Mission 16 = Black Crows

110 12 8
                                    

Semua saling berpandangan saat Claire memberitahukan perkembangan terbaru mengenai pergerakan musuh. Seperti yang Valay sebutkan semalam, latihan di tiadakan. Semua hanya harus menjalankan tugas baru.

Bersiaga

Di bagi menjadi beberapa kelompok, para prajurit berada di semua titik Istana Xavier dan Nettar. Yang dicari oleh Pupa hanyalah kemenangan serta kekuasaan Negeri. Sekali lagi, pejabat pejabat yang masih tersisa di Negeri segera di asingkan kembali. Bahkan kali ini, rakyat sipil pun ikut di asingkan. Negeri Aulus hanyalah berisi Pasukan pembela Negeri dan Pangeran yang masih tersisa. Sedangkan Ratu Ziffua masih belum bisa kemana-mana, dia kembali membeku dan untuk menempuh perjalanan jauh, kondisinya masih belum memungkinkan sekali.

Semua bergerak cepat, Valay dan Claire membantu rakyat sipil yang akan pergi dengan kereta rusa. Anak-anak serta perempuan paling diutamakan, persediaan makanan tak luput diutamakan. Jaraknya jauh, tempat pengasingan yang dulunya hanya berisi orang-orang penting saja kini menjadi tempat pengungsian seluruh rakyat Aulus.

Inilah yang terbaik, mengamankan seluruh rakyat sudah menjadi suatu keharusan untuk melindungi Negeri.

Janit yang mendapat tugas berpatroli di sekitar taman Istana bersama Kedua temannya yang lain, masih bisa memandang bagaimana para rakyat sipil menaiki angkutan kereta rusa di dekat gerbang Istana.

"Rusanya cantik.." Gumamnya yang ternyata memperhatikan rusa bertanduk putih disana.

"Ssshh"

"Ho?" Janit menoleh ke samping kirinya, Kyle berdiri tak jauh darinya. Sama-sama memperhatikan cara kerja Valay dan Claire yang membantu rakyat sipil.

"Kau dengar? Claire bilang kita harus berhati-hati dan bersiaga, terutama kita yang punya kelebihan." Kyle berkata, sesaat dia menoleh pada Janit yang tengah menatapnya.

"Aku dengar, kedengarannya sangat buruk untuk kita." Ucap Janit menanggapi ucapan Kyle, tak menyangka pada akhirnya Kyle mau menyapanya lagi.

"Aku tak masalah Patra atau siapapun itu akan merampas kelebihanku, selama aku masih bisa melawannya. Aku rasa kehilangan itu masih belum ada apa-apanya."

"Hei, jangan begitu. Kau harusnya bersyukur diberi kelebihan. Kau harus menjaganya!" Sangkal Janit yang mendadak jadi berjalan mendekati Kyle.

"Apa aku bisa?" Toleh Kyle pada Janit yang sekarang sudah berada tepat di sisinya.

"Kenapa kau jadi tidak semangat seperti ini..."

"Berhenti bahas soal kelebihan. Aku tidak mempunyainya, setidaknya apa yang diucapkan Janit ada benarnya..Bersyukur saja kamu. Kyle Sairon." Seseorang menyela di seberang lain, dia adalah Rommy yang mempunyai tugas sama seperti Janit dan Kyle. Berpatroli di sekitar taman Istana.

"Berhenti ." Ucap Kyle

Badannya memutar pada Rommy, lelaki itu melirik malas pada Kyle.

"Kau, berhenti juga untuk selalu membela Janitra. Aku muak."

Kepala Rommy menegak, giginya beradu. Tatapannya lurus tak mau melihat Kyle, sudah yakin jika ia melihat Kyle, wajah sinis lah yang pasti ia dapatkan.

"Aku membela yang menurutku benar." Ucap Rommy tandas.

Kyle mendesah malas, dia melirik Janit sebentar lalu kembali pada posisi semula. Semakin tidak bersemangatlah ia kali ini. Janit merasakan atmosphere mulai tidak mengenakan. Dia menggaruk bagian lehernya yang tak gatal dan tak sengaja menyentuh gagang tombak nya yang sudah tersampir di bagian punggungnya, menyatu dengan ransel besar yang ia pakai.

"Hei, aku masih belum bisa memakai benda ini! Kau bisa ajari aku Kyle? Aku merasa bosan terus berdiri, lalu sejam kemudian berpatroli keliling taman ituuu rasanya bosan hehe. Sedikit beraktivitas mungkin menyenangkan?" Janit mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan, mencoba untuk mendekatkan dirinya dengan Kyle lagi, seperti awal-awal ia kesini. Kyle orang yang paling asik sejak Janit ke Aulus.

Save The Prince (Remake)Where stories live. Discover now