Tou Mina (16)

118K 8.2K 338
                                    

"Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan.

Dan semua hasrat serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan.

Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran.

Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai CINTA."

_Kahlil Gibran

________________________________________________________________

Author's POV

"Sudah aku bilang untuk hati-hati. Kenapa bisa jadi seperti ini?" tanya wanita itu kesal.

Laki-laki itu tersenyum melihat wanita yang dicintainya ini mengomel padanya. Setidaknya ini lebih baik dari pada dia yang berubah menjadi diam selama ini.

"Aku sedang marah padamu. Jangan tersenyum!" Kesalnya sekali lagi.

"Aku senang, Amanda." Jawabnya.

"Maksudmu kau senang dengan tubuh yang penuh luka seperti ini?" Tanya Amanda sambil menekan luka di dahi Adam sedikit kuat. Membuat Adam mengaduh, tapi kembali menunjukkan senyumnya. "Kau berkelahi lagi dengannya?" Tanya Amanda pelan setelah menarik napas panjang.

Adam tersenyum kecut. "Hanya ini yang dapat kulakukan untuknya." Jawabnya.

Aradi menjadi brutal dan tidak terkendali belakangan ini. Dengan dalih mengatakan pelatihan kekuatan, Aradi akan menghajar habis-habisan para warrior-nya saat berlatih. Dan dia baru akan berhenti saat salah satu dari mereka tidak bergerak lagi karena pingsan. Dan selama ini, Aradi tidak pernah menjadi pihak yang kalah. Karena itu Adam yang maju, setidaknya jika dirinya, Aradi akan mendapatkan lawan yang sedikit bisa mengimbanginya.

"Apa sebaiknya kita memberi tahu Chara?" Tanya Amanda tiba-tiba.

Adam mendongak, menatap wajah Amanda yang terlihat sendu. "Apa yang kau harapkan jika kita memberi tahu Chara saat ini?" Ia balik bertanya.

Amanda lagi-lagi menarik napas panjang, seolah semua yang ada dalam pikirannya selama ini merupakan beban yang tidak mampu ia dipikirkannya. "Aku tidak tahu. Semua ini benar-benar membuatku bingung. Jujur, aku senang melihat Aradi menderita. Itu pantas untuknya, mengingat bagaimana Alpha brengsek itu dulu menyakiti hati Chara. Tapi ... bukankah ini salah Adam?"

"Apa yang menurutmu salah?" Adam kembali bertanya.

Amanda mengangkat bahunya lemah sambil terus mengobati luka yang ada pada tubuh Adam. "Aradi ... dia berhak tahu di mana Chara. Kita tidak boleh egois, bagaimana pun mereka itu mate. Lagi pula, Aradi sudah berubah sekarang. Aku dapat melihat dari matanya, bagaimana dia menyesal atas Chara." Jawab Amanda.

"Dan membuat Chara meninggalkan suaminya?" Adam bertanya dengan tajam. Adam tahu, Amanda masih sangat marah pada Aradi karena telah menyakiti sahabat yang paling disayanginya. Tapi dibalik sikap kerasnya itu, Adam dapat merasakan jika Amanda kasihan melihat bagaimana Aradi hancur selama ini.

Amanda terdiam. Matanya terpejam mengingat kenyataan itu. Ya ... dia tahu jika Chara telah menikah. Tapi dia sama sekali tidak tahu apa yang ada dipikiran Chara saat itu. Bagaimana mungkin Chara menikah? Apakah dia memang telah benar-benar putus asa pada Aradi? Sehingga dia meninggalkan mate-nya demi laki-laki lain?

Tapi, di satu sisi Amanda juga tidak bisa menyalahkan Chara. Gadis itu sudah terlalu banyak menderita, dan dia pantas mengejar kebahagiaannya. Termasuk menikah dengan laki-laki yang dapat menerima dia apa adanya.

"Kau benar. Kita tidak mungkin melakukan itu." Bisik Amanda. "Chara berhak bahagia, dan mungkin dengan menikahi laki-laki lain akan membuat dia seperti itu. Bagaimana mengenai hubungan yang rumit ini, kita tidak berhak ikut campur. Sudah ada yang mengaturnya, Moon Goddess pasti telah menentukan takdir mereka masing-masing." Ucap Amanda sambil tersenyum menatap Adam.

My Mina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang