

"Iii enggak wangi gini ko" Ucap kirana sambil mencium wangi badannya.

" Iya bener kata ayah kamu bau"canda sang bunda mengikuti sang ayah sambil mencapit hidungnya.

"Iii ko gitu sii? "

***

Kirana telah membersihkan badannya dan sekarang dia sedang berada di atas kasurnya sambil melamun memandangi atap kamarnya.

Clek

Suara pintu terbuka, dan pelakunya adalah rega, karena dia tidak sengaja melihat pintu kamar sang putri yang terbuka padahal ini sudah larut malam.

"Kiran, kamu kenapa nak? " Tanya rega

Ingin, ingin sekali dia membagi ceritanya dengan sang ayah sambil tidur di atas paha sang ayah tapi kayanya itu tidak mungkin, karena tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya pada sang ayah.

Kirana tau, orang tuanya tidak hanya memikirkannya saja, banyak sekali yang orangtuanya pikirkan, toh jika di pikir pikir ini adalah masalahnya dan tidak berkaitan dengan orang tua Kirana.

"Kirana belum ngantuk yah" Jujurnya.

Mendengar jawaban sang anak rega mendekati dirinya, dan membawa kepala Kirana untuk tidur di atas pahanya.

"Kenapa? Kenapa Kirana ga bisa tidur? Ada masalah? Sini kuping ayah siap mendengarkan seluruh cerita tuan putri ini" Ucap rega.

Air mata Kirana keluar tanpa disuruh, entah kenapa dia merasa dia tidak akan mendengar kata kata itu kembali.

"Kirana" Panggil lembut sang ayah

"Iya ayah"

"Kiran nanti kalau ayah enggak ada, ayah titip bunda ya sayang, jangan nakal ya! Inget ayah ga ninggalin kamu sayang ayah selalu ada di hati kamu, jaga sikap kamu, dan ikhlas ya sayang, jangan sedih larut larut, karena hanya jiwa ayah yang pergi, tapi enggak dengan kasih sayang ayah" Ucap sang ayah sambil mengelus ngelus rambut Kirana.

Kirana yang di elus hanya mendengarkan nasihat sang ayah dan merasakan sesak di hatinya.

"Dan jangan lupain sholat karena itu kewajiban kita sayang, selalu kirim al-fatihah buat ayah ya nanti, kalau kamu kangen sama ayah, kamu doa sama allah, do'ain ayahnya, kita memang terpisah di dunia, tapi ayah berharap kita bisa kumpul lagi di surga-Nya nanti dengan cerita yang lebih baik dan indah pastinya"

Bagaimana hari ini? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang