Chapter 9

9.1K 386 15
                                    

Chapter 9

~ Lindy's POV ~

Suara alarm berbunyi nyaring dikamarku. Aku bangun dan mematikan alarmku. Jam masih menunjukkan pukul 7:10. Harum makanan yang dimasak tercium sampai kamarku. Aku segera mandi dan setelah selesai, aku langsung menuju dapur dimana mamaku sedang memasak sarapan.

Charles dan papa sudah duduk di meja makan dan meminum teh mereka. Aku ikut membantu mama memasak. Setelah selesai, aku memakan bagianku dan duduk di samping Charles. Tepat tiga puluh menit sebelum sekolah mulai, aku berangkat bersama Charles. Langit hari ini mendung, tetapi dari tadi tidak turun hujan.

"Okay, good bye Lindy!"

Mobil Charles melaju pergi. Aku masuk ke dalam gedung sekolah dan langsung menuju ke lockerku. Entah kenapa suasana sekolah tampak berbeda hari ini. "LINDY!!!!!" Audrey dan Rachel berlari dan menghampiriku. Wajah mereka tampak shock.

"Hey guys, ada apa ini?"

"Do you know Trent Warren?!" tanya Rachel.

Aku mengangguk, masih bingung dengan tingkah mereka berdua.

"Trent dikeluarkan dari sekolah!" kata Audrey.

"WHAT?! HOW?!"

Audrey dan Rachel menarikku kearah toilet wanita. Dan disana mereka berdua bercerita kalau dua hari yang lalu, Trent berkelahi dengan ketua football sekolah. Trent hanya menderita memar di sekitar wajahnya. Sedangkan ketua football, sekarang sedang dirawat dirumah sakit dan parahnya dia koma.

Rachel bercerita kalau sang ketua football pingsan saat berkelahi. Dua tulang rusuknya patah, wajahnya memar dan bahkan sampai berdarah. Dan sampai sekarang ketua football belum bangun dari koma. Pantas saja Trent dikeluarkan dari sekolah. Dia hampir membunuh ketua football. Damn that was crazy.

"I can't believe....Trent,"

"I don't believe the rumour at first, but I saw our football leader in the hospital and then....bam! I believe that Trent did this," kata Rachel.

Trent? Aku masih kurang percaya dengan apa yang aku dengar. Padahal baru saja kemarin Trent menghabiskan waktu bersamaku. Dia terlihat biasa saja, seperti tidak ada apa-apa yang terjadi selama ini. Dan yang aku tau Trent anak yang baik dan dia juga pintar. Aku tak pernah tau kalau ternyata Trent seperti ini.

Dan selama ini Trent sangat baik padaku, dia selalu bercerita denganku kalau terjadi apa-apa. I need to meet him. Soon. Bel tanda masuk kelas berbunyi, aku dan kedua sahabatku keluar dari toilet dan menuju kelas masing-masing. Dikelas matematika, aku duduk disebelah William karena kebetulan kita sekelas.

"Hey Will!" Aku berbisik pada William.

"Yeah?"

"Did you hear the news about Trent yet?"

"I did, and actually I believe them,"

Kedua mataku membesar. "What? Why you believe them so easily?"

"That's the truth and fact, so I believe them,"

"Hell yeah,"

"MS.PIERCE AND MR.KNIGHT? ARE YOU TWO ALRIGHT?"

Crap! Guru matematikaku memandang kearah kami berdua. Aku dan William saling memandang lalu mengangguk. "We're fine, I was just asking her to give me a pencil, cause I....kinda forget to bring it," Guru matematika mengangguk tandanya ia mengerti kenapa aku dan William berbicara dalam kelas.

Aku tidak bisa memperhatikan guru matematika karena pikiranku sudah melayang jauh. Aku memikirkan Trent. William sedari tadi memandangku tapi aku membalasnya dengan tatapan what-the-hell. William hanya menggelengkan kepalanya.

Blood Sucker (SEDANG DIREVISI)Where stories live. Discover now