Chapter 14

6.6K 306 13
                                    

Chapter 14  

“Hello, darling….”

Jelas sekali suara diseberang sana. Hampir terdengar seperti Trent namun lebih berat. Aku menatap semua orang disini dan mereka hanya diam. “Hello? Where’s my friends?” Trevor tertawa licik lalu terdengar teriakan Audrey dan Rachel memanggil namaku.

“LINDYYYY!!!!!!” teriak mereka berdua.

“Oh my God!!!! What did you do?? Let them go!!!!”

“Don’t worry, your friends are fine with me. But…..” Trevor terdiam.

“But what?!!! Don’t you dare to touch them or I will-“

“What will you do huh? Hahaha you’re just a weak human!” ucapnya.

William hendak merampas handphone namun Drave menahannya dan memberi kode agar aku terus berbicara dan menyuruh semuanya diam.

“Meet me tomorrow at midnight, I’ll be in the lake in woods of Drave’s mansion. And you have to come alone. If I find any sign of vampires, I will kill your friends. And tell Drave, to let me come into the woods.”

“You’re not,” ucap Drave berbisik.

“Okay, I’ll come.”

“See you Lindy,”

Dengan itu telefon putus.Sontak wajah semua orang kaget, terutama Drave. Kedua matanya membesar dan mulutnya seperti terbuka, jelas sekali ia kaget. William segera pergi entah kemana. Aku duduk di sofa dan menutup wajahku dengan kedua tanganku.

“Why would you do that? He’s a danger Lindy. He can hurt you if you come!” Drave duduk disebelahku.

“But what about my best friends? They need me, if I don’t come he’ll kill them,” Aku beranjak dari sofa dan menuju tangga ke lantai dua. Drave mengikuti dari belakang.

“I know I know, but you don’t have to risk your own self baby,”

“I don’t know Drave. Can we just talk about it tomorrow? Cause I’m tired,” Aku membuka pintu kamar dan masuk ke dalam. Lalu aku duduk ditempat tidur dan melepas sepatuku. Drave segera mengganti baju didalam kamar mandi. Tak lama ia keluar.

“Do you need anything right now?” tanyanya.

“Ummmmmm, maybe a glass of milk?”

“Okay, be right backkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk,” Drave keluar dari kamar. Aku mengganti pakaianku dengan pajama. Tak lama Drave datang membawa segelas susu hangat. Ia memberikanku dan aku langsung meminumnya.

“Let’s sleep,” kata Drave. Kemudian aku menaruh gelas kosong diatas meja. Lalu aku berbaring dan menyelimuti diriku sampai menutupi seluruh tubuh. Drave juga melakukan hal yang sama. Kini ia berbaring disampingku dengan tangannya yang melingkar ditubuhku.

Aku dan Drave hanya diam. Tersesat didalam pikiran masing-masing. Aku tau Drave belum tidur. Akupun tidak bias tidur sama sekali. Rasanya tidak ada kantuk yang datang pada saat seperti ini. Dan lagi-lagi aku memikirkan bagaimana kedua sahabatku disana.

Apakah mereka tidur ditempat yang layak? Apakah mereka diberi makan supaya tidak mati kelaparan? Apakah mereka diberi selimut agar tidak kedinginan di suhu yang seperti ini? Memikirkannya saja membuat air mataku terbentuk dan jatuh.

“Babe?”

“Hmmm?” hanya suara itu saja yang dapat aku keluarkan.

Drave mendekatkan tubuhnya lalu berbisik. “You don’t have to worry, we’ll be able to take Audrey and Rachel home.” Katanya.

Blood Sucker (SEDANG DIREVISI)Where stories live. Discover now