19. Photo

132K 5.5K 22
                                    

   Calya memencet bel apartement Adam. Ya dia memutuskan untuk menemui pria itu. Memberi penjelasan dan meluruskan kembali hubungan mereka. Awalnya Calya ragu dan tidak berniat menemui Adam, tapi itu bukanlah jalan yang baik. Semakin ia menghindari pria itu, semakin sulit baginya untuk hidup bahagia dengan Hiro. Hiro juga mengizinkannya menemui Adam bahkan ia melarang Anton ikut bersamanya. Ia benar-benar memberi Calya kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya.

Calya sedikit terkejut saat pintu apartement Adam terbuka. Menampakkan Adam yang terlihat sangat berantakan dengan wajah yang begitu pucat.

"Kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat" ucap Calya khawatir

Namun Adam malah tersenyum sinis melihat kekhawatiran Calya.

"Kamu peduli sama aku? Bahkan ini sudah dua minggu dan kamu baru menemui aku!" Ucap Adam meninggalkan Calya dan langsung masuk ke apartementnya. Dengan cepat Calya ikut masuk kedalam sana.

Ia hanya berdiri menatap Adam yang duduk disofa tanpa menatapnya.

"Adam, kamu sedang sakit? Biar aku periksa dulu" dengan cepat Calya langsung mengeluarkan stesoskop dari tasnya dan mencoba memeriksa tubuh Adam.

"Tidak usah!" Ucap Adam menepis tangan Calya

"Adam..."

Adam tidak mengubris panggilan Calya. Matanya tertuju kearah tv walau tatapan mata pria itu kosong.

"Aku ingin meluruskan hubungan kita. Aku tidak ingin terus berada disituasi yang sulit seperti ini..."

"Yang diucapkan pria itu... benar...?" Tanya Adam pelan nyaris tak terdengar

"Ya... aku memang sedang hamil" jawab Calya setelah terdiam beberapa saat

"Keluarlah dari rumahku. Tidak ada yang perlu diluruskan. Semua sudah terlambat"

"Tidak, Adam. Aku tetap ingin memiliki hubungan baik denganmu. Setidaknya kita bisa berteman baik"

"Kamu egois, Calya" ucap Adam tersenyum sinis, " kamu ingin kita berteman? Kamu mungkin baik-baik saja dengan itu! Tapi aku... bagaimana perasaanku harus berteman dengan orang yang aku cintai..."

"Maafkan aku... aku memang salah..."

Adam hanya terdiam mendengar permohonan maaf Calya. Ia tampak berpikir keras mengenai masalahnya dengan Calya.

Sebenarnya ia tahu bahwa dialah yang salah disini. Dia yang meninggalkan Calya, maka ia berhak menerima kenyataan kalau wanita itu meninggalkannya. Ya... seharusnya ia bisa menerima kenyataan...

"Aku akan pergi, Calya..."

"Pergi?"

"Ya... aku dapat tugas di malaysia"

"Tapi, Adam..."

"Sebenarnya aku belum menerima pekerjaan itu. Tapi... sepertinya aku harus menerimanya. Aku butuh suasana baru untuk bisa menjernihkan perasaanku"

"Jangan memaksakan keadaan, Adam. Kalau kamu ingin stay disini, jangan memaksa perasaanmu"

"Aku akan memikirkannya kembali"

"Kalau kamu pergi, itu akan menyedihkan bagiku"

"Kita tetap berteman kok. Walau aku jauh, aku akan tetap menghubungimu. Mari kita berbagi cerita satu sama lain. Dan aku rasa dari awal akulah yang salah. Seharusnya aku merelakanmu dengan Hiro sejak awal. Pada akhirnya kita tetap tidak bisa bersama. Ini semua karena egoku. Maafkan aku..."

"Aku juga salah. Bagaimanapun aku menikah, padahal hubungan kita masih berstatus pacaran"
Adam dan Calya terdiam satu sama lain. Keduanya sibuk dengan pikiran yang memenuhi kepala mereka.

Our Wedding [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora