ENAM : We Better Not Talk For Now

3.3K 436 6
                                    



Sudah ada satu kotak besar chicken wings di hadapan Mischa. Teman-temannya itu benar-benar memesan chiken wings untuk girls night out mereka. Namun bukan itu saja, kini Wendy sedang menelepon lagi untuk memesan pizza blanca, sedangkan Becka mengeluarkan bir kesukaan mereka dari lemari sambil menggoyangkan badan, seirama dengan lagu yang berdentum di apartemen kecil milik Wendy. Kelakuan dan kebiasaan mereka yang tidak pernah berubah sejak jaman kuliah dulu membuat Mischa bisa relaks setelah minggu panjang dengan mum.

Tadi pagi, Mischa dan Nate pergi ke bandara untuk mengantar mum. Dad sudah ribut karena mum terlalu lama berada di tempat mereka, sedangkan ia sendirian di rumah yang lumayan besar dan hanya ditemani Mong, anjing alaskan malamute yang beratnya sudah tiga puluh kilogram dan suka sekali duduk di atas badan orang tua yang seringnya diserang rematik.

Mum memeluk Nate lama, mengatakan hal-hal yang harus ia lakukan agar ia tetap sehat, dan mengecupnya sayang. Hal-hal yang pasti dilakukan orang tua untuk anak mereka, berapa pun usianya. Tak lupa, mum juga memeluk Mischa, dan menepuk lembut punggunya. Segala wejangan ia berikan, termasuk doa agar ia tetap sehat dan bisa menjaga Nate. Mum bisa jadi orang yang paling menyebalkan bagi Mischa, namun tak bisa dipungkiri, mum adalah orang tua lain baginya, yang juga memerhatikannya dalam diam, dalam setiap pandangan dan gerak yang tidak disadari.

Meski begitu, ia juga selalu mengingatkan Mischa untuk terus berusaha agar bisa hamil, yang tentu saja, tidak mungkin.

Mischa hanya tersenyum sembari mengangguk, serta mengatakan hal-hal yang membuat mum senang. Tidak mungkin kan, ia mengatakan jika ia dan Nate tidak pernah memikirkan kehadiran anak di tengah rumah tangganya yang hanya sementara dan tak jelas juntrungannya itu. Anak tidak ada dalam klausa hal-hal yang harus dilakukan.

Mum pun melambaikan tangan dan menghilang di kerumunan orang yang juga memiliki tujuan yang sama. Dan sepeninggal Mum, ada helaan napas lega di antara keduanya, Nate dan Mischa langsung bertolak pergi, meninggalkan bandara yang pesonanya kadang membuat mereka ingin segera memegang tiket serta paspor, dan pergi dari kota New York yang sesak dan penuh tuntutan.

Tapi sekarang, Mischa tidak memerlukan tiket maupun pasportnya untuk bisa 'bebas' barang sejenak. Berkumpul bersama kedua sahabatnya sekarang ini sudah membuat tingkat stresnya turun sampai level paling rendah.

Mereka sudah duduk santai di sofa mengenakan piyama ditemani fast food dan wine sambil menonton HBO yang menayangkan Big Little Lies. Tontonan yang sebenarnya hanya untuk dikomentari, bukan diresapi apa lagi direnungi.

"Pria posesif tampan yang super kaya, di mana aku bisa mendapatkan pria seperti itu?" Tanya Becka yang sebenarnya tidak perlu juga untuk dijawab.

"Ya, dan diceraikan karena seks yang brutal." Komentar Wendy.

"Abussive." Koreksi Mischa.

"Jika kau seperti Nicole Kidman, ratusan Alexander Skarsgard akan mengantre untukmu sampai-sampai kau bingung ingin memilih yang mana."

"Ya, dan nyatanya, sekarang aku sedang duduk di sofa butut sambil membuat diriku semakin gendut dan semakin jauh dari mirip seperti Nicole Kidman."

Mischa memeluk Becka yang mulutnya sekarang penuh dengan pizza.

"Kau tidak perlu menjadi Nicole Kidman, wanita seperti itu tidak enak dipeluk. Tak ada lemak yang membuatmu enak sekali untuk dipeluk."

"Oh, honey. I hate you as much as i love you." Becka lantas mencium kepala Mischa dan tertawa puas. "Tapi aku bukan lesbian." Kini Mischa dan Wendy yang tertawa keras dan tak lagi peduli bagaimana Celeste Wright tetap terlihat cantik meski hanya mengenakan sweat pants dan jaket yang juga biasa dikenakan banyak wanita di luar sana.

Eat, Drink, and Be Married (COMPLETE)Where stories live. Discover now