Empat : Life is Hard With You

3.9K 479 12
                                    

"I think there is beauty in everything. What 'normal' people perceive as ugly, I can usually see something of beauty in it."
—Alexander McQueen

Walk straight ahead, look straight ahead, walk to the beat, don't stop, don't pose, sharp turns, be confident. Itu adalah teknik dasar seorang model melenggang di atas catwalk. Main dengan cantik adalah kunci yang harus diterapkan seorang model untuk bisa mengambil hati para undangan yang kemungkinan besar akan membeli atau mengulas balik koleksi sang designer. Tak jarang para model mengkambing hitamkan model lain karena buruknya suatu pagelaran dengan alasan, bad blood. Bullying yang sering terjadi di backstage, adalah hal yang lumrah. Mischa bisa melihat hal itu pada setiap pagelaran busana di mana pun, dan pada model seterkenal apa pun. Banyak orang bilang si kuat menindas yang lemah, menjadikan dasar sebuah bullying itu muncul. Tapi menurutnya, hal itu tidak sepenuhnya benar, mereka hanya perlu kelompok untuk melakukan bullying. Entah kau kuat atau lemah, maupun kau terkenal atau so-so, dan biasanya ini adalah hal yang membuat seorang model bisa sukses karena bisa dengan baik membuktikan kemampuannya, atau malah depresi dan berujung bunuh diri.

Ia tidak pernah suka dengan teknik aktualisasi diri yang semacam ini, namun ia juga tidak mau menjadi pahlawan dengan membela atau melerai mereka. Ini masalah mereka, bukan masalahnya. Namun sebagai seorang illustrator, ia berhak membuat ilustrasi dari gaun yang mereka kenakan dengan, atau tanpa wajah model yang mengenakannya. Tentu Mischa tak perlu repot-repot membuat ilustrasi wajah dan karakteristik model A jika ia membencinya. Dan dunia fashion tahu kebiasaannya itu. 

If I'm not put your face on my canvas, that means I don't like you. Seperti itu lah.

Dunia fashion itu keras. Namun semuanya bisa berujung mudah jika kau mau menjual apa pun untuk beberapa orang berpengaruh di dalamnya. Pria atau wanita, tak jadi soal. Namun itu hanyalah satu dari jutaan cara yang bisa digunakan. Dan ia, lebih memilih menikahi Nate untuk bisa mempermudah karirnya.

Pria yang Mischa nikahi itu sedang duduk di meja makan sambil menikmati fish and chips yang barusan ia beli sepulang dari kantor. Nate melahap dua porsi, sedangkan Mischa sudah cukup kenyang menghabisakan setengah porsi dengan hanya melihat suaminya makan dengan lahap. Ia sudah tidak membencinya, karena Nate sudah memberikannya pekerjaan dengan bayaran yang menggiurkan.

Mischa akan membuat ilustrasi jacket cover untuk band yang Nate tangani, dengan bayaran dua ratus ribu dollar. Namanya tak murah, terlebih ini untuk suami, garis miring, investor hidupnya.

"Kau bisa buatkan ilustrasi untukku?" tanya Nate ketika Mischa baru saja menutup pintu apartemen, dan belum membuka sepatu.

"Untukmu?" beonya bingung.

"Ya, untuk single terbaru band-ku. Untuk CD jacket."

Ia memberikan kantung makanan kepada Nate, dan lantas membuka sepatu dengan cepat.

"Memang CD fisik masih laku? Kau punya tim untuk itu, kan? Kenapa harus aku?"

"Piringan hitam saja masih banyak di cari. Aku ingin hal yang segar, yang baru, dan belum pernah ku temukan sebelumnya."

"Sebentar... apa kau sudah menaruh seluruh barang-barangmu di kamarku?"

"Sudah."

"Sudah membuat kopi untukku?"

"Tentu."

"Sudah membayar semua tagihan bulan ini?"

"Aku sudah melakukan semuanya, semua hal yang harus ku lakukan menurut peraturan yang kita buat dengan baik. Kini aku hanya memintamu untuk menjawab pertanyaanku, apakah kau bisa membuatkan ilustrasi untukku?"

Eat, Drink, and Be Married (COMPLETE)Where stories live. Discover now