30. How to...?

4.5K 397 15
                                    

30 How to… ?

.

Lucian tersenyum tipis, mencoba menahan tawa saat menanggapi Aldric dengan serius, "Sepertinya Anda perlu belajar, Yang Mulia."

Aldric yang berusaha mengubah topik pembicaraan menatap Lucian bingung. “Belajar tentang apa?”

“Hm… membuat wanita hamil,” balas Lucian dengan nada ringan.

Aldric terkejut sejenak sebelum akhirnya tersenyum malu. “Ah, saya... saya lihat.” ia merasa semakin canggung dengan topik yang diangkat.

“Mungkin Anda sebaiknya membaca beberapa buku. Saya memiliki beberapa di perpustakaan saya,” tawar Lucian, mencoba membantu Aldric melewati situasi yang kikuk ini.

“Apa? Anda memiliki buku tentang itu?” Aldric masih terlihat sedikit tercengang.

“Tentu saja. Banyak hal yang bisa dipelajari dari buku-buku itu,” jawab Lucian dengan santai. “Mengapa tidak Anda kunjungi perpustakaan saya nanti? Saya yakin Anda akan menemukan informasi yang berguna.”

Aldric mengangguk cepat, mencoba menutup rasa malunya. “Baiklah, itu... itu mungkin ide yang baik. Terima kasih, Lucian.”

Lucian mengangguk sambil tersenyum, “Tidak masalah. Saya selalu senang membantu.”

Suasana di ruangan tersebut mulai mencair, kecanggungan diantara keduanya perlahan pupus. Beberapa kali Aldric menanggapi pembahasan mengenai penyihir cahaya dari mulut Lucian. Banyak sekali hal yang ternyata belum ia ketahui, padahal ia sangat suka membaca. Bahkan hal remeh seperti pendidikan seksual, Aldric tak pernah menyentuh buku-buku yang membahas hal tersebut.

“Maaf jika pertanyaan saya lancang, apakah sebelumnya Anda pernah bermimpi basah? Biasanya pria akan mengalami hal itu di masa remaja.”

“Mimpi basah? Mimpi seperti apa itu, Lucian?”

Lucian tampak tercengang, tak menyangka rupanya Pangeran Korvin begitu polos. Ia berdehem dan menjelaskan dengan santai dibuat-buat, “Mimpi basah adalah pengalaman di mana pria mengalami orgasme dan ejakulasi saat tidur, tanpa disengaja. Ini biasanya terjadi pada masa pubertas atau remaja, ketika hormon seksual sedang aktif.”

Aldric menarik nafas lega, seakan menemukan jawaban atas pertanyaannya yang tak terungkap selama ini. “Oh, saya mengerti. Tidak, saya tidak pernah mengalami hal seperti itu.”

Lucian menatap Aldric dengan tatapan yang penuh pengertian, walu tak yakin dengan jawaban Pangeran Korvin. “Tidak apa-apa, Yang Mulia. Seperti yang saya katakan, itu adalah pengalaman yang umum.”

Namun, Aldric merasa ada sesuatu yang terganjal di pikirannya. Setelah beberapa saat terdiam, ia akhirnya memutuskan untuk berbagi dengan Lucian. “Sebenarnya, saya... saya pernah mengalami mimpi seperti itu.”

Lucian mengangguk, memberikan Aldric kesempatan untuk berbagi lebih lanjut. “Apa yang terjadi dalam mimpi itu, Yang Mulia? Jika Anda merasa nyaman untuk bercerita, saya mendengarkan.”

Aldric merasa canggung, tapi ia memutuskan untuk melanjutkan, “Saya bermimpi tentang... seorang wanita. Kami berada di padang rumput yang luas, di bawah langit yang penuh bintang. Dan... dan segalanya terasa begitu nyata. Saya merasa... merasa sangat dekat dengannya.”

Wajah Aldric memerah, ia merasa malu menceritakan detail mimpi basahnya kepada Lucian. “Saya... saya tidak tahu apa yang harus saya pikirkan tentang itu.”

Lucian tersenyum. Bibirnya berkedut menahan tawa, “Itu adalah hal yang normal, Yang Mulia. Mimpi basah adalah bagian dari perkembangan alami sebagai pria. Tidak ada yang perlu Anda khawatirkan.”

Cursed PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang