Chapter 3

14.5K 588 6
                                    

Bip. Bip. Bip. Bip.

Suara alarm berbunyi begitu keras dari ponselku. Tanpa membuka mata, aku mencoba meraba tempat tidurku. Aku segera mematikan alarm lalu kembali tidur. Sungguh, aku tidak tidur dengan nyenyak semalam karena mimpi yang sama terus berulang hingga aku hafal betul bagaimana alur mimpi itu.

Kurang lebih setengah jam kemudian, alarm kembali berbunyi. Aku melakukan hal yang sama dengan setengah jam yang lalu. Mematikan alarm dan tidur kembali.

"Lindy?" suara Charles membangunkanku. "Kau tidak sekolah? Sekarang sudah pukul setengah delapan."

"Please, untuk hari ini biarkan aku bolos sekolah."

"Kau kenapa?"

Aku memposisikan tubuhku menjadi setengah duduk dengan meletakkan dua bantal di punggungku. "Aku merasa tidak enak badan."

"Lindy? Ada apa, Sayang?" Mama muncul dari balik tubuh Charles. Dia menghampiriku dengan wajah khawatir. Dirabanya keningku dengan punggung tangannya.

"Aku tidak demam, Ma. Hanya saja kepalaku sangat pusing. Semalam aku tidak bisa tidur dengan nyenyak," jelasku pada Mama. Aku tidak bohong kali ini, aku benar-benar merasa pusing. "Apa boleh aku tidak masuk sekolah untuk hari ini saja, Ma?"

Mama mengangguk. "Ya, kau beristirahat saja di rumah. Tapi, apa tidak apa kau sendirian?"

"Tidak apa, Ma. I'll be fine."

Mama mencium keningku lalu keluar dari kamar. Charles mengekor pada Mama tanpa mengatakan apapun padaku. 

Kepalaku sakit kembali. Sambil memegang kedua sisi kepalaku, aku berpikir mengenai mimpi itu. Apa maksud dari mimpi-mimpiku? Menapa selalu mimpi yang sama? Dan siapa sebenarnya orang yang berada di mimpiku?

Tidak masuk sekolah dan memilih untuk sendirian di rumah ternyata tidak membantu menyegarkan pikiranku. Selama seharian juga aku hanya berbaring, menonton televisi dan makan. 

Audrey dan Rachel tentu saja mengirim banyak pesan sejak tadi pagi menanyakan keadaanku. Mereka mengira ada suatu hal buruk terjadi padaku. Jadi, aku segera menjelaskan pada mereka bahwa aku baik-baik saja dan tidak perlu dijenguk.

Seharian ini aku hanya berbaring di tempat tidur. Sungguh tidak ada hal lain yang ingin aku lakukan selain mencoba tidur dengan tenang.

Hingga sore hari, aku mendengar suara Charles memanggil namaku. Tentu saja dia langsung berjalan menghampiriku sebab aku mendengar suara langkah kakinya semakin mendekat.

"Kau baik-baik saja?" Charles muncul dengan sebuah tas plastik berisi camilan.

"Ya, hanya sedikit pusing," jawabku.

Charles melepaskan tas ranselnya, lalu meletakkan tas tersebut di atas meja. Dia bergabung denganku di tempat tidur sambil membuka salah satu makanan ringan yang dia bawa.

"Charles," panggilku.

"Ya?"

"Ada yang ingin aku tanyakan padamu, tapi pertanyaannya mungkin terdengar sedikit aneh."

Charles menatapku. "Apa? Tanyakan saja."

"Aku hanya ingin tahu, apakah vampire benar-benar ada di dunia ini?"

"Vampir?" Charles terdiam sejenak. "Tentu saja hal itu tidak ada. Mereka hanya ada dalam dongeng. Tapi...."

"Tapi?"

Charles menggeleng-gelengkan kepalanya lalu bangkit dari tempat tidurku. Dia berjalan menuju jendela, menyibakkan tirai untuk melihat pemandangan di luar. Kemudian dia menatapku dengan sebuah senyuman aneh.

Blood Sucker (SEDANG DIREVISI)Where stories live. Discover now