Part 22 - B-k (RiFy)

3.3K 133 0
                                    

Dalam perjalanan pulang, keduanya lebih banyak saling mendiamkan diri. Ify terus-terusan menatap ke depan dan Rio pun begitu.

"Fy.." Akhirnya Rio buka suara.

Ify pun mau tidak mau menoleh dan beralih pandang ke arah pemuda di sebelahnya. "Ya?" balasnya singkat.

Rio hanya menatapnya lama lalu tiba-tiba menepikan mobil. Ia menatap Ify lagi dan tanpa mengatakan apapun.

Ify memberanikan membalas tatapan Rio. Mencoba menghadapi senjata mematikan yang hampir setiap hari membunuhnya. Ayo Fy, ayo! Buktikan bahwa lo gak takut lagi sama 2 makhluk sialan itu! Lo harus berani! Lo harus kuat...setidaknya lo kuat di hari terakhir lo bisa ngeliat mata-mata itu. Buru Ify dalam hati. Ia memantapkan matanya membalas tatapan Rio. Rio pun terus saja menghunuskan senjata ampuhnya tersebut padanya.

"Beneran mau move on?" Tiba-tiba Rio bertanya, masih dengan pandangan tajam ke arah Ify.

Ify menegut ludah hikmat. Pelan dan agak susah. Kemampuan berbicaranya seakan-akan menghilang. Ia menarik nafas dalam dan menutup mata sejenak. Sejurus kemudian ia memberanikan diri menatap Rio kembali. "Iya," jawabnya singkat.

"Yakin?" tanya Rio lagi.

Ify mengangguk mantap. Ia tidak boleh terpengaruh pada apa yang pemuda itu katakan.

"Sanggup?" sekali lagi Rio bertanya.

Dan untuk kali ini, Ify terdiam. Hatinya dihempas benar-benar. Wajahnya seakan ditampar keras hingga pikiran normalnya kembali terbuka. Kembali difungsikan untuk berfikir dengan amat sangat matang-matang akan keputusan yang ia ambil sekarang. Setelah semua masa-masa sulit yang dialaminya sampai Rio mengakui satu hal padanya, bahwa pemuda itu menyukainya, apa benar ia rela? Tapi, sampai kapan ia harus menunggu?

"Gue capek nunggu. Pait. Nusuk. Sakit." Gumam Ify serawa menerawang jauh ke depan. Ia tak cukup berani menatap Rio lagi. Sejujurnya ia tak rela sih, cuma, mau bagaimana lagi? Sementara Rio makin lekat menatapnya. Dan sekarang..lo pasti nahan gue..hh lagu lama. Batin Ify sarkastik.

Rio kemudian memalingkan wajahnya ke depan. Keduanya saling bungkam. Atau mungkin hanya Rio yang bungkam karena mulut Ify sedari tadi berkomat-kamit bosan dengan suasana yang ada saat ini antara dirinya dan Rio.

Ify mengeluarkan ponselnya dan hanya memandangi layar dari benda berbentuk petak itu. Ibu jarinya mengusap layar berniat menyalakan. Tiba-tiba mengalir bisikan dalam benaknya yang menyuruhnya menghubungi pria aneh, yang tadi sore ia temui, yang mengaku bahwa dirinya ialah orang yang selama ini diam-diam mengaguminya. Siapa lagi kalau bukan Debo, kan?

Tapi...kenapa Debo? Orang yang ia kenal dekat banyak tapi kenapa mentoknya pada pemuda itu? Aaah gue pasti udah gila nih! Stres nih! Sarap nih!

"Dulu, gue pasti nangis, sampe mata gue bengkak, sampe baju lo gue bikin basah, karena ngelepas lo. Sekarang, tenang aja, baju lo gak akan basah, mata gue juga gak bengkak, ga akan ada air mata yang bakal jatuh dari mata gue. Gue bakal nyiapin senyum terindah sebagai perpisahan kita malam ini. Bukan sebagai pasangan kekasih, tapi yaah..oh iya lupa gue kalo kita ga pernah jadi apa-apa.."

Rio tidak terlihat ingin membalas. Ia diam dan tetap menatap Ify. Sepertinya pemuda itu telah kehabisan kata untuk melanjutkan perdebatan, mungkin. Atau bisa juga ia sedang memikirkan kata-kata apalagi yang lebih tepat ia ucapkan saat ini.

Ify ikut diam. ia tidak ingin memulai pembicaraan. Karena berdasarkan riwayat pertemuan, ia-lah yang kerap kali mengajak Rio bicara, yang jelas sekali sangat tidak menginginkan diajak bicara olehnya.

"Kita dijodohin, kalo lo lupa." Rio tiba-tiba berujar, sekaligus menutup keheningan yang sedang tampil klimaks antara dirinya dan Ify.

Ify sendiri kaget. Ia tidak menyangka Rio akan mengangkat lagi masalah perjodohan antara dirinya dan pemuda itu. dimana yang sudah-sudah, pemuda itu kian marah ketika dirinya menyebut-nyebut soal perjodohan. Dimana pemuda itu kian tidak ingin masalah perjodohan mereka tersebut diketahui siapapun, kecuali orang-orang yang tidak mungkin tidak mengetahuinya.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang