24. Heartbreak

130K 5.3K 72
                                    

Hiro memasuki ruangannya. Enam bulan telah berlalu. Ia belum juga mendapatkan kabar mengenai Calya. Membuat Hiro semakin khawatir. Jika dihitung berarti kandungan Calya sudah memasuki usia tujuh bulan. Ia tidak ingin wanita itu harus melahirkan sendiri. Ia ingin berada disamping Calya saat wanita itu melahirkan.

"Maaf, pak. Tapi, kami sama sekali tidak menemukan tanda-tanda kalau nyonya Calya meninggalkan Indonesia. Tapi sejauh ini, kami juga tidak menemukannya di Indonesia"

"Bagaimana dengan Evan. Kau tidak melacak keberadaannya"

"Sudah, pak. Baik pak Evan maupun pak Arianto keduanya hanya berangkat karena tujuan pekerjaan saja"

"Saya tidak mau tahu. Terus cari keberadaannya!" Ucap Hiro menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi

"Baik, pak"

Hiro memejamkan matanya. Selama Calya pergi hidup Hiro benar-benar tidak karuan. Pikirannya sibuk memikirkan Calya.

Dimana kamu sebenarnya?
                         ***

Calya menatap langit sore yang tampak begitu cerah. Sekarang ia sedang duduk di taman dekat apartementnya. Ia baru saja pulang mengecek kandungannya. Hari ini ia mengetahui kalau baby twins mereka berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Calya sangat senang mendengar kabar itu.

Sebenarnya ia bersifat netral, apapun jenis kelamin baby twins ia akan menerimanya. Dan mendapat kabar kalau mereka adalah laki-laki dan perempuan juga membuat Calya senang.

"Eun hee-ya..."

Calya melengah begitu namanya disebut. Ya, itulah nama barunya. Ia sudah memiliki identitas baru dengan nama Cho Eun Hee. Ia memilih Korea Selatan sebagai tempat menenangkan diri. Tidak ada alasan khusus mengapa ia memilih negara ini. Entah mengapa mulutnya langsung mengucapkan Seoul begitu kak Evan menanyakannya.

"Ne, bibi Han"Calya tersenyum pada seorang wanita berumur sekitar limapuluhan. Ia adalah tetangga Calya apartementnya.

Bibi Han adalah seorang designer yang cukup terkenal di Seoul. Selama Calya di Seoul ia sangat dekat dengan bibi Han. Bahkan ia sering diajak kebutik wanita itu. Saat ini, Calya masih belajar berbahasa korea. Setelah ia lancar berbahasa korea dan baby twins sudah cukup besar, ia akan melanjutkan profesinya sebagai dokter.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Hanya menikmati udara sore. Bibi baru pulang?" Tanya Calya pada bibi Han yang sudah duduk disampingnya.

"Ya. Bukankah hari ini kau akan memeriksakan kandunganmu?"

"Ne, mereka berjenis kelamin laki-laki dan perempuan" seru Calya sambil tersenyum senang

"Benarkah? Kau sudah memikirkan nama untuk mereka?"
Calya tampak mematung.

Sebenarnya, ia pernah membahas ini dengan Hiro. Dan Hiro sudah menetapkan nama pilihannya.

"Ne, appa mereka sudah menyiapkannya"

"Kau tidak ingin menemui suamimu?" Tanya bibi Han.

Calya begitu dekat dengan bibi Han. Hampir semua aktivitasnya ia lakukan bersama wanita itu. Ia sudah menganggap bibi Han sebagai ibunya sendiri.

"Saya belum siap, bibi Han"

"Ini adalah keputusanmu. Ikuti apa kata hatimu. Bibi tahu bagaimana perasaanmu selama ini. Tapi, ini bukan cara yang tepat untuk menghukumnya"

"Menghukumnya?"

"Eun Hee-ya, kau pergi tanpa sempat mendengar penjelasan darinya. Mungkin saja semua itu tidak seperti yang kamu pikirkan. Ia pasti punya alasan untuk itu. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, sayang. Cobalah untuk mengalah dan ikuti kata hatimu. Bibi Han tahu, kau begitu rindu padanya. Dan kau tidak bisa menyembunyikan fakta kalau kau sangat mencintainya"

Our Wedding [END]Where stories live. Discover now