29 Waterfall
.
“Kapan kami bisa bertemu dengan ratu Lily?”
Ruangan itu tampak sunyi dari suara untuk beberapa saat, meski di dalamnya terdapat dua orang pria dewasa saling duduk di kursi masing-masing dan berhadapan.
Aldric nama akrabnya atau yang lebih sering dipanggil dengan sebutan Pangeran Korvin menunggu dengan serius jawaban atas pertanyaannya pada Lucian.
Mengenai nama Aldric, ia sering dipanggil seperti itu oleh orang terdekatnya atau keluarga. Namun, hingga hari ini nama itu tak pernah disebutkan lagi.
“Malam ini aku akan mengirimkan seseorang untuk bertemu dengan kakak ku, untuk bertanya kapan kita bisa menemuinya.”
“Apakah orang itu akan kembali secepatnya?”,
“Tentu, Yang Mulia. Kami adalah penyihir, perjalanan jauh bukanlah masalah besar bagi kami.”
“Aku akan menunggu kabar itu besok.”
Lucian mengangguk kecil. Di belahan jari telunjuk dan jari tengahnya terdapat cerutu yang mengeluarkan aroma tembakau, mengisi ruangan tersebut dengan asap cerutu.
“Mengenai Pangeran Lexin, apa yang akan Anda lakukan dengannya? Bukankah, Anda sekarang adalah buronan Kerajaan Oleander?”
Pangeran Korvin menatap Lucian, pemimpin Penyihir Cahaya, dengan penuh pertimbangan. "Pangeran Lexin telah melakukan kejahatan yang tidak dapat diabaikan," ucapnya dengan suara yang tegar namun juga penuh penyesalan.
"Meskipun saya sekarang menjadi buronan Kerajaan Oleander, hal itu tidak akan menghalangi saya untuk menegakkan keadilan." Korvin mengambil nafas dalam-dalam sejenak sebelum melanjutkan, "Penggelapan dana, korupsi, dan kerja paksa yang dilakukan oleh Pangeran Lexin tanpa sepengetahuan Raja Oleander adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat dan jabatan yang diberikan kepadanya."
Korvin kemudian menyingkap kebusukan yang lebih dalam lagi, "Tapi ada lagi, seperti yang kau katakan barusan bahwa ibu dari Pangeran Lexin, selir ketiga, telah melakukan tindakan tercela yang tak termaafkan."
"Dia meminta seorang penyihir untuk melemparkan kutukan mematikan terhadap saya," ucap Korvin, matanya menyiratkan kesedihan yang dalam. "Dan saya, akibat dari kutukan itu, telah kehilangan pangkat putra mahkota dan diasingkan oleh pihak Kerajaan Oleander."
"Dalam kondisi ini, saya harus bertindak bijak dan cerdas," lanjutnya dengan tekad yang tak tergoyahkan. "Saya akan menggunakan waktu ini untuk membangun rencana yang matang untuk mengembalikan nama baik saya, dan menyelidiki secara rahasia tindakan korupsi Pangeran Lexin."
Pangeran Korvin menatap Lucian serius. “Penyihir Cahaya yang memiliki tugas untuk membantu manusia, apakah kalian dapat membantuku?”
Hembusan asap keluar dari mulut Lucian. Bibirnya tertarik. “Sudah menjadi kewajiban kami. Saya akan mengikuti rencana Anda selama itu baik, Yang Mulia.”
Bibir Pangeran Korvin ikut tersenyum, beberapa gagasan ide dan rencana perlahan tersusun di kepalanya.
Pangeran Korvin menegakan posisi duduknya, asap cerutu masih mengelilinginya seperti awan yang merayapi.
"Lucian, bisakah kau kirimkan orang-orang mu untuk memata-matai Pangeran Lexin dan istana utama Oleander," ucapnya dengan suara rendah, namun penuh dengan tekad.
Lucian, pemimpin Penyihir Cahaya, mengangguk serius. "Tentu, Yang Mulia. Jika Anda mau, malam ini dua orang bisa berangkat ke sana."
"Minta mata-mata untuk mengumpulkan segala bukti kejahatan Pangeran Lexin, serta melihat kondisi kerajaan Oleander saat ini!" tambah Korvin, matanya menatap ke arah jendela yang terang di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Prince
FantasySemenjak Eirlys Demetria bekerja di Istana sebagai seorang pelayan, ia selalu dibuat penasaran dengan wajah sang pangeran yang seringkali diperbincangkan oleh seluruh orang-orang di Istana. Banyak yang mengatakan bahwa pangeran Korvin memiliki waj...