Bagaimana hari ini? 42

459 14 0
                                    

"ASTAGHFIRULLAHHAL AZIM KIRANA GUE NUNGGU LO DI BAWAH BERJAM JAM LO MALAH TIDUR LAGI?? " teriak Leon yang melihat Kirana malah enak tidur di atas kasur dengan dia yang menunggu nya di bawah yang sudah menghabiskan setengah kue ringan yang tersedia di wabah.

Sebelum masuk ke kamar Kirana, Leon meminta izin kepada calista untuk menghampiri Kirana di kamarnya, karena dia tidak melihat tanda tanda jika orang yang di tingginya akan turun ke bawah.

"KIRANA BANGUN LO" paska Leon sambil memukuli Kirana bertubi tubi menggunakan guling yang tersedia.

Bukannya bangun Kirana malah memasukan dirinya pada selimut yang tebal itu.

"BUNDA CALISTA KIRANANYA MALAH TIDUR LAGI"adu Leon pada calista

Kirana yang mendengar Leon menyebut nama bundanya langsung bangun dari tempat tidur nya yang nyaman itu.

" KIRANA BANGUN, KASIAN LEON UDAH NUNGGU DARI TADI"omel calista yang berada di bawah.

"ENGGAK BUNDA, KIRANA PURA PURA TIDUR AJA TADI, LEON BOHONG"

"LEON GA BOHONG BUNDA, LEON LIAT SENDIRI TADI KIRANA MALAH MASUKIN TUBUHNYA KE DALAM SELIMUT LAGI"

"BUNDA PERCAYA KO SAMA KAMU LEON, KARENA KAMU PASTI GA AKAN BOHONGIN BUNDA" cela calista

"Siapa sih sebenernya anak bunda? Aku apa Leon?" Tanya Kirana yang merasa dirinya adalah anak pungut.

***

"Gara gara lo" Cemberut Kirana, yang berakhir dia joging di pagi ini

"Makannya jangan tidur lagi, kena semprot bubda calista kan lo"

"Hemh" Kirana memalingkan mukanya dari muka jelek leon

"Gue di jodohin" Ucap tiba tiba Kirana saat memalingkan mukanya

"Hah? "

"Iya, gue di jodohin sama arkan" Ucap Kirana yang mulai menatap Leon

Saat mendengar ucapan Kirana ada rasa sakit di hatinya Tapi dia harus menerimanya.

"Ouh, ya udah mungkin bunda lo, tau yang terbaik buat lo" Ucap Leon

"Dan pernikahannya tiga hari lagi sama hari ini artinya tinggal dua hari lagi"

"Ya gapapa donk"

"Gue takut Leon, arkan benci sama gue"

"Enggak kiran, percaya sama gue, kalau dia berani nyakitin adek gue ini, bilang sama gue, nanti gue yang bales" Ucap tulus Leon yang menguatkan Kirana.

"Udah yo, jangan sedih sedihan, sekarang Kita joging lagi"

Dua manusia itu melanjutkan aktivitas joging mereka sampai mereka balik lagi ke rumah Kirana.

***

"Kirana siap siap, bentar lagi arkan bakal jemput kamu fitting baju buat acara pernikahan nanti"

"Iya bunda" Kirana hanya meng-iyakan perkataan bundanya dengan malas, lagi lagi dia harus bertemu dengan arkan

BRUM BRUMM

"Tuh arkannya dateng" Ucap calista

"Yaudah aku pamit dulu ya bun, assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

***

"Cepet naik" Ketus arkan yang melihat Kirana keluar dari rumahnya

"Nanti waktu pilih baju, ga usah lama lama gue ada janji sama Bianca"

"Iya"

Dalam perjalanan menuju toko yang tania kirimkan arkan langsung menuju ke sana dengan motor yang unggal unggalan karena ingin cepat sampai dan menemui sang kekasih.

Beda seperti sebelum sebelumnya, perjalannya saat ini bersama arkan hanya dipenuhi oleh bisingnya kendaraan tanpa ada yang mengeluarkan suara diantara mereka.

Memarkirkan motornya di parkiran yang tersedia, arkan langsung masuk pada toko itu tanpa mengajak Kirana yang masih membuka helmnya.

"Lo beda arkan" Ucap Kirana

***

"Mba mana pilihan mamah saya? " Tanya arkan pada karyawan yang ada di sana

Karyawan yang mendapat pertanyaan mendadak itu memandangi Kirana dan arkan, karena dilihatnya mereka masih di bawah umur untuk menikah.

"Mba? "

"Oh iya mas, ini, ini beberapa pilihan ibu tania"

Melihat beberapa baju untuk pernikahannya di sana, arkan memilih beberapa baju yang menurutnya cocok untuk Kirana dan dirinya.

"Coba pake yang ini, gue bakal pake yang ini" Tunjuk arkan lada Kirana

"Hmm"

Merasa cocok dengan baju yang dia pakai arkan mengklaim baju itu tanpa meminta pendapat Kirana terlebih dahulu.

"Saya minta yang ini sama yang ini ya mas, tolong di bungkus secepatnya"

"Baik mas"

Selesai dengan baju, akhirnya sebentar lagi arkan akan menemui sang mekasih, bianca.

Drtttt drtttt

"Halo mah? "

"Arkan, mamah lupa ngasih tau kamu,setelah selesai fitting baju langsung ke toko cincin ya sayang"

"Ga bisa nanti aja? Arkan ada urusan"

"Ini buat acara pernikahan kamu loh sayang, lagian lebih cepat lebih baik kan? "

Mau mengelak tapi arkan tidak mau mamanya merasakan sedih, jadi mau tidak mau arkan mengikuti perkataan tania.

"Cepet jalannya, jangan kaya keong, mamah nyuruh kita ke tempat cincin"

"Sabar"

"Cepet, gue mau ketemu sama Bianca"

"Belum nikah aja, lo udah nyakitin hati gue ar" Ucap hati Kirana

***

Selesai dengan masalah cincin, arkan menurunkan Kirana di tengah jalan.

"Lo pulang sendiri, Bianca udah sekitar sini"

"Kalau lo ga bawa duit, ini buat lo pulang" Kata arkan sambil mengeluarkan beberapa lembar uang untuk dia kasih pada Kirana.

"Ga usah, gue masih mampu pulang pake uang gue sendiri"

"Bagus kalau gitu, gausah nyusahin gue"

Setelah mengatakan kata kata yang mampu membuat hati Kirana sakit arkan meninggalkannya di samping jalan raya demi menemui Bianca, sahabat nya yaitu kekasih arkan.

Bohong, Kirana bohong, bahkan dia tidak membawa uang sepeserpun, membawa handphone pun tidak karena tadi dia buru buru untuk berangkat.

Menelusuri jalan raya dengan kedua kakinya dengan matahari yang semakin lama semakin tenggelam, Kirana memutuskan untuk berhenti sebentar menghilangkan rasa capenya.

TIN TIN

"KIRANA"

"Leon? "

"Ngapain lo sendirian di pinggir jalan? Kaya gembel aja"

"Enak ajA, gue tadi abis jalan jalan aja sih, dan sekarang gue mau pulang" Bohong Kirana

"Emmh, udah mau magrib, mendingan lo ikut gue, gue anter ke rumah, sambil mau nganterin ini buat bunda calista" Tunjuk Leon pada feperbag yang menggantung di stang motonya

"Dari mamih, tadi mamih nitip ini"

Leon tidak melihat orang tang tadi dia ajak ngobrol.

"Kemana tu gembel? "

"GAS" ucap Kirana sambil memukul pundak Leon

"ANYING"

yang membuat sang empu kaget, orang yang di cari oleh Leon ternyata sudah duduk manis di jok penumpang.

"CEPET, GUE CAPE NI MANG"

"mang, mang di kira gue tukang ojek apa? "

***

Vote, komen, ikuti akun Author nya thanks 👌🏻

Bagaimana hari ini? حيث تعيش القصص. اكتشف الآن