Chapter 2

19.8K 726 28
                                    

Pukul setengah tiga sore, Audrey dan Rachel datang kerumahku. Aku membuka pintu dan melihat dua sahabatku. Mereka berdua langsung masuk dan berlari ke dapur. Aku hanya bisa memutar kedua bola mataku sambil menutup pintu. Aku mengikuti mereka ke dapur dan mereka sudah duduk dengan botol air mineral dingin di tangan masing-masing. Audrey dan Rachel memandangku dengan tatapan aneh.

"Apa?" tanyaku, sebab merasa bahwa mereka menyimpan sesuatu dariku.

"Apa yang terjadi semalam?" tanya Rachel.

"Maksudmu?"

"Charles mengatakan pada kami kalau kau menginap dengan Drave. Siapa Drave? Kekasih barumu? Kau tidak mengatakan apapun pada kami!"

Wajahku terasa memanas karena merasa malu. "Bukan, dia bukan kekasih baruku. Dia hanya tetanggaku."

"Apa?! Kau tidur dengan tetanggamu?!" Audrey dan Rachel berdiri di depanku dengan ekspresi terkejut bukan main.

"Aku hanya tertidur di kamarnya, lagi pula kami tidak melakukan apa-apa. Aku bahkan tidak tahu apakah semalam dia berada di kamar atau tidak. Tapi, sepertinya tidak ... atau iya. Ah! Aku tidak tahu," ujarku sambil mengedikkan bahu.

Audrey dan Rachel saling memandang, kemudian memandangku lagi. Aku menyilangkan kedua tanganku di depan dada. Tiba-tiba, mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku.

Dari pada berdiam di dapur, aku segera mengajak mereka berdua ke kamarku. Audrey dan Rachel mengikuti sambil membawa tas serta barang-barang mereka.

Hari Sabtu dan Minggu aku habiskan dengan Audrey dan Rachel. Sabtu malam, aku dan Rachel pergi ke rumah Audrey untuk menginap karena keluarga Audrey mengadakan pesta BBQ. Pada hari Minggu, kami semua melakukan apa yang biasa gadis-gadis lakukan. Pergi ke pusat perbelanjaan, membeli pakaian, makan, menonton film di bioskop, dan lain-lain.

Sepanjang hari, Audrey dan Rachel terus saja bertanya mengenai Drave. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan mereka karena aku pun tidak tahu menahu mengenai Drave, apalagi keluarganya.

Kami bertiga berpisah ketika malam tiba. Audrey dan Rachel pergi bersama setelah mereka mengantarku pulang ke rumah.

"Sampai jumpa besok di sekolah!"

Mobil Rachel menghilang setelah berbelok ke kanan. Aku masuk ke dalam rumah dan menemukan Mama dengan Jessica sedang mengobrol di ruang tamu ditemani dengan teh dan makanan ringan. Aku menyapa Jessica dan pergi ke kamarku. Dengan segera aku mandi dan membersihkan diri. Setelahnya, aku tertidur karena terlalu lelah.

"Lindy! Bangun! Kau akan terlambat karena ini sudah pukul tujuh!" teriak Charles di telingaku.

Aku bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi dengan langkah malas. Rambutku masih berantakan dan mataku belum sepenuhnya terbuka. Tapi, aku harus cepat karena Charles akan meninggalkanku tanpa mengantarku ke sekolah jika aku tidak cekatan. Aku menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit untuk membasuh dan membersihkan seluruh tubuhku. Dengan handuk yang menutupi tubuhku, aku berjalan ke walk-in-closet dan mengambil celana panjang hitam , kaus hitam, jaket abu-abu, dan sepatu kets abu-abu. Aku segera mengambil tasku dan ponselku.

Di dapur, Charles sudah menikmati sepiring panekuk dengan potongan buah. Aku mengambil makanan yang sama dan segelas jus jeruk. Tak butuh waktu lama, makanan dan jus jerukku telah habis.

"Ayo berangkat!" Charles mengambil kunci mobil.

Tunggu....

"Hei, Charles, bukannya kuliahmu di luar kota?! Kau tidak kembali ke sana?"

Charles tertawa. "Apa aku lupa memberi tahumu? Keajaiban terjadi dan Papa bisa membuatku pindah untuk kuliah di sini. Hebatnya lagi, aku tidak perlu mengulang dari awal, jadi aku dihitung seperti mahasiswa pindahan," jelasnya sambil tersenyum lebar.

Blood Sucker (SEDANG DIREVISI)Where stories live. Discover now