Mission 15 = Dilarang mengeluh

123 8 0
                                    

Setelah membicarakan tentang isi buku tersebut di perpustakaan, mereka bertiga keluar dan kembali ke kamar masing-masing. Langit berubah menjadi gelap, pertanda bahwa mereka bertiga cukup lama berada di dalam perpustakaan. Hari sudah malam, sekitar pukul 20.00 waktu Aulus.

Mereka bertiga berjalan dalam keheningan, seharusnya Rommy berbelok ke arah kanan di perempatan lorong. Namun, lelaki itu dengan setianya tetap berjalan lurus bersama kedua temannya yang lain.

Adrian yang menyadari itu segera menoleh kepadanya.

"Kenapa gak belok?" Tanyanya aneh.

"Ingin mengantar Janit dulu sampai depan kamarnya." Jawab Rommy disertai lengkungan di bibirnya.

Adrian tergelak, bibirnya tersenyum miring. Sedapat mungkin ia mencoba melihat Janit yang menunduk sedari tadi dan tidak berucap sepatah kata pun. Mungkin Janit butuh sendiri,. Pikir Adrian.

"Hmm " Gumaman Adrian membuat Janit menoleh kepadanya.

Adrian menangkap tatapannya, gadis itu terlihat gamang dimatanya.

"Lo mau sendiri dulu Nit?" Sambung Adrian lagi.

Janit tak menjawab, dia menolehkan kepalanya ke samping kirinya. Tempat Rommy berada.

"Rommy aku mau minta bantuan mu malam ini boleh?" Tanyanya pada Rommy.

Adrian kembali tergelak, dia diacuhkan begitu saja?

"Tentu, apa yang bisa aku bantu?" Ucap Rommy sedikit terkejut, was-was juga kalau melihat ekspresi Pangeran di depannya kali ini.

"Aku ingin..."

"Besok masih ada latihan, sebaiknya kita semua istirahat." Adrian menyela ucapan Janit.

Janit kembali menghadapnya

"Gue gak akan bisa tidur nyenyak malam ini, gue butuh pelampiasan. Lo tidur, besok masih ada sesi latihan lagi kan sama Raja Valay?"

"Lo juga, Rommy juga sama ada latihan besok. Gue saranin kita semuanya istirahat Nit."

"Gue gak tenang.."

"Tak apa Pangeran, saya akan membantu Janit malam ini." Sela Rommy dan mendapatkan lirikan tajam dari Adrian.

"Biar saya saja." Jawab Adrian tandas.

Janitra meliriknya sebal, bukan apa. Dia gak mau Adrian besok kecapean, masih banyak latihan fisik yang akan menggempurnya. Walau dia pun sama demikian, tapi hatinya tak akan tenang kalau dia tidak melakukan apa-apa sekarang. Rommy, Janit percaya pada Rommy soal fisik. Dia sebelumnya pasti lebih sering cape dari ini. Makanya meminta bantuan kepadanya dirasa sudah tepat. Tapi Adrian kembali lagi dengan sifat menjengkelkannya itu, semakin saja Janit tidak bisa tenang-tenang.

"Hmm.." Rommy menatap Janit meminta jawaban, karena Janit kan maunya di bantu sama dia.

"Ya sudah...Pada akhirnya kita harus nurut apa kata Pangeran ini Rom." Ucap Janit malas dengan telunjuknya yang mengenai pipi Adrian.

***

Janit berdiri tegak dengan kedua telapak kaki membentuk sudut 90°, kedua lengannya mengepal di depan dada. Pandangannya fokus kedepan dimana Adrian berdiri tak jauh di depannya.

Adrian mengernyit melihatnya, dia juga lebih bingung lagi saat Janit membawanya ke aula pelatihan Yudo. Janit tidak mengatakan apa-apa, langkahnya Adrian ikuti sampai akhirnya berakhir disini.

Lalu tiba-tiba Janit merendahkan kedua lututnya ke samping bersamaan dengan kedua lengannya dipukulkan ke depan. Mengenai udara. Janit menghembuskan nafasnya lewat mulut seperti bisikan...Sangat halus.

Save The Prince (Remake)Where stories live. Discover now