Tou Mina (18)

91.4K 7.5K 250
                                    

"Apa yang diberikan hati tidak akan pernah lekang ...

Karena ia akan selalu terjaga dalam hati orang lain."

_Robin St. John

________________________________________________________________

Author's POV

Pria itu terbatuk dan mengusap air yang tumpah di sekitar mulutnya. Dia menggeleng ke arah wanita yang saat ini menyodorkan kembali gelas minuman ke arahnya.

"Kau masih mau makan, Arya?" Tanya wanita itu.

Arya menggelengkan kepalanya pelan. Melihat itu Miranti hanya mengangguk dan mulai membereskan peralatan makan yang ada di hadapannya. Arya menatap wajah Miranti dalam diam. Ada ketulusan yang terpancar dari mata Miranti untuknya, tapi entah kenapa semua itu tampak semu di matanya sendiri.

Arya memejamkan matanya sejenak. Dia tahu Miranti sangat menyesal atas apa yang telah dilakukannya dulu, bahkan wanita itu sudah mendapat hukumannya. Mulai dari rasa bersalah yang terus menghantui, diabaikan oleh dirinya, sampai pada kenyataan di mana seolah alam juga seperti tidak puas melihat penderitaannya. Miranti harus melihat orang yang disayanginya hancur satu persatu.

Arya sudah memaafkan kesalahan Miranti, seperti janjinya pada mate-nya dulu, Vanessa. Tapi kesalahan yang dilakukan Miranti tidak pernah hilang dari ingatannya. Karena itu, walaupun dia sudah memaafkannya, Arya sama sekali tidak dapat melupakan apa yang telah dilakukannya dulu. Mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa dia tetap bersikap seperti ini, dingin dan diam kepada Miranti.

"Ada lagi yang kau inginkan?" Suara itu membuat Arya menoleh.

Didapatinya wajah Miranti tampak cemas melihat ke arahnya. Dan Arya hanya menggeleng kembali sebagai jawabannya. Miranti yang melihat itu hanya dapat menarik napas panjang yang menyiratkan rasa lelah dan sedih.

"Kemana perginya Aradi?" Tanya Arya dengan pelan. Bahkan untuk sekedar bicara rasanya sangat lelah, pikirnya.

Miranti menunduk sedih. Dan Arya sudah tahu apa maksud dari ekspresi itu. "Dia ... pergi lagi. Seperti biasa." Ucapnya pelan.

Arya memandang langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang ketika mengingat kelakuan anak satu-satunya itu. Beberapa tahun ini, Aradi tiba-tiba saja seperti orang yang kehilangan jati dirinya. Arya ingat betul kapan awalnya itu terjadi. Itu semua bermula saat mereka mengetahui kabar jika ternyata Chara telah menikah. Chara, mate anaknya itu, dia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ibunya dulu, ucap Arya dalam hatinya.

"Dia sudah jauh berubah." Arya berucap lirih.

Miranti mengangguk sedih, membenarkan apa yang dikatakan Arya tentang Aradi. Ya, anaknya itu sangat jauh berubah. Lebih tepatnya, berubah semakin kacau. Hancur. Aradi seperti seseorang yang kehilangan arah hidupnya.

Walaupun dia masih dapat memimpin pack dengan baik, tapi di luar itu semua Aradi sangat kacau. Dia menjadi suka berperang dengan para rogue. Kadang tiba-tiba menghilang dan akhirnya hanya dapat di temukan di dua tempat. Jika tidak di klub malam, maka dia pasti di rumah Chara.

Dan puncak dari semua sikap buruk Aradi itu adalah ketika sekitar tiga minggu yang lalu ada seorang wanita yang datang ke rumah mereka, dan mengaku telah mengandung anaknya. Tentu saja semuanya menjadi ribut dan kacau. Arya yang memang kesehatannya menjadi sangat buruk satu tahun belakangan ini menjadi semakin parah.

Aradi yang ditanya tidak membantah atau pun mengiyakan perkataan wanita itu. Dia hanya diam dengan wajah tak acuh. Dan kemudian memilih pergi, sama sekali tidak peduli dengan semua kekacauan yang telah dibuatnya.

My Mina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang