Tou Mina (1)

120K 10.4K 375
                                    

"I've always been afraid to lose the person I love.

Sometimes I wonder, is there anyone out there who afraid to lose me?"

_Anonymous

_________________________________________________________



Suara ketukan pintu yang cukup keras mengejutkanku yang saat itu tengah bersiap-siap. Dengan sedikit berlari, aku sampai lebih cepat sebelum pintu rumahku hancur.

"Tidak perlu sampai seperti itu Amanda." Kataku kesal pada Amanda yang hanya menunjukkan gigi putihnya yang rapi.

"Aku pikir kau masih tidur, karena itu aku mengetuk pintunya dengan kuat."

"Aku sudah siap dari tadi." Jawabku sambil kembali memasuki kamar, mengambil sesuatu yang sudah aku siapkan sejak lama.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita pergi sekarang. Kau pasti tidak ingin terlambatkan di acara penting ini?" Tanya Amanda sambil menggodaku.

Aku hanya membalas Amanda dengan senyuman. Tentu saja tidak.

Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah untuknya. Ulang tahunnya, sekaligus pengangkatannya sebagai Alpha yang baru.

Amanda mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, dan sekitar sepuluh menit kemudian kami sudah sampai di sebuah mansion besar. Orang sudah banyak berkumpul di sana, halaman luas yang sebelumnya kosong juga sudah disulap menjadi tempat pesta yang sangat indah.

"Acara yang lumayan." Bisik Amanda.

Aku tertawa pelan mendengar Amanda mengatakan 'lumayan'  untuk acara semewah ini. Aku menatap sekeliling, dan tidak menemukan Aradi di mana pun. Mungkin dia sedang bersiap-siap.

"Ayo kita ke sana, aku ingin mencicipi makanannya." Kata Amanda sambil menarik lenganku.

"Amanda, aku ingin ke toilet sebenar." Bisikku saat kami sedang duduk menikmati beberapa cake.

"Ayo aku temani." Katanya dan langsung menarikku lagi sebelum aku sempat mengatakan jika aku akan mencarinya sendiri saja.

Kami berkeliling dan tidak menemukan di mana letak toiletnya. Karena putus asa, akhirnya Amanda menanyakannya pada seorang pelayan.

"Sudah?" Tanya Amanda yang menungguku di depan pintu toilet.

Aku mengangguk sambil menerima kembali kado yang tadi aku titipkan pada Amanda. Kami memutuskan berbelok dari arah kami datang tadi, karena sepertinya lewat pintu belakang lebih cepat dari pada harus melewati bagian dalam mansion yang sangat besar ini.

Amanda dan aku berjalan melewati halaman belakang mansion yang terdapat taman sangat luas, dari sini sepertinya akan lebih dekat menuju bagian samping mansion, tempat acara berlangsung.

Terkesiap kaget, aku menjatuhkan kado yang kupegang. Di depan sana, aku melihat bayangan orang yang sedang bergumul di atas kursi taman di sudut yang agak gelap. Suara erangan dan desahan terdengar jelas dari keduanya. Aku mendengar Amanda mengumpat dengan keras saat kami dapat melihat dengan jelas siapa orang itu.

Keduanya tiba-tiba melepaskan pagutan panas bibir mereka, mungkin terganggu karena mendengar suara kami. Aku dapat melihat wajahnya yang semakin terlihat marah begitu melihat orang yang memergokinya adalah aku.

Tubuhku bergetar dengan kenyataan yang baru kulihat tadi. Aku berdiri kaku tanpa mampu bergerak. Aku ingin pergi dari sini, tapi rasanya kakiku tiba-tiba tertahan.

My Mina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang