Pipi gebu itu diusap perlahan . Wajah polos Aira aku tatap sepuasnya . Air mata mengalir apabila teringat apa yang telah terjadi kepada gadis itu . Hanya kerana Olivia Kaira memilih untuk menjadikan Rayyan Daez sebagai suami , dia dicederakan . Rasa bersalah mula terbit dihati Rayyan .
" I'm sorry bae "
Kaira membuka matanya sebelum menggeliat perlahan . Aku membalas senyuman Kaira .
" Sorry for what Rayyan? And why did .. Are you crying? Mata awak merah "
Aku tersentak . Dia dengar apa aku cakap tadi? Err alasan apa aku nak bagi ni . Aku menggosok mataku perlahan .
" Eh mana ada nangis . Sorry sebab kacau awak tido hehe "
Kaira mengerutkan dahinya . Dia cuba untuk bangun dari baringannya . Bajunya yang sedikit terdedah membuatkan aku terkejut . Cepat cepat dia menarik selimut menutup tubuhnya .
" Kawin dulu "
Aku tersengih . Dia perli aku eh? Alah bukannya sengaja dapat free show HAHA .
" Taksabar pulak nak kawin "
Aku ketawa apabila melihat wajah cuak Kaira . Dia memukul lenganku perlahan sebelum turut ketawa .
" Hish apa lah . Sejak bila jadi pervert ni? "
" Sejak kenal awak "
Kaira tersenyum lagi dan kali ini senyumannya begitu manis . Mummy Kaira mengetuk pintu sebelum masuk kedalam bilik milik anak gadisnya .
" Nah breakfast untuk both of you . Olive , tadi Rayyan datang tapi you still tido lagi so i asked him to wake you up "
Kaira mengangguk tanda faham . Mummy Kaira mengukir senyuman sebelum keluar dari bilik itu . Breakfast yang disediakan aku tenung .
" Rayyann .. Suap "
Kaira membuka mulutnya sedikit sambil memejamkan matanya . Aku ketawa kemudian menyuapkan nasi goreng itu kedalam mulutnya . Kemudian nasi itu disuap pula kedalam mulutku .
" Sedap mummy awak masakk "
" Mummy je laa , saya tak pandai masak sangat "
Aku menyuapkan lagi nasi itu kedalam mulutnya . Jus oren aku ambil kemudian dihulur kepadanya .
" Masak boleh belajar "
" Alah perjanjian kita bukan lama "
Riak wajahku berubah namun Kaira seperti tidak terkesan dengan percakapannya sendiri . Dia benar benar serious dengan perjanjian itu . Tak . Aku akan buat dia jatuh cinta dengan aku .
*****
" Assalammualaikum mama "
Tangan mama ku kucup perlahan . Kasut ditanggal kemudian berjalan masuk kedalam rumah .
" Waalaikummussalam . Hah , ni kenapa balik tak bagitahu ni? "
" There's something ez nak mintak tolong lah . Hehe ,, can you? "
Aku duduk disofa empuk milik mama itu . Televisyen dibuka kemudian aku menukar channel 433 , channel kegemaran .
" Dah agak dah . Balik mesti ada benda kan? Kalau tak mana ingat kat mama ni "
Kata mama sambil meletakkan mug berisi air horlicks favourite aku diatas meja .
" Not like that lah . Ez busy sikit mama . Faham please? "
" Yelah yelah . Faham . Nak mama tolong apa? "
" Okay .. Do you still remember Aira? Childhood friend ez dulu? Jiran kita? "
" Yes . Ofcourse mama ingad "
" Alhamdulillah . So .. Like this .. "
*****
Aku berjalan laju menuju ke tandas . Kesejukan aircond didalam kelas tadi membuat kan aku rasa ingin terkucil .
Selesai melepaskan hajat , aku keluar dari tandas dan membetulkan rambut di hadapan cermin . Powder jenama laneige dikeluarkan kemudian disapu ke wajah . Lipstick mac pula dikeluarkan dari beg dan dicalit sedikit dibibir . Perfect!
Aku menyimpan barang barang tadi kedalam handbag kemudian berjalan keluar dari situ namun perjalanan ku terhenti apabila Nabila , gadis gedik hotstuff kolej ku menghalang jalan .
" Oh you laa anak Dato' Mukhriz yang tergedik gedik dengan Encik Rayyan? "
" Err apa you cakap ni Bella? "
Dia mengukir senyuman . Malangnya , senyuman sinis . Dia memetik jari sebelum dua lagi gadis yang diberi nama Zera dan Syu muncul dibelakangnya dengan senyuman yang sama 'sinis' sepertinya.
" Girls , korang kerjakan perempuan ni . Taktahu malu . Selagi dia ganggu Rayyan I , selagi tu I takkan dapat Rayyan "
Senyuman sinis Zera dan Syu semakin meleret apabila diberi ' green light ' oleh Nabila , ketua kepada gadizss hotstuff gedik . Hah , nama tu aku dan Syifa yang reka .
Baldi berwarna merah yang berisi air sabun itu ditendang kuat oleh Syu . Kerana kedudukannya agak dekat dengan aku , airnya tercurah keatas seluar legging putih yang aku pakai .
Zera segera menolak aku sehingga terjatuh kerana hilang keseimbangan . Cawan putih yang diletakkan dihujung sinki diambilnya kemudian diisi dengan air . Perlahan lahan Zera menuang air itu diatas kepala aku .
" Apa ni! Aku takpernah kacau kau bertiga! Jangan sampai aku .. "
" Aku apa? Report kat Dato' Mukhriz? HAHAH report lah . Aku sikit pun takde rasa takut! "
Ketawa Nabila semakin menggila . Dia kemudian mengarahkan Zera dan Syu untuk keluar dari tandas itu .
" Aku tahu kau kacau Rayyan lagi , siap kau aku kerjakan "
Dia berjalan keluar meninggalkan aku keseorangan . Aku memeluk lutut dan menyandar di dinding sambil menangis . Begini sukarkah ujian untuk berkahwin dengan seorang Rayyan Daez? Perkahwinan ini hanyalah perjanjian yang dirancang!
*****
" Masuk "
Pintu ditolak perlahan sebelum wajah masam Kaira masuk kedalam bilik pejabatku . Kaira berjalan perlahan sambil memeluk tubuhnya . Dia nampak seperti kesejukan . Seluruh tubuhnya nampak lemah . Seluarnya basah dan rambutnya kusut . Belum sempat aku berkata apa apa , Kaira sudah rebah .
" Kaira! Kaira! "
Aku menarik tubuhnya didalam dakapan . Dia menggigil kesejukan dan menangis didalam dakapanku .
" Kenapa ni? What happen to you? Sape buat ni? "
Berkali kali aku menanyakan hal yang sama namun Kaira hanya berdiam diri . Akhirnya aku mengalah dan mengangkatnya lalu diletakkan diatas sofa kulit yang disediakan didalam pejabatku .
Selimut yang berada didalam laci aku ambil kemudian membantu Kaira untuk menyelimutkan tubuhnya . Suhu aircond aku tukar daripada 18 kepada 26 .
" Thanks Rayyan "
Kaira berkata sambil matanya terpejam . Dalam masa 10minit , gadis kesayanganku itu tertidur . Aku membiarkan Kaira tidur sambil aku mengemas semua barang barang . Aku masih ada satu lagi kelas , jadi aku bangun lalu meletakkan tag ' jangan ganggu ' dihadapan pintu pejabat .
Membiarkan Kaira berehat .
YOU ARE READING
Heartbreaker First Love ✔ | EDIT
Random" People didnt quite understand our relationship , and neither do i sometimes . But the thing is , we were bestfriends , enemies , and maybe even lovers " Berjumpa kembali setelah terpisah untuk sekian lama . Namun dalam keadaan yang tidak pernah di...