Tou Mina (11)

141K 9.8K 387
                                    

"Ketika cinta terjaga segeralah ikuti jalannya. Ikutilah sekalipun jalan itu sulit dan curam.

Dan ketika sayap-sayapnya mengepak berteriaklah kepadanya. Sekalipun pedang yang terselip di antara sayapnya akan melukaimu.

Dan ketika dia berbicara kepadamu, percayalah padanya. Meskipun suaranya mungkin meleburkan impianmu saat angin utara mulai menyapu taman itu."

_Kahlil Gibran

_____________________________________


Chara's POV

Sudah lebih dari dua minggu lalu sejak Lucian mengatakan dia mencintaiku. Tidak hanya itu, dia juga mengatakan dia mencintai diriku yang lain. Bahkan sebelum dia melihat wujudnya sekali pun. Jade ...

Hubungan kami baik-baik saja selama ini. Hanya saja, tiba-tiba dua hari yang lalu ada sedikit yang aneh dengan diri Lucian. Aku melihat matanya yang terlalu sering berubah-ubah warna. Dan itu sedikit membuatku khawatir. Juga, hampir selalu aku mendapati Lucian seperti seseorang yang sedang menahan emosinya sejak kemarin. Entah apa yang terjadi padanya. Aku ingin bertanya, tapi dia terus berusaha menghindariku.

Dan sejak dari dua hari yang lalu juga, Lucian tidak tidur di kamar kami. Dia lebih memilih mengurung dirinya di ruang kerja. Hanya pelayan yang keluar masuk mengantar kebutuhannya. Saat aku masuk, Lucian akan buru-buru menyuruhku keluar.

Kali ini entah apa yang terjadi ...

'Bruk!'

'Prang!!'

Aku terlonjak kaget mendengar suara berdentum dan disusul suara benda yang pecah itu, suara itu terdengar berbarengan dengan suara dari pintu utama yang terbuka. Mom, Dad dan Kaleela yang baru masuk ikut terkejut mendengarnya.

Suara itu berasal dari arah ruang kerja Lucian. Kami buru-buru menghampiri ruangan itu bahkan tanpa menyapa dulu satu sama lain, mengingat sudah lebih dari tiga minggu kami semua tidak pernah bertemu.

Kami sampai di depan ruang kerja Lucian, dan mendapati beberapa pelayan berlari keluar dengan wajah takut dan panik. Dad masuk lebih dulu tanpa bertanya pada pelayan itu. Saat aku hendak mengikutinya masuk, dad berbalik setelah melihat ke dalam sejenak dan menahanku di depan pintu. Wajahnya terlihat cemas.

"Kalian tunggu saja di sini." Kata Dad.

"Ada apa Dad?" Tanyaku ikutan cemas.

"Ada apa Ledarius?" Tanya Mom.

"Tenang saja. Yang pasti sekarang kalian tunggu saja di ruang tamu." Perintah Dad yang akhirnya kami angguki.

Aku kembali terlonjak saat mendengar suara teriakan yang sangat keras. Sesuatu seperti menyayat hatiku saat mendengar teriakan pilu itu. Itu suara Lucian. Teriakannya terdengar penuh dengan kesakitan dan amarah.

Mom mengusap punggung tanganku. "Tenang saja Chara, Lucian pasti baik-baik saja." Kata Mom berusaha menenangkanku.

Aku coba untuk tersenyum. Tapi tidak dapat dipungkiri jika aku memang tetap saja masih cemas saat ini. Apa yang sebenarnya terjadi pada Lucian?

Dad akhirnya datang setelah hampir satu jam. Satu jam yang rasanya seperti setahun. Penampilan Dad tampak kusut. Bajunya sudah acak-acakan dan keringat menetes dari dahinya.

"Bagaimana Dad, apa Lucian baik-baik saja?" Tanyaku khawatir ketika melihat wajah cemas Dad Ledarius.

"Dia tidak apa-apa. Chara, bolehkah Dad bertanya sesuatu?" Tanyanya.

My Mina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang