Mission 22 = Bring The Peacefully

82 7 0
                                    

Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya ia akan membunuh seseorang. Selama di Aulus dirinya hanya bertarung membuat musuhnya terluka. Tidak pernah sampai benar-benar kehilangan nyawa.

Sekarang Janitra tertegun, Adrian masih berusaha menenangkan Janit. Hujan deras serta alam yang sempat berontak itu mulai mereda. Seiring dengan Janit yang kehilangan tenaganya, alam mulai berhenti marah.

Adrian berusaha mengangkat tubuh Janit yang masih kaku di atas Patra yang sekarat. Tapi gadis itu enggan berdiri, dia melihati Patra yang tengah kesakitan.

"Maafkan aku.." Ucapnya lirih, tangannya bergetar memegangi belati yang masih tertancap di dada Patra.

Patra susah payah menggenggamnya juga. Membuat tangan Janit terselubungi tangan Patra.

"Tolong..angkat derajat...kaumku.." Jawab Patra terbata-bata. Ia menatap Janit yang sudah berurai air mata. Adrian berhenti menarik tubuh Janit dan membiarkan mereka berdua berbicara. Untuk yang terlahir kalinya.

"Aku seperti...ini...karena lelah...terus...menerus...direndahkan.."

Janit melebarkan matanya dan berusaha menenangkan Patra. Ia merubah duduknya menjadi bersimpuh di sampingnya dan menopang kepalanya di paha Janit.

Sedangkan prajurit lain hanya bisa diam melihat Patra kalah, pasukan hitam sudah jelas kalah kalau pemimpin mereka sudah di tumbangkan. Para prajurit kerajaan pun tidak melanjutkan serangan. Karena Valay, pemimpin prajurit. Menyuruh semuanya untuk menjatuhkan senjata.

"Kau...masih keturunan kami..."

"Aku tahu...maafkan aku"

Patra tersenyum sendu, sakit di dadanya sudah tidak bisa di tahan lagi. Ia sampai terbatuk darah akibatnya. Ia menyerahkan kembali kalung Janit yang sempat ia rebut paksa darinya. Meletakannya di tangan Janit.

"Jika caraku ini memang salah untuk mengangkat derajat rakyat Pupa...Maka aku berharap dengan caramu....Kami semua akan...hidup dengan damai dan...sejahtera."

Janit masih mendengarkan, sesekali Adrian juga menepuk bahu Patra.

"Caraku memulai peperangan....Caramu membuat perdamaian...Apa kau bisa?"

"Aku bisa, aku bisa.." Janit menggengam kalung dan tangan Patra dengan erat.

"Kembalikan kekuatan mereka yang telah....aku..ambil. Semuanya aku...Simpan..dikalungmu...Janit....."

Patra tidak sempat menuntaskan kalimatnya lagi, karena setelah berucap seperti itu. Dia kehilangan nafas untuk selama-lamanya.

@@@

Negeri menjadi damai kembali.

Pertarungan besar yang telah terjadi kemarin menyisakan sedikit trauma bagi kalangan penduduk sipil, namun aktivitas sehari-hari mulai membaik.

Bersama, rakyat Aulus mulai membangun Negeri. Janit membuktikan janjinya untuk menjadi pendamai di Negeri. Atas jasanya yang telah berani bertarung dan mengalahkan pemimpin lembah kegelapan. Istana memberikannya hak istimewa untuk melakukan apa yang Janit mau selama sebulan lamanya.

Janit seperti mendapat gelar Ratu sebulan untuk membuat Negeri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Janit pun tidak menyia-nyiakannya.

Satu-satu hal yang ingin ia wujudkan hanya menghapus kasta. Ia ingin semua rakyat Aulus sama. Ia ingin orang-orang istana mulai berbaur dengan semua lapisan masyarakat. Ia ingin yang menjadi prajurit Nettar tidaklah keturunan Nettar saja, karena semua orang punya potensi bisa menjadi prajurit handal. Dia ingin rakyat sipil saling membahu satu sama lain. Rakyat sipil tidak berpopulasi mengelompok dan menjauhi para nelayan atau para pupa.

Save The Prince (Remake)Where stories live. Discover now