Tiga : Cause I'm Not Leaving On a Jet Plane

4.4K 492 15
                                    

"In order to be irreplaceable one must always be different."
Coco Chanel


Pagi hari sebelum Mischa pergi ke kantor, hal pertama yang ia lakukan adalah menyiapkan pakaian dan sarapan untuk Nate. Mulai dari pakaian dalam, kemeja, celana jeans, kaus kaki, jam tangan, sampai mengelap bersih sepatunya. Sarapan pagi ini hanya berupa beberapa tangkup roti dengan isi alpukat dan tuna dan Greek salad dengan banyak feta cheese. Setelah itu, ia akan pergi mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor, atau ke tempat meeting. Mereka tidak pernah mempermasalahkan acara makan bersama; sarapan, makan siang, atau pun makan malam. Yang penting, apa yang sudah menjadi tanggung jawab masing-masing berdasarkan perjanjian pernikahan mereka, sudah berjalan dengan baik.

Bebeda dengan Mischa, tugas Nate adalah menyiapkan kopi hangat, menyiram tanaman, dan mengambil majalah serta koran pagi. Suatu kegiatan yang tidak memerlukan banyak suara di pagi hari.

Mischa sudah pergi ke kamar mandi, sedangkan Nate masih belum bangun karena kemarin ia pulang jam tiga pagi, bonus harus terkunci setengah jam di luar karena ia lupa mengambil kunci apartemennya dari laci meja kantor. Mischa sudah tertidur, dan membangunkan Mischa yang tengah tertidur pulas sama saja membangunkan macan betina yang habis melahirkan.

Belasan kali menelepon ponsel serta rumah, baru akhirnya Mischa bangun sambil menatap sangar pada Nate.

Pagi ini Mischa masih kesal. Ia sengaja menjauhkan diri dari Nate yang telah mengganggu tidur lelapnya. Jika ia sudah kesal, ia akan memasukkan satu bahan makanan yang tidak disukai Nate, kali ini feta cheese.

Nate keluar dari kamar setelah duduk diam di kasur selama lima menit. Ia menuju meja makan, dan mengerutkan dahi ketika mengatahui sarapan apa yang tersaji di hadapannya. Ia melirik Mischa, kemudian menatap mangkuk salad, dan menghela napas. Hari ini ia memutuskan untuk menyeduh Peaberry si champagne dalam dunia kopi, anggun nan mahal. Setidaknya ia berharap jika Mischa tidak akan memberikannya makanan yang tidak ia sukai untuk dinner nanti. Satu bentuk sogokan tidak kentara.

"Mischa," panggilnya, dengan suara serak karena kurang tidur. "Kau mandi?" tanyanya ketika Mischa masuk ke kamar.

Tak ada jawaban, hanya ada suara air yang mengalir serta lagu klasik dari cd player di kamar Mischa. Nate kembali menghela napas pelan, berusaha maklum jika Mischa memang sengaja mengacuhkannya karena insiden pagi buta tadi.

Nate mengambil kaus putih dan celana pendek yang berada di lengan sofa, dan mengenakannya sambil berjalan ke pantry. Ia menyalakan coffee maker, menuang beberapa sendok kopi ke dalamnya, dan turun untuk mengambil koran miliknya, serta beberapa majalah langganan mereka.

Penghuni lobi tersenyum sopan saat memandangnya, ucapan selamat pagi pun terlontar sebagai pembuka rutinitas hari ini. Ia kembali naik untuk menikmati sarapan, Nate yakin saat ia kembali nanti, Mischa pasti sudah selesai mandi. Itu saat yang tepat untuk meminta maaf. Setelah kepala istrinya sudah basah dan berbau sampo.

Ia menunggu sambil duduk tenang di kursi, dua cangkir kopi panas sudah terhidang di atas meja. Semoga kopi pagi ini cocok dengan mood istrinya yang sedang tidak stabil.

"Kopi?" tawarnya, ketika ia melihat istrinya sudah kembali ke meja makan sambil sedikit meratakan hand cream yang tersisa di tangannya.

"Aku sedang membenci dirimu." Jawabnya.

"Aku tahu, aku minta maaf."

Nate menggaruk keningnya setelah mendengar apa yang diucapkan wanita di depannya itu. Ia tidak kaget jika Mischa mengatakan semuanya secara blak-blakan, hubungan keduanya sudah terlalu terbuka sampai-sampai tak peduli apakah perkataan dari masing-masing individu dapat melukai lawan bicaranya. Namun, Nate senang, ia lega karena Mischa mau bicara padanya meski hanya 'aku sedang membenci dirimu.'

Eat, Drink, and Be Married (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang