Tou Mina (12)

101K 8.3K 366
                                    

"Down the mountain was easier than climbing.

But beauty is not visible at the bottom, but at its peak."

_ Arnold Bennett

______________________________________________________________

Author's POV

Di tengah padang bunga daisy yang indah, laki-laki itu berdiri sambil merentangkan kedua tangannya. Angin lembut itu menerbangkan rambutnya, membuatnya berantakan.

Sekali lagi laki-laki itu menarik napas panjang. Menghirup udara segar yang seolah sudah lama tidak pernah dirasakannya.

Sebuah tangan tiba-tiba menyentuh bahunya. Membuat laki-laki itu sedikit terperanjat dan langsung menoleh ke belakang. Seketika tubuhnya menjadi kaku, dengan mata membelalak kaget. Matanya menatap tidak percaya kepada siapa yang dilihatnya saat ini. Sementara orang yang berdiri di hadapannya itu hanya tersenyum ke arahnya.

"Katerina ... " Bisiknya pelan. Dia merasa tidak yakin dengan apa yang dilihatnya.

Gadis yang dipanggil itu tersenyum. "Lama tidak berjumpa ... Lucian." Ucap gadis itu.

Tubuh Lucian menegang. Itu suaranya, tentu saja dia masih ingat bagaimana suara dari Katerina. Lucian mengulurkan tangannya, menyentuh sebelah wajahnya. Dan gadis itu memejamkan matanya, seolah menikmati sentuhan ringan yang diberikan Lucian.

"Kau ... " Suara Lucian tertahan di tenggorokan. Begitu sulit baginya hanya untuk sekedar berbicara.

Katerina membuka matanya. Mata berwarna abu-abu itu menatap Lucian dalam. Wajahnya yang cantik masih tidak berubah sedikit pun.

"Bagaimana bisa kau ada di sini?" Tanya Lucian akhirnya. Antara sadar dan tidak, tapi seperti ada pikiran lain di dalam tubuhnya yang mengatakan jika gadis ini tidak seharusnya ada di sini.

Katerina tersenyum. "Aku hanya mengikuti perintahnya." Jawabnya.

"Siapa?"

"Moon Goddess. Aku diperintahkan untuk menyampaikan sesuatu padamu." Jawab Katerina.

Dahi Lucian mengernyit. "Apa maksudmu?" Tanyanya bingung.

"Dengarkan baik-baik, karena kita tidak memiliki waktu yang banyak." Ucap Katerina. "Kau telah membuat takdirmu sendiri Lucian, kau dapat melewati semua masa gelapmu, dan aku bangga padamu atas itu semua. Sungguh, aku dengan tulus merasa senang melihat kebahagiaanmu. Aku senang ada seseorang yang telah mendampingimu sekarang. Dia ... juga adalah dia."

Kata-kata terakhir Katerina itu mengingatkan Lucian pada ucapan Galea dulu. Dia ... juga adalah dia. Tapi, apa maksudnya Katerina berbicara seperti itu?

Tanpa harus Lucian bertanya, Katerina sudah lebih dulu kembali berbicara. "Maksudku, seseorang yang telah ditakdirkan menjadi Luna, akan tetap menjadi Luna. Dan dia, Luna-mu ... dia bukanlah penggantiku. Karena pada dasarnya, dia memang telah ditakdirkan menjadi seorang Luna."

Kerutan di dahi Lucian semakin dalam. Dia sama sekali tidak mengerti apa maksud ucapan Katerina. Lucian memang tidak pernah menganggap Chara, Luna-nya sekarang sebagai pengganti Katerina. Chara adalah sosok tersendiri yang hadir dalam hidupnya. Kedatangannya tidak pernah dianggap Lucian untuk menggantikan posisi siapa pun.

"Aku tidak mengerti maksudmu Katerina." Ucap Lucian jujur. Dia benci dengan kata-kata yang berbelit seperti ini.

Katerina tampak tersenyum. "Maksudku, gadis itu akan tetap menjadi seorang Luna bagaimana pun caranya. Takdir itu seolah mengejarnya. Dan dia tidak harus bersamamu untuk menjadi seorang Luna."

My Mina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang