7 # Impossibility

21.5K 2.8K 132
                                    

Val membuka pintu Honeydukes dan melangkahkan kakinya ke dalam.

"Selamat siang, Mr. Flume, Abe,"sapa Val begitu melihat Mr. Flume dan Aberforth yang sedangn bercakap-cakap.

"Selamat siang! Apa kau berniat untuk membeli pumpkin pasties lagi?"tanya Mr. Flume.

Val menggeleng, "Kurasa aku akan mencoba yang lain,"katanya. Ia berjalan mengamati setiap permen dan makanan manis yang ada di toko ini.

"Dimana teman pirangmu itu?"tanya Aberforth. Teman yang Aberforth maksud pasti Draco. Lagipula, siapa lagi teman Val yang pirang?

"Dia sudah pulang ke rumahnya untuk liburan natal, tentunya,"jawab Val.

"Oh, benar. Aku lupa kalau sekarang sudah natal!"

Val tertawa kecil.

"Namamu Val, bukan?"tanya Abetforth yang hanya ditanggapi oleh anggukan Val.

"Bagaimana kabar Kakakku itu? Apa dia sudah mati?"tanya Aberforth lagi. Val membelakakkan matanya dan menoleh ke Aberforth dengan pandangan tidak percaya. Sedangkan Aberforth terlihat santai menunggu jawaban dari Val.

"Apa? Jangan menatapku seperti itu! Kejadian kemarin itu tentu saja membuatku bertanya apa dia sudah mati atau belum,"kata Aberforth membela diri saat melihat tatapam yang dilemparkan Val.

"Kau seharusnya bertanya dengan bahasa yang lebih halus,"tegur Mr. Flume. Aberforth tidak mengindahkan perkataan Mr. Flume sama sekali dan masih menunggu jawaban dari Val.

"Maaf, maksudmu kejadian apa?"

"Astaga, nak. Aku pikir seluruh Hogwarts sudah mengetahuinya,"gumam Aberforth. Gadis muda itu menatap kedua pria di hadapannya dengan bingung.

Mr. Flume tersenyum sabar pada Aberforth, "Apa kau belum tahu tentang Katie Bell?"tanya Mr. Flume kepada Val. Pemilik Honeydukes itu melirik sejenak ke Aberforth seakan ia mengerti bahwa Aberforth sama sejali tidak berniat untuk menceritakannya kepada Val.

"Katie Bell? Maksud anda, murid yang menyentuh kalung yang telah dikutuk itu?"kata Val. Pikiran Val kembali melayang ke kejadian dimana Val mengetahui bahwa Draco yang memberikan kalung terkutuk itu pada Katie Bell. Val menghembuskan nafasnya perlahan. Apakah ini masih berhubungan dengan Draco? Dengan tujuan Draco dengan vanishing cabinet itu? Dengan alasan mengapa Professor Snape melindungi Draco?

Mr. Flume mengangguk, "Betul. Tapi kurasa kau hanya mengetahui penggalan cerita itu saja, ya? Cukup kaget mengingat kau adalah murid dari Albus-"

"Cepat ceritakan intinya, Ambrosius,"ujar Aberforth memotong ucapan Mr. Flume.

"Baiklah-baiklah. Begini, teman Katie yang ada bersamanya ketika kejadian itu terjadi, mengatakan sesuatu kepada Snape dan McGonagall tentang apa yang sebenarnya terjadi,"kata Mr. Flume.

"Hal apa yang terjadi?"tanya Val penasaran.

Mr. Flume memelankan suaranya dan berkata, "Sebelum Katie Bell menyentuh kalung itu, The Opal Necklace, ia berkata pada temannya bahwa ia harus mengantarkan kalung itu kepada Albus."

Val terdiam untuk beberapa saat, berusaha mencerna penjelasan dari Mr. Flume dengan perlahan. Kalung itu seharusnya diberikan kepada Professor Dumbledore? Sampai akhirnya Val tersentak di tempatnya berdiri.

"A-Apa? Tunggu-tunggu. Jadi maksudmu, ada seseorang yang berusaha memberikan kutukan kepada Professor Dumbledore melalui kalung itu?!"pekik Val tidak percaya.

"Begitulah. Di kalung itu telah diberikan kutukan yang akan membunuh siapapun yang menyentuhnya dan kutukan itu akan menyebar ke seluruh tubuhnya. Walaupun terkadang benda itu hanya akan memberikan penyiksaan yang benar-benar buruk bagi pemegangnya. Menurutku, Katie termasuk orang yang beruntung,"jelas Mr. Flume sambil menggelengkan kepalanya seakan dia tidak percaya bahwa ada yang berniat melakukan hal semacam itu.

Slytherin's ShadowWhere stories live. Discover now