Tou Mina (6)

123K 10.1K 173
                                    

"Being deeply loved by someone gives you strenght.

While loving someone deeply gives you courage."

_Lao Tzu

____________________________________________________________


Lucian's POV

Aku berteriak sekeras-kerasnya. Berkali-kali.

Gadisku, Luna-ku, dia tidak mau menerimaku sebagai matenya. Dia menangis dan menjauh dariku. Dia menolakku.

Tubuhku jatuh terduduk di lantai ruang kerjaku. Mungkin lebih pantas jika kusebut ruang kerjaku yang sudah hancur. Karena aku baru saja menghancurkan ruangan ini tadi.

Aku memukul dadaku, berharap rasa sesaknya hilang. Aku pernah merasakan rasa sakitnya kehilangan mate dulu, dan sakit ini terjadi lagi untuk kedua kalinya.

Dia menolakku.

Menolakku!

Kata-kata itu terus berulang di pikiranku.

'Dia tidak menolak kita Lucian.'  Kata Alec.

'Dia menghindari kita Alec. Dia menangis dan meminta kita pergi. Apa artinya itu jika bukan menolak?'  Tanyaku lirih.

Kurasakan ada yang mengalir di tanganku. Saat kulihat, ternyata tanganku berdarah dengan luka yang cukup banyak. Aku bahkan tidak merasakan rasa sakitnya sama sekali. Aku merasa kebas di seluruh tubuhku.

Aku ... mati rasa.

'Tidak Lucian. Aku yakin dia tidak menolak kita.'  Balas Alec. 'Kau harus mengerti, jika dia pernah merasakan sakit karena mate-nya yang dahulu. Kita harus memakluminya.'

Aku tahu Alec sedang berusaha menahan emosinya sendiri saat ini. Dan itu membuatku cukup terkejut melihat dia masih bisa berbicara seperti itu padaku.

'Tapi kenapa dia harus bereaksi seperti itu? Aku tidak akan menyakitinya seperti mantan mate-nya itu Alec. Aku bukan bajingan!'

'Lucian, tekanan yang dia terima sangat berat. Tidak semudah itu dia bisa menerima kenyataan yang seolah seperti mempermainkannya saat ini. Saat mate-mu menolakmu, maka akan datang mate lain? Jangan bercanda! Seperti kita Lucian, aku tahu dia juga sangat bingung.'  Alec berbicara dengan sabar, walau aku tahu dia sama terlukanya denganku saat melihat Chara menghindari kami.

'Lalu aku harus bagaimana Alec? Aku tidak bisa mendekatinya jika harus melihatnya bereaksi seperti tadi.'  Tanyaku tidak semangat. Hatiku sangat sakit.

'Sabarlah Lucian. Aku juga sama sakitnya denganmu. Perasaanku saat bertemu dengannya tidak dapat kutahan lagi, tapi ... aku tidak mau menyakitinya. Ayo kita lakukan pelan-pelan Lucian."

Aku mendengus dan terkekeh secara tidak sadar saat Alec mengatakan hal itu. 'Pelan-pelan? Aku yang paling tahu bagaiman sifatmu Alec. Kau tidak akan sabar untuk itu.'  Ejekku.

'Sialan kau! Aku sedang serius.'  Makinya. 'Baiklah, ayo kita lakukan secara cepat. Tapi jangan terlalu ekstrim, aku tidak mau dia menjauhi kita lagi.' 

Saat aku akan menjawab kata-kata Alec, tiba-tiba pintu ruang kerjaku terbuka dengan keras.

"Astaga!" Teriak seseorang dengan lebih keras dari suara pintu terbanting barusan. "Lucian, apa yang kau lakukan? Kau sudah gila?" Maki Kaleela saat melihat ruanganku yang sudah benar-benar hancur.

Kaleela sepertinya benar-benar kesal. Karena dia langsung menyebut namaku begitu saja. Aku memutar bola mataku. Demi apa pun, ini akan menjadi hari yang panjang.

My Mina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang