Mission 9 = Watch out!

327 43 6
                                    

Menjadi pribumi, simpelnya Raja Valay ini punya dua kekuatan. Yaitu pengendalian musuh dan menjadi pribumi. Tapi karena Patra telah berhasil merampas kekuatan pengendalian musuh yang Raja Valay punya, maka hanya tersisa satu lagi kekuatan yang ia punya. Yaitu mampu masuk kedalam dimensi bumi sekaligus menyamar menjadi penduduk pribumi disana.

Mari kita simpulkan lagi,

Patra itu cerdik. Dia tau Raja Valay punya satu kekuatan lagi yang ia sembunyikan. Jadi ia akan tetap mengurung Raja di sumur es ini sampai Raja mau menyerahkan kekuatannya itu secara percuma padanya, yang haus akan segala kekuatan untuk keserakahannya itu.

Dan mari kita simpulkan kembali,

Pertanyaannya adalah. Bagaimana aku dan Raja Valay bisa kabur dari sini? Aku gak mau kekuatanku diambil sama si gondrong itu! Dan aku ingin melindungi Raja Valay juga, aku kan seorang guard. Dan oh....Aku khawatir dengan keadaan Adrian di bumi.

“Ini sangat tinggi.” Aku menengadah untuk memastikan, yaa ini mah bukan tinggi lagi. Serasa aku ada di lantai dasar dan daratan di atas ada di lantai 20 apartemen. Bisa dibanyangkan? Bisa lah yaa.

“Maaf, aku lupa.” Raja Valay yang tadinya berdiri dan mendongak, segera duduk kembali di sampingku. Ia memperhatikan tangan kiriku yang patah dan wajahku yang meringis kesakitan.

“Ulurkan tanganmu.” Pintanya, tapi aku ragu.

Seakan tahu bahwa aku ragu, dia segera tersenyum menenangkan.

“Kalau lukamu tidak sembuh, kita tidak bisa keluar dari sini.” Dia menaikan alisnya, seperti membuat sebuah tawaran. Aku tersenyum tipis lalu mengulurkan tangan kiriku padanya.

Dia mengelus lengan kiriku yang sakit, keningnya berkerut mencari-cari dimana sumber rasa sakit itu berasal. Dan saat dia berhenti mengelus dia memijatnya keras sontak aku menjerit tertahan khawatir Patra mendengar teriakanku, dia gak mengindahkan rasa sakitku dan malah menariknya keras sekali.

Dan yang ini membuatku menjerit tanpa ampun, sakitnya gak nahan tau!

Tapi Raja Valay kembali mengelusnya dan menenangkanku, sementara aku masih meringis kesakitan.

“Lebih baik sekarang, rasa sakitnya akan menghilang perlahan. Tenang, aku akan mencari portal.” Lalu dia bangkit dan melihat sekeliling dinding es ini.

“Portal?” Tanyaku di tengah rasa sakit yang belum hilang.

“Portal ke bumi tentu saja.”

“Ah jangan bilang? Tidak Raja!”

“Kenapa? Apa kamu punya ide lain selain pergi ke tempat asalmu?” Dia meliriku yang masih duduk bersimpuh di lantai es.

Aku mendongak ke atas, menatap sekitar lalu menatap Raja Valay. Memang tidak ada jalan keluar lain lagi. Tapi kalau ke bumi, Itu berarti Raja Valay akan menetap disana dan tidak punya kekuatan lain lagi yang ia punya.

“Janit, aku sudah tidak memikirkan apa-apa lagi. Semua orang pasti sudah tidak berharap lebih lagi padaku, kekuatanku sudah diambil oleh Patra. Hanya ini yang kupunya menjadi pribumi. Mungkin memang seorang Raja itu takdirnya selalu kabur ke bumi seperti Ayahmu dan Ayah Adrian misalkan? Aku tak mau menumbalkan para prajuritku lagi. Aku ingin menolongmu juga Adrian. Dialah harapan negeri ini sekarang.” Ucapnya sungguh-sungguh.

“Dan, kabar baiknya adalah Patra tak akan mendapatkan kekuatan terakhirku ini. Jika aku memakainya sekarang. Aku sudah bukan prioritasnya lagi.” Sambungnya meyakinkanku sekali lagi.

Ini memang keputusan sulit, dan aku berharap ini yang terbaik. Aku setuju dan menganggukan kepala padanya.

“Terima kasih yang mulia, atas pertolongannya.” Aku berdiri dan menunduk hormat padanya, terenyuh juga dia mau mengorbankan satu-satunya kekuatan yang ia punya untuk melindungiku dan Adrian.

Save The Prince (Remake)Where stories live. Discover now