Part 9 - Semuanya Kemudian Patah Hati

3.3K 161 4
                                    

Sebelum beranjak ke kelas, Ify menyempatkan diri membeli ice cream di kantin. Sekalian membelikan untuk ke 2 sahabatnya, yakni Agni dan Shilla. Via masih sakit dan tidak mungkin berada di sekolah.

Agni dan Shilla sekarang justru menatapnya curiga. Secara, Ify jarang-jarang berbaik hati seperti ini. Dan juga, Ferdi tidak memperbolehkan dirinya mengemil makanan beku nan lezat itu terlalu sering. Agni dan Shilla pun tahu pasti ada yang tidak beres dengan Ify. 100 percent!

"Nih, buat lo berdua. Mumpung gue lagi baik, hehe.." Cengir Ify seperti tak terjadi apa-apa padanya. Ia langsung mengambil tempat duduk di depan Shilla dan Agni seperti biasa.

Baik Agni maupun Shilla tak langsung mengambil ice cream tersebut. Mereka hanya memandangi Ify.

"Kenapa lo?" Tanya Agni tanpa basa-basi. Matanya memicing ke arah Ify. Shilla pun tak jauh beda. Ia melipat kedua tangannya di dada seperti menuntut penjelasan.

Ditatap seperti itu, Ify jadi gelagapan sendiri. "Aa..eh..ya udah kalo gak mau!" Elaknya. Ia mengambil kembali ke dua ice cream tadi dan menaruhnya di meja.

Shilla dengan segera berpindah ke kursi kosong di sebelah Ify dan memutar tubuh gadis itu menghadapnya. Sementara Agni tetap pada posisinya semula.

"Kenapa?!" Desak Shilla.

Ify menatap Agni dan Shilla bergantian. Ia masih belum mau menjelaskan apapun pada mereka. "Emm..ee..eh gue lupa dipanggil Bu Okky!" Katanya kembali mengelak dan sudah mengambil ancang-ancang berdiri.

Tapi respon Shilla ternyata lebih cepat. Ia sudah hapal betul pola tingkah sahabatnya ketika ingin menghindar. Ia menarik tangan Ify dan memaksa gadis itu duduk kembali.

Ify menatap Agni dan Shilla bergantian, lagi. Pada akhirnya ia hanya menghela napas pasrah pada kedua sahabatnya.

***

"Sekarang udah istirahat, kita udah di kantin, dan lo gak bisa ngeles lagi. Jelasin saat ini juga!!" Suruh Agni. Shilla hanya manggut-manggut mengiyakan.

"Iss, ini tuh gak penting-penting amat tau!" Ify masih setia mengelak.

Agni melengos sementara Shilla memutar kedua bola matanya malas. "Gaada hal ga penting yang bikin lo ngelanggar larangan bokap lo." Sindir Shilla.

Ify mengatup mulut tak bisa mengelak lagi. Ucapan Shilla adalah jawaban yang paling tepat sasaran. "Rrr, iya-iya! Gue jelasin!" Katanya menyerah.

Mendengar itu, Agni menjentikkan jari antusias. "Nah! Sok mangga, gue dengerin!" Ujarnya.

"Tapi..ini tuh beneran gak penting.." Ify mencoba mengelak sekali lagi.

"IFY!" Geram Agni dan Shilla. Ify terlonjak dan terpaksa ia benar-benar menjelaskan apa yang terjadi padanya.

"Gue, Rio, end! Puas?! Udah, gak penting, kan?" Aku Ify pada akhirnya.

Seketika mata Agni membelalak sementara mulut Shilla menganga. Ia sampai menahan napas mendengar penuturan Ify barusan. "Kok bisa?" Sahut mereka kompak.

Ify gantian memutar kedua bola matanya. "Kok bisa?" Beonya malas.

"Heh, jawab aja! Kok bisa? Kok cepet amat? Belom juga sebulan." Keluh Agni. Begitupun Shilla.

"Gak ada alasan untuk tetep ngelanjutin," Gumam Ify santai seraya mengedikkan bahu. Ia beralih memainkan ponsel.

Mereka diam beberapa saat. Sejurus kemudian Agni merebut ponsel Ify tanpa permisi memaksa gadis itu kembali menatapnya. "Lo cinta banget ya sama Rio?" Tanyanya serius.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang