Part 10 - Reset

3.3K 155 3
                                    

I'm here alone, didn't wanna leave
My heart won't move, it's incomplete
Wish there was a way that i can make you understand..

Ify meresapi bait lagu yang sedang didengarnya baik-baik, dalam-dalam hingga hal lain satupun tak ada yang bisa menggeser kalimat-kalimat itu dari pikirannya.

Ia duduk seraya menekuk lutut di atas tempat tidur. Matanya terbuka tapi tak ada yang dilihatnya. Pandangannya kosong. Matanya seolah difungsikan untuk ikut mendengarkan lagu yang diputar, merasakan apa yang terpendam jauh di dalam hatinya. Mata itu juga menjadi proyeksi akan kejadian-kejadian yang baru ia alami hari ini.

Sudah malam. Ia masih enggan untuk beranjak dari kamar bahkan bergerak mengubah posisi tubuh. Ia tidak berselera untuk makan, tanpa peduli dengan keriuhan yang terjadi di dalam perutnya. Gue gak laper! Batinnya menguatkan diri.

Penggalan-penggalan lagu tadi masih saja berputar-putar di kepalanya, bahkan tak perlu lagi melihat teks. Ia sudah hafal dalam waktu sekejab. Jelas, sudah lebih dari 10 kali lagu itu berdengung di telinganya. Sedikitpun tak ada rasa bosan baginya terhadap lagu itu. Hmm, mungkin karena suasana hati yang sangat mendukung.

Ferdi yang baru saja pulang kebingungan karena panggilannya tak mendapat sahutan dari Ify. Ia lalu bergerak menuju kamar gadis itu. Pelan-pelan ia membuka pintu takut-takut kalau gerangan sudah tidur. Ia lalu mendapati anak gadisnya sedang duduk termenung di atas tempat tidur. Dari sorot matanya, ia tahu ada sesuatu yang mengusik 'kebaikan' gadis itu.

Cukup lama ia melihat Ify, namun keadaannya masih sama. Tak berubah sedikitpun. Masih diam, matanya nanar, dan tangannya memeluk lutut yang sengaja ditekuk. Ia hanya bisa menghela napas dan kemudian menutup pintu kamar anaknya kembali. Ia membiarkan gadis itu mencoba mencapai ketenangan sendiri tanpa harus ia yang membantunya.

***

Shilla masih terlelap meski waktu sudah beranjak dari siang menuju malam. Bahkan sudah masuk jam 10 malam. Sang ibu dengan terpaksa membangunkan gadis ini. Mana mungkin ia membiarkan anaknya tidak makan? Ia menggoyang-goyangkan tubuh Shilla agar raga itu membangun rohnya kembali.

"Shillaa..Shillaa.." Panggil Wiwid, Mama Shilla. Shilla masih belum menampakkan pupil matanya. Wiwid berusaha membangunkan lebih keras.

Beruntung, usaha kedua kali berhasil membangkitkan kesadaran Shilla. Sebagai bukti, Shilla sekarang sudah mulai membuka mata dan mencoba membuatnya berfungsi dengan normal. Shilla terburu-buru bangkit hingga menyebabkan keburaman melanda matanya. Ia juga merasa pusing di bagian kepala.

"Pusing? Tuh kan, sana makan dulu! Abis itu jangan lupa Shalat Isha!" Ujar Wiwid. Ia mengacak-ngacak rambut anaknya seraya geleng-geleng kepala tersenyum. Ia keluar duluan dan memberikan waktu sedikit untuk Shilla berdiam di kamar.

Jam berapa nih? Tanya Shilla dalam hati. Ia merogoh ponselnya segera. Ia melihat layar benda itu dan seketika mengeluh. "Astaga, lupa gue idupin!" Gerutunya. Ia melirik jam dinding dan mendapati jarum pendek benda itu menunjuk ke angka 10.

Shilla agak kaget waktu saat ini. Jika dihitung-hitung, ia tadi tidur sekitar jam setengah 3 siang, maka dapat disimpulkan ia sudah tidur kurang lebih tujuh setengah jam. Cukup lama, bukan?

Dengan segera ia mengembalikan nyawa ponselnya. Belum 5 detik, benda itu tiba-tiba mengalami getaran hebat. Getaran yang berulang-ulang tanpa henti. Berpuluh-puluh sms dan chat masuk ke dalam sana. Entah siapa orang yang rajin melakukannya pada benda itu, ia juga tidak tahu.

Bagaimana bisa ia memeriksa satu-persatu jika ponselnya tak berhenti menambahkan angka dari 1 pesan, 21, 56 dan hingga ke angka hampir mencapai 100, benda itu belum juga diam. Ia garuk-garuk kepala bingung. Ia langsung menghempas ponselnya ke atas kasur dan membiarkan benda itu bergetar sepuasnya. Yang jelas, ia mau makan. Kepalanya sudah tidak bisa bernegosiasi apalagi perutnya. Bagian itu sudah menggelar konser daritadi. Ia berlari keluar kamar dan melupakan ponselnya sejenak.

MatchmakingWhere stories live. Discover now