3

2.5K 153 5
                                    

Johanna sedang meminta pelayan mewarnai kukunya saat Isaiah datang dengan langkah lebarnya. Dia berdiri di depan Johanna yang sedang memandangnya dengan tidak senang. Seolah tahu kalau Isaiah datang bukan untuk memberikannya kabar yang menggembirakan.

"Katakan," perintah Johanna. Tidak ingin menunda apa yang akan membuatnya kesal.

"Saya berhasil menghancurkan toko yang anda minta. Saya menyewa beberapa preman dan tidak ada yang tersisa dari toko itu. Bahkan seluruh barangnya sudah tidak bebentuk dan tidak dapat dijual lagi."

"Lalu kabar buruknya?" wajah Johanna dingin.

"Pagi ini saya mendengar kalau kepala keluarga Stewart mendatangi tuan Leonard. Meminta bantuannya atas musibah itu. Mereka bahkan mengobrol sangat panjang dan membahas masalalu. Dan tidak lama setelah kepala keluarga Stewart meninggalkan perusahaan tuan Leonard, kabar bahwa tuan Leonard membeli sebuah toko yang lebih mewah di pusat kota terdengar. Toko itu akan diberikan pada Hattie Stewart. Nama pemiliknya sudah diganti menjadi nama Hattie Stewart."

Johanna meremas tangannya yang ada di lengan sofa. Dia menunjukkan keterdiaman beberapa saat sampai sebuah gelas melayang ke lantai, gelas cantik itu berubah menjadi pecahan kecil dan menumpahkan juga jus jeruk yang ada di gelas tersebut.

Pelayan segera menjauh dengan kepala menunduk dalam.

Semua orang tidak ada yang berani menantang pandangan Johanna saat ini. Seolah segalanya menjadi buram dan langit di atas kepalanya menjadi begitu mendung. Leonard benar-benar hukuman dari neraka untuknya. Pria itu selalu memiliki seribu cara untuk membuat Johanna gagal dalam melakukan apa yang diinginkannya. Kalau saja dia tidak mencintainya, kalau saja dia bisa merenggut jantungnya yang berdetak untuknya. Johanna lebih suka membenci keparat itu dari pada mencintainya.

Seorang pelayan datang mendekat. "Nona Muda, seseorang baru saja datang mengatakan kalau tuan Acosta ingin mengajak makan malam anda. Apakah anda bersedia?"

"Apa yang akan dia lakukan mengajak makan malam? Meminta maaf karena dia merusak rencana besarku?" Johanna berdecih. Berangan dengan mata terbuka sungguh membuat dia ingin mengejek dirinya sendiri. Pria yang tidak akan pernah merasa bersalah itu bagaimana mungkin meminta maaf.

Pertemuan yang direncanakan Leonard tidak pernah memiliki titik baiknya. Selalu ada luka yang ditorehkan dan selalu ada duka yang diciptakan. Seolah itu sudah menjadi kutukan bagi pertemuan mereka berdua. Karena keduanya berjalan di sisi yang berbeda.

Leonard sibuk dengan perasaannya yang masih ada pada kekasihnya yang sudah lama meninggal. Pria itu terlalu memuja gadis Stewart itu sampai dia tidak membutuhkan orang lain menghalangi pandangannya dari cinta buta tersebut. Bahkan sosok sempurna seperti Johanna seolah bagai krikil usang di hadapannya. Memberikan Leonard rasa sakit kepala dan bukannya bahagia.

Bukan salah Johanna wanita tidak berguna itu mati muda, tapi seolah Johanna menjadi dalang utama kematian wanita itu. Karena setiap Leonard menatapnya, selalu ada kebencian di matanya. Seolah meninggalnya wanita itu disebabkan oleh Leonard.

Tapi wanita itu jelas-jelas meninggal karena penyakit jantungnya. Jelas-jelas meninggal karena terlalu lemah dan meninggal dalam keadaan menyedihkan. Karena tidak ada satu orang pun yang menemaninya saat dia menghembuskan napas terakhirnya.

Leonard sibuk bekerja. Keluarganya sibuk dengan pesta ulang tahun yang coba dibuat untuknya. Pada akhirnya dia pergi sendirian dan seolah tidak diinginkan. Semua orang menyesalinya, dan mungkin termasuk Leonard. Karena sejak kematian Rachel, pria itu seolah tidak memiliki semangat lagi dalam menjalani hidupnya.

Lalu bom waktu dijatuhkan orangtua Leonard, pertunangannya dengan Johanna diumumkan tanpa sepengetahuannya. Itu membuatnya marah besar dan bahkan meminta Johanna menolak pertunangan itu. Karena Leonard tidak bisa melakukannya sendiri.

Sayangnya, cinta buta Johanna membawa gadis itu dengan sengaja mengatakan dia tidak berani melakukannya. Dia takut ayahnya akan marah. Dimulai sejak saat itu, Leonard menganggapnya musuh bagi dirinya. Seolah segala kesalahan dalam hidup Leonard, Johanna terlibat di dalamnya. Itu sungguh omong kosong yang tidak menyenangkan untuk diketahui. Tapi Leonard tidak pernah menyembunyikan kebenciannya jadi Johanna tetap tahu.

Jadi sekarang Leonard ingin bertemu dengannya, makan malam bersama. Johanna tidak yakin, tapi pasti bom waktu akan dilemparkan ke depannya. Apa pun itu, Johanna siap menghadapinya. Karena dia sendiri mulai lelah. Jatuh cinta sendirian, sangat tidak menyenangkan.

"Anda akan pergi, Nona Muda? Pengantar pesan sudah menunggu."

Johanna memberikan anggukan. Pelayan itu kemudian pergi.

Johanna melirik pelayan pribadinya yang masih berdiri diam di sisi Isaiah. Mereka tampaknya tidak akan mendekat selama Johanna tidak memintanya. Dua orang yang berdiri itu yang selama ini diandalkan Johanna. Keduanya yang paling mengerti seperti apa Johanna bertindak. "Mara," sebut Johanna.

Mendengar namanya dipanggil, pelayan itu mendekat. Berdiri di depan Johanna. "Saya, Nona."

"Cari gaun untukku makan malam. Lebih sederhana lebih baik. Jangan gemerlapan. Biasa saja."

"Saya akan segera kembali membawakan anda gaunnya."

Johanna mengangguk. Kemudian dia menatap Isaiah. "Isa, lakukan sesuatu untukku."

"Ya, Nona?"

"Aku membutuhkan obat. untuk membuat napsu naik. Lebih cepat bereaksi lebih baik. Dapatkan di pasar gelap. Mereka biasanya menyediakan hal seperti itu. Dan ingat, pakai nama samaran yang terakhir. Itu lebih baik."

"Mengerti, Nona. Saya akan segera mendapatkannya untuk anda."

Johanna mengibaskan tangannya kemudian. Dia kembali bersandar di sofa dan coba menikmati waktu tenangnya hanya untuk kembali diusik oleh kemarahannya pada bajingan Leonard itu. Dia pasti akan membuatnya membayar.

Sleep With Fiance (RAB)Where stories live. Discover now