Mission 3 = Yudo Time

728 45 9
                                    

“Tunggu!”

Sebuah suara memintaku untuk berhenti, sebenarnya aku sengaja menghindar dari dia. Terpaksa aku berhenti dan menunggu Adrian menghampiriku. Ya setelah kejadian kemarin aku kan langsung lari gitu aja, aku malu dan bingung. Sekarang aku harus jawab apa coba?

“Gue panggil-panggil lo dari gerbang tau.” Ucapnya tatkala dia berada depanku.

“Ada apa?” Aku mulai gelisah melihat tampangnya, tidak berani menatap matanya aku alihkan pandanganku ke balik punggungnya. Mencoba meyakinkan dia bahwa aku sedang mencari seseorang, modus sedikit.

“Gue pengen ngobrol dulu sama lo.” Katanya dan merentangkan tangan menghalangi pandanganku, dan terpaksa deh aku melihat tatapannya yang otoriter. Seperti itu kali ya keturunan pangeran memang maunya menuntut siapa pun yang di kehendakinya.

“Bentar lagi masuk.”

“Kenapa sih? kemaren-kemaren aja lo bela-belain minjem toa buat nyari gue, masuk tanpa permisi mobil gue, dan.... bertingkah aneh buat belain gue? Kok sekarang jadi cuek?”

“Gue gak belain lo, sorry aja ya.”

“Oh ya, bukannya gue itu tanggung jawab lo?”

“..............” Jadi dia mulai percaya kepadaku?

“Lo jadi buronan Jack cs, gara-gara kemaren dan gue mesti tau kenapa.” Ucapnya menatapku lurus-lurus. Serius? Aku jadi buronan? Aku kan gak buat mereka bonyok.

“Huh?” Tanyaku, saking syoknya hanya kata itu yang keluar dari mulutku.

“Ck, balik lagi lo ke rumah. Keadaan gak aman.”

“Hah?” Jeritku.

“Gak usah pake teriak juga kali! lo mau di keroyok banyak orang?”

“Kagak lah.”

“Ya udah mending balik gih!” Apaan sih Adrian atur-atur, aku kan mau menuntut ilmu cieeee aku rajin kan?

“Apa deh lo ngatur-ngatur gue.” Aku menatap dia jengkel.

“Lo kan cuma penjaga, gue nyuruh lo sebagai pangeran.” Ohhh jadi mulai mainin kasta nih sekarang, sok banget ya ini cowo.

“Jadi lo percaya sama gue sekarang?”

“Hmmm 25% lah.” Ujarnya dan mengusap-ngusap dagunya seraya mengamatiku dari atas sampai bawah.

“Gak percaya kalau gue penjaga lo? gak usah gitu deh liatin guenya.” Aku menatapnya tanpa ekspresi, taukah dia tatapan menilanya itu membuat hatiku jlebbbbb. Ngeremehin banget dong.

“Gak ada macho-machonya abisan.”

“Maksud?”

“Pendek, kecil, lembek. Yakin lo bisa jagain gue?” Dia menaruh kedua tangannya di saku celana. Sumpah memang benar kata orang-orang dia itu cowok cool. Tapi menurutku sok cool.

“Lo mau bikin gue kesel lagi ya?” Aku mulai kesal dan bete, jangan sampai aku marah. Nanti kumat lagi gimana. Claire kemarin sudah kasih tau kalau aku marah pasti kumat, aku mungkin bisa membunuh orang. Ngeri kan? Masa iya aku harus hidup tanpa marah? Aku kan bukan Nabi. Jujur aku takut dengan kelebihan sekaligus penyakit baruku ini.

“Ehem, oke oke gue udah percaya sama lo.”

“Segampang itu?” Tanyaku mengerutkan kedua alisku.

“Kemaren emang belum cukup bukti?”

“Kalau gue jadi elo sih belum, bisa aja kan gue itu punya tenaga dalam yang udah di asah.” Aku mencoba terus memancingnya, apa benar dia sudah mulai percaya padaku.

Save The Prince (Remake)Where stories live. Discover now