Part 3 - Surprise?

3.7K 201 1
                                    

***




"Sedalam yang pernah kurasa.."

Laki-laki sipit itu mengawali lantunan lagunya. Teriakan penonton langsung mendominasi segala suara yang ada di halaman mall tempatnya bernyanyi. Ia tersenyum menatapi orang-orang disekelilingnya yang mengidolakannya itu. Kebanyakan memang perempuan. Akan tetapi, jika diamati dengan seksama dapat ditemukan penonton laki-laki menyelip di antara ratusan orang.

"Hasratku hanyalah untukmu.." Sambung sang partner. Seorang laki-laki dengan senyum memikat yang langsung dihadiahi teriakan yang tak kalah riuh dari penyanyi pertama. Ia pun membiarkan senyum mautnya disaksikan ratusan penggemarnya disana. 

Ia dan teman duetnya sahut menyahut menyanyikan lagu dari Glenn Fredly itu hingga selesai. Banyak penonton yang histeris ketika mereka berdua turun dari atas panggung. Mereka hanya mengapresiasi penonton dengan lambaian tangan serta senyum yang mengiringi langkah mereka hingga benar-benar turun dari atas panggung.

Si lelaki sipit menoleh ke kanan-kiri seperti mencari seseorang. Namun, ia tak menemukan apa yang ia cari. Ia dengan segera merogoh ponselnya dan mengetik beberapa kata. 

"Lo nyari Shilla?" tanya teman di sebelahnya yang juga merupakan teman duetnya barusan. Ia mengangguk pasti. 

"Tuh!" 

Seorang gadis cantik berambut panjang berjalan menuju mereka. Gadis itu tersenyum lebar ketika melihat orang yang ingin ditemuinya sejak tadi. Ia melambaikan tangan dan bergerak cepat menuju kedua lelaki yang salah satunya juga sedang mencarinya.

"Hei!" Sapa Shilla, gadis itu, pada lelaki sipit kekasihnya. Ia juga menyapa sang partner. 

"Lo nonton kita daritadi kan?" tanya Alvin, si lelaki sipit, pada Shilla. 

Shilla mengangguk cepat. "Kalian keren!" Puji Shilla sambil mengacungkan kedua jempolnya. 

"Gue apa Rio yang keren?" tanya Alvin lagi. Ia tersenyum miring seraya melipat kedua tangannya di dada.

Melihat itu, Shilla tersenyum jahil. "Hari ini kayaknya Rio yang menang, deh!" Goda Shilla. 

Seketika air muka Alvin berubah datar. Tangannya tak lagi terlipat di dada melainkan sudah turun ke saku celananya. "Gue marah!" Ambeknya dan langsung berjalan mendahului Shilla dan Rio. Shilla yang panik buru-buru berbalik badan menyusul. 

"Vin, maen tinggal aja nih?" Pekik Rio kesal. "Aiss gini nih kalo gak punya cewek. Kualat gue ama Iel."

***

"Vin.." Berkali-kali Shilla memanggil namun Alvin masih belum mengacuhkannya. Alvin dengan santai berjalan tanpa menghiraukan panggilan-panggilan Shilla untuknya. 

Shilla pun pasrah. Ia lelah terus memanggil Alvin sedang Alvin tidak memedulikannya sama sekali. Ia pikir Alvin hanya ngambek ringan seperti biasa. Tapi ini sudah berlebihan. Ia hanya bercanda please?

Mereka memasuki salah satu tempat makan yang ada di mall. Alvin menarik kursi dan langsung duduk tanpa menggeser kursi untuk Shilla terlebih dahulu. Biasanya Alvin melakukan itu tapi tidak untuk hari ini. 

Shilla ragu untuk ikut duduk melihat sikap Alvin yang begitu cuek. "Kayaknya gue nunggu di mobil aja." Putusnya dan lantas berlalu dari hadapan Alvin.

Alvin langsung panik melihat Shilla pergi. Ia berdiri seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal sama sekali. Ia bingung. Sebenarnya, ia punya tujuan mengajak Shilla kemari. Besok adalah hari jadi mereka yang ke 6 bulan. Karena ia tidak bisa merayakannya tepat pada hari-H, ia berencana merayakan itu semua lebih awal. 

MatchmakingWhere stories live. Discover now