Tou Mina (19)

112K 8.4K 488
                                    

"Ingin kuputar waktu ...

Agar aku dapat mencintaimu lebih dulu."

_A. Paradima

________________________________________________________________

Author's POV

Chara menarik napas panjang sekali lagi saat dia akan berjalan memasuki ruangan itu. Genggaman tangan Lucian yang kuat di antara jemarinya membuat Chara sedikit lebih yakin dan percaya diri. Setelah mengangguk ke arah Adam yang menunggunya di depan pintu, Chara mulai berjalan.

Tampak di depan matanya saat ini sebuah ruangan besar dan mewah, hanya saja yang membuatnya sedikit kaku adalah aura kesedihan dan suram yang begitu kental.

Chara berjalan ke arah ranjang di tengah ruangan, di sana terlihatlah sosok yang selama ini telah dianggapnya sebagai Ayahnya sendiri terbaring lemah. Hanya saja senyumannya tampak melebar saat melihat Chara berjalan ke arahnya.

Seseorang yang dikenalnya sebagai Luna dari pack ini duduk di samping sosok itu. Matanya menilai ke arah Chara, dan seperti sadar dengan apa yang dilihatnya, Miranti langsung bangkit dari duduknya. Matanya membelalak dengan tangan yang menutup mulutnya sendiri. Dia sempat tidak mengenali Chara tadi, karena menurutnya Chara sudah banyak berubah setelah cukup lama tidak bertemu.

Dan saat itulah Chara menangkap adanya pergerakan dari sisi lainnya. Chara menolehkan kepalanya, dan seketika tubuhnya mendadak kaku. Lucian yang merasakan tubuh Chara menegang tampak mengernyitkan dahinya, dia mengikuti arah pandangan Chara.

Dan seseorang tampak berdiri di sana, sama tegangnya dengan Chara. Hanya saja Lucian dapat melihat begitu besar kerinduan yang tampak di mata orang itu. Untuk sejenak Lucian terlihat bingung, sebelum kemudian sebuah pemikiran terlintas di otaknya.

Mungkinkah?

"Chara ... " Panggil suara itu pelan.

Dan yakinlah Lucian jika seseorang yang berdiri di sana itu saat ini adalah orang 'itu'. Seseorang yang telah menolak Chara dulu. Aradi ... ucap Lucian dalam hatinya.

Semuanya tampak bergeming di tempatnya masing-masing. Chara merasakan jika tubuhnya mendadak kaku, dan dadanya sesak oleh perasaan tidak menentu. Sosok Aradi di depan saja membuat Chara seolah melihat masa lalunya berulang di depan matanya saat ini.

Sesak yang menyakitkan.

Lucian menarik pinggang Chara ke arahnya. Menopang tubuh istrinya yang terlihat goyah, di tatapnya mata Chara yang masih melihat nyalang ke arah depan. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Lucian.

Chara tersentak, dan hanya menjawabnya dengan anggukan. Matanya masih lekat menatap ke arah Aradi yang kali ini tampak mengernyit tidak suka ke arah Lucian yang begitu dekat dengan Chara.

Lucian menoleh ke depan, dan langsung bersitatap dengan mata yang penuh amarah itu. Lucian melihat begitu banyak emosi di sana, untuk istrinya. Suasana semakin menegang karena kegiatan saling tatap-menatap itu.

Mereka seperti saling mengukur kekuatan, sebelum menunjukkan taringnya satu sama lain. Saling memperkirakan, seberapa kuat lawan yang ada di hadapan mereka saat ini. Ya, masing-masing dari mereka langsung memutuskan, jika yang berdiri di depan sana adalah musuh yang harus dilawan.

Tubuh Lucian masih dalam posisi siaga, begitu juga Aradi. Mungkin mereka menunggu saat yang tepat untuk maju dan saling menghantamkan pukulannya.

"Chara ... kemarilah." Panggil suara itu pelan.

Semua orang yang ada di sana menolehkan kepalanya, suasana tegang dan waktu yang tadi  seolah tiba-tiba berhenti kembali berjalan. Chara mengangguk ke arah Arya dan menarik tangan Lucian. Mencoba mengabaikan Aradi yang masih menatap tajam ke arahnya.

My Mina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang