Mission 20 = Found You

70 5 19
                                    

Adrian tidak menyangka bisa melihat malam bertabur banyak bintang dan sedekat itu dari pandangannya. Kedua matanya perlahan terbuka lebar dari tidur panjangnya.

Adrian merasa tertidur dalam waktu yang lama, tidur yang nyenyak tanpa bunga tidur yang singgah. Lalu saat kesadarannya pulih, ia pun bangkit berdiri sehingga menyebabkan ia sedikit goyah. Kepalanya sedikit pusing dan badannya masih terasa lemas.

Ia menyisir keadaan sekitar dengan satu tangan yang memegangi kepalanya. Ia masih berada disana, di hutan cahaya. Namun malam menyapanya, tampaknya ia pingsan sampai malam. Tapi rasanya ia belum pernah melihat hutan seterang itu dalam hidupnya.

Hutan itu penuh binar terang dari cahaya bulan serta kunang-kunang. Sesaat Adrian mengagumi penampakan hutan cahaya di malam hari itu. Unreal dan indah disaat yang bersamaan.

Namun ia tersentak ketika menyadari 2 rekan lainnya tidak berada bersamanya.

"Rommy?! Yesline??!" Ia berteriak, badannya berputar-putar hanya untuk menemukan kedua rekannya itu.

"Sstt jangan khawatir. Mereka berada di tempat yang aman." Sebuah suara menjawabnya, sontak Adrian mencari pohon yang bisa berbicara itu sebab suara itu sangat ia kenal sebelum ia jatuh pingsan. Suara yang juga membuat ia hampir terkena serangan jantung.

"Jadi kau ini Pangeran bumi yang sering di bicarakan itu?" Sahut pohon itu lagi. Adrian harus menahan rasa takutnya saat melihat pohon berwajah itu.

Dia selalu tersenyum lebar membentuk seringai jelek dan seram. Ditambah pohon itu cukup besar dan berwarna cokelat gelap. Tapi tidak bisa dipungkiri jika nada dari suara pohon itu merupakan jenis nada yang menyenangkan. Tidak ada nada sinis atau semacamnya, membuat Adrian bisa sedikit nyaman berada disana.

"Iya aku Adrian. Bisa kau beri tahu dimana teman-temanku berada?"

"Sudah kukatakan padamu. Mereka aman. Kau kesini membutuhkan bantuanku bukan? Katakanlah"

"Jadi kau adalah pohon dewa?"

"Benar. Manusia selalu sengaja datang kesini untuk mencariku. Tapi tidak semua manusia aku tolong. Karena aku hanya akan menolong pada manusia yang benar-benar suci."

"Aku tidak suci."

"Suci dalam arti kau manusia baik. Tidak melakukan hal-hal jahat setidaknya sampai saat ini?"

Adrian hanya mengangguk setuju. Badannya mulai relaks menghadapi pohon legendaris itu, ia merasa ini adalah kesempatan emasnya untuk mencari Janit. Tidak sia-sia ia jauh-jauh datang ke hutan cahaya.

"Sekedar informasi. Sebaiknya kau mencari hutan cahaya pada malam hari. Karena hutan ini akan benar-benar bercahaya di malam hari saja."

Mendengar itu, Adrian tersenyum kecil sambil melihat kunang-kunang yang berterbangan di sekitarnya. Betul juga, pantas saja di siang hari tadi ia sempat menyerah karena tidak tahu harus menemukan hutan cahaya dimana. Semua hutan terlihat sama saja.

"Baiklah, katakan apa keperluanmu anak muda" Pohon dewa menjulurkan akarnya menuju Adrian, dan menepuknya dengan ranting agar ia duduk di atas akar itu. Tertatih bingung, Adrian duduk juga di atas akar pohon dewa tersebut.

"Aku ingin bertemu pelindungku. Dia prajurit yang bertugas untuk melindungiku. Tapi dia hilang saat pertarungan kami beberapa hari yang lalu. Bisakah kau membantuku untuk menemukannya?"

"Siapa namanya?"

"Janitra. Guard Janitra dari kerajaan Nettar."

Pohon itu tersenyum lagi. Tersenyum yang mendekati seringai.

Save The Prince (Remake)Where stories live. Discover now