Mission 17 = War

62 5 2
                                    

"Aku tidak tahu kalau Patra bisa secepat itu merampas banyak kekuatan"

Dalam kebingungan Janit beserta prajurit lain mencari jalan keluar dari labirin, yang sialnya selalu salah dalam mencari jalan keluar. Rommy yang masih merasakan sedikit rasa ngilu di dadanya berjalan tertatih di dampingi oleh Tomo. Setelah Patra berhasil lolos, Adrian jadi semakin pendiam. Memikirkan harus bagaimana mengalahkan musuhnya yang istimewa tersebut.

Dia yang hanya mempunyai satu pengendalian di hadapkan oleh Patra yang mempunyai berbagai macam pengendalian. Adrian jadi merasa hal itu menjadi sulit untuk di bayangkan saja.

"Aku sudah tidak paham lagi pada pembajak laut itu" Yesline menjawab disertai desahan kelelahan yang keluar dari mulutnya.

"Kau tahu, Raja Valay memberitahuku kalau dalam merebut satu kekuatan dari mangsanya Patra akan melakukan suatu ritual selama seminggu atau bahkan berbulan-bulan"

"Lalu kenapa dalam waktu secepat ini dia dapat melumpuhkan prajurit-prajurit istimewa kita?"

"Mungkin dia...sudah lebih hebat dari sebelumnya. Maksudku dalam ilmu merebut kelebihan orang lain."

"Entahlah Janit.."

Yesline berjalan lambat hanya untuk memfokuskan kedua mata X-Ray nya, tapi sayangnya mau seberapa kuat pun ia mencoba, matanya tak bisa menembus dinding-dinding kokoh labirin itu. Entah kenapa, padahal ia selalu bisa menembus benda setebal apapun sampai organ manusia sekalipun. Maka tak heran jika ia sering membantu Rinai untuk mengobati prajurit yang mempunyai luka dalam yang cukup serius. Dia bisa menemukan titik penyebab rasa sakit yang dialami oleh korban.

"Apa labirin ini punya sihir.."

"Kau tak bisa menembusnya ya?"

"Iya, Janit apa kau bisa menggerakan dindingnya?" Tanya Yesline yang terdengar sangat bodoh di telinga Rommy. Pemuda itu tertawa kecil tanpa mampu berkata banyak terlebih karena lukanya yang masih sakit di dada.

"Yesline aku tahu kau putus asa, tapi menggerakan dinding itu terdengar sangat mustahil untuku" Jawab Janit sambil meringis.

"Kau kan bisa mengendalikan seluruh elemen..."

Janit, Rommy dan Tomo serentak menoleh pada Yesline yang langsung merapatkan bibirnya.

"Di lembah hijau." Tapi dia tetap melanjutkan juga ucapannya.

"Oh ayolah aku tidak mau membahasnya" lengos Janit yang tak sengaja melihat kepada Adrian yang sedari tadi diam dan menunduk mengikuti arus kemana dia pergi.

"Hei?" Janit berjalan mendekati dan berjalan di sisi Adrian yang kosong.

Adrian tidak menyahut alih-alih hanya melirik samar pada keberadaan Janitra di sisinya.

"Lo harusnya tanggung jawab. Karena elo kita semua jadi susah cari jalan keluar. Lo gak inget banget apa Dri jalannya?"

"Diamlah"

"Lo kenapa sih?"

Adrian hanya melirik malas pada perempuan itu dan berjalan cepat meninggalkannya. Membuat Janitra tercengang dan mengerucut sebal.

"Aku mendengar sesuatu" Bisik Rommy halus.

"Sebuah letupan senjata?"

"Ya!"

Lalu tak lama dari pernyataan Rommy tersebut muncul sebuah ledakan besar sampai-sampai menimbulkan lesatan api yang cukup tinggi ke langit. Semuanya kaget dan berhenti berjalan mendadak.

Di antara kepulan asap dari letusan api itu Adrian dapat melihat seekor gagak hitam yang terbang dan melesat di atasnya.

"Semuanya ikuti aku!" Ucapnya seraya berlari mengikuti arah gagak hitam terbang. Dan diikuti pula oleh prajurit lainnya di belakang dengan langkah-langkah yang tergesa.

Save The Prince (Remake)Where stories live. Discover now