24

75 13 0
                                    

Maniknya hanya menatap dengan kebingungan pada tampilan dinding hitam di depannya. Hingga suara dingin milik seseorang yang tiba-tiba terdengar dengan cepat membuat tubuh Hyunjin berputar.

"Bagaimana, apa kau menyukai hasil yang ku lakukan padanya?".

Tepat di belakangnya, siluet So Hyunjin tengah duduk pada sofa putih dengan tangan yang berada di depan dadanya. Raut wajah pemuda So yang memperlihatkan senyuman seringai dan perkataan yang baru saja didengarnya menyadarkan Hyunjin akan kemarahan yang ada di dalam dirinya.

Tanpa berbicara, Hyunjin melangkah cepat dan begitu saja mencengkram kuat pakaian So Hyunjin. Kilatan mata pemuda Hwang itu dengan jelas memperlihatkan besarnya kemarahan di dalam dirinya.

"Apa yang sebenarnya kau ingin?! BAGAIMANA BISA KAU MELAKUKAN ITU PADANYA, SO HYUNJIN?!".

Meski mendapatkan teriakan dan cengkraman yang menjadi lebih kuat pada dirinya, So Hyunjin tetap diam dengan senyuman di wajahnya. Reaksi yang sangat tidak biasa dilakukan oleh pemuda So itu.

Mengetahui jika pemuda di hadapannya hanya diam, kemarahan di dalam diri Hyunjin menjadi lebih besar. Tangannya mulai bergerak untuk memberikan pukulan pada wajah yang sangat serupa dengannya itu, hanya saja, gerakan So Hyunjin yang lebih cepat berhasil menghentikan pergerakannya.

Menghilangkan senyuman pada wajahnya, So Hyunjin akhirnya berbicara. "Seharusnya kau memahami peringatan yang ku berikan padamu! Tetapi, kau justru mengabaikannya! Aku tidak akan menyentuh milikmu jika saja kau tidak menyentuh milikku terlebih dahulu, Tuan Hwang! Bukankah, itu kesepakatan yang kita lakukan?!".

Hyunjin diam, perkataan So Hyunjin menjadi potongan puzzle yang begitu saja melelahkan pikirannya. Pemuda Hwang itu dibuat tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh pemuda So di hadapannya.

Menyadari adanya raut kebingungan pada wajah tampan di hadapannya, So Hyunjin kembali berkata. "Aku sudah memperingatimu untuk tidak mendekati psikiater itu! Tetapi, dengan berani kau justru menciumnya! Kau menyentuh milikku, Hwang! Jadi, aku juga harus melakukan hal yang sama pada milikmu!".

Mendengarnya, manik Hyunjin sedikit membulat. Bagaimana bisa dirinya tidak mengingat jika pemuda So di hadapannya saat ini memiliki minat pada psikiater berbintik tampan itu.

...

"Oh dokter Lee, dia terbangun".

Perkataan Changbin dengan suara antusiasnya membawa Felix yang tengah duduk di sofa yang cukup berjarak bergerak dengan cepat untuk mendekati.

Senyuman terlihat pada wajah milik kedua pemuda tampan itu saat manik Hyunjin telah terbuka sempurna.

"Hyunjin, kau bisa mendengarkan ku?" Felix mulai berbicara "katakan apa yang kau rasakan saat ini?".

Mendengar itu, Hyunjin memfokuskan netranya pada si pemilik suara. Dirinya dapat melihat psikiater tampan itu dengan jelas memberikan wajah yang dipenuhi dengan kekhawatiran. Hal sama yang diberikan oleh pemuda Seo yang berada di sebelahnya.

Perlahan mengambil duduknya, Hyunjin mendapatkan bantuan cepat oleh kedua pemuda yang sangat mencemaskannya. Changbin bahkan dengan cepat juga memberikan air untuk diminum oleh Tuannya.

"Terimakasih, hyung" ucap Hyunjin, yang berhasil menghadirkan perasaan lega pada diri pemuda Seo.

Menghela nafasnya, Felix kembali berbicara. "Apa kau merasakan rasa sakit pada kepalamu?" Tanyanya.

Menatap Felix, Hyunjin tidak segera menjawab. Wajah pemuda Lee itu membuat pemuda Hwang mengingat perkataan-perkataan So Hyunjin kepada dirinya.

"Menjauh lah darinya, Hwang! Dan aku tidak akan mendekati pemuda bodoh mu itu lagi!".

IAM YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang