30 # Meeting

14K 2.2K 264
                                    

Tiga tahun kemudian...

"Hermione, apa kau sudah melihat berkas yang kuberikan?"

Gadis itu menoleh dan mendapati seorang wanita yang berkacak pinggang.

"Um... sepertinya belum. Apakah itu sangat penting?"tanya Hermione membuka lacinya dan mencari berkas yang dimaksud wanita tersebut.

"Kalau tidak penting, untuk apa aku berikan padamu?"gerutu wanita itu.

Hermione terkekeh, "Maafkan aku, Sienna. Aku akan membacanya sekarang,"ujar Hermione menunjukkan berkas yang dimaksudkan rekannya itu. Hermione membuka halaman pertama dan tangannya langsung membeku.

"Malfoy Enterprise..."

"Jangan membacanya sedramatis itu, Mione,"gumam Sienna sambil melihat kuku tangannya. Hermione memaksakan dirinya untuk membaca berkas itu secara cepat.

"Jangan bilang kalau kau ingin aku yang menangani masalah ini,"ujar Hermione.

"Mione, kau bekerja di Kementrian Sihir bagian Perhubungan Muggle, ini adalah tugasmu,"balas Sienna. Hermione masih membaca berkas itu. Jika dia yang akan menangani masalah Malfoy Enterprise, itu artinya ia akan kembali bertemu dengan Draco Malfoy. Itu bukan hal yang bagus.

"Ayolah, lagipula apa sulitnya? Kau pasti sudah pernah mendengar tentang Malfoy Enterprise, kan?"timpal Sienna dan Hermione hanya menatap Sienna.

"Malfoy Enterprise awalnya bekerja di bagian transportasi sihir seperti pembuatan broomstick dan lain-lain. Tapi setahun terakhir ini mereka mulai bekerja sebagai perusahaan investasi juga. Dan mereka ingin berinvestasi di dunia muggle. Nah, itu adalah tugasmu,"jelas Sienna. Hermione hanya menghembuskan nafasnya perlahan. Tanpa Sienna jelaskan ulang pun, Hermione sudah tahu tentang perusahaan yang didirikan oleh Draco Malfoy itu.

"Semangatlah, Hermione. Ini hanya Draco Malfoy. Bersikaplah profesional dan tidak akan ada hal buruk yang terjadi padamu,"kata Sienna sambil tersenyum memberi semangat pada Hermione. Hermione hanya membalas dengan senyuman lemah. Sienna bangkit berdiri dan keluar dari ruangan Hermione. Meninggalkan gadis itu dalam kebimbangannya.

Rasa bersalah.

Itu masih terus menghantuinya selama tiga tahun terakhir. Hermione merasa sebagai orang yang paling jahat di dunia karena telah menghapus kenangan tentang seseorang yang paling Draco cintai dari pikiran laki-laki itu. Dia selalu menghindar saat Harry mengajaknya untuk mengunjungi Draco. Bagaimana caranya menghadapi laki-laki itu sekarang?

###

"Granger."

"Mr. Malfoy,"sapa Hermione dengan profesinal. Draco bangkit berdiri dari kursi kebesarannya dan mempersilahkan Hermione untuk duduk. Ini pertama kalinya mereka bertemu setelah bertahun-tahun.

"Bagaimana kabarmu, Granger? Bekerja di kementrian, eh?"tanya Draco memulai percakapan.

"Cukup baik dan sibuk. Bagaimana denganmu, Malfoy?"tanya Hermione sesopan mungkin. Dari apa yang Hermione lihat, Draco tampak sangat damai dan merawat dirinya sendiri dengan baik. Masih dengan jas hitamnya yang sangat rapi walaupun kemeja hitam yang biasa ia kenakan di Hogwarts sekarang sudah digantikan dengan kemeja berwarna biru tua dengan dasi yang terpasang rapi. Menunjukkan kesan 'orang penting' melekat pada Draco.

"Luar biasa. Jadi, apa kita langsung mulai saja untuk membahas pekerjaan?"tanya Draco dan Hermione mengangguk.

###

"Baiklah, Malfoy. Aku akan datang kembali untuk memberikan beberapa data yang harus kau penuhi, nantinya,"ucap Hermione.

"Terima kasih, Granger."

Hermione terdiam. Seorang Draco Malfoy mengucapkan terima kasih? Astaga, Val memang menjadi perubahan hidup yang besar bagi Draco. Hermione menunduk. Pantas saja pria itu hampir gila karena kematian Val. Hermione pun mengangguk dan bangkit berdiri.

"Granger, sekarang sudah jam makan siang. Apakah kau keberatan jika aku mengundangmu untuk makan siang bersama?"tanya Draco. Hermione menoleh ke Draco.

"Anggap saja sebagai permintaan maafku untuk segala hal yang kulakukan di Hogwarts. Kalau diingat kembali, aku belum pernah meminta maaf padamu,"lanjut Draco. Hermione bimbang untuk menerima atau menolak ajakan Draco.

Tapi akhirnya gadis itu mengangguk. Draco pun bangkit berdiri dan mereka berdua berjalan bersama keluar dari bangunan Malfoy Enterprise. Hermione memilih diam selama mereka berjalan. Dia takut jika ia suatu saat tidak sengaja menyebut nama Val dan hal itu akan membuat Draco mengetahui segalanya. Mereka memasuki sebuah restoran yang tidak jauh dari Malfoy Enterprise dan memilih meja.

"Pesan apapun yang kau mau, Granger. Tidak perlu ragu. Aku bisa membayar semuanya,"ujar Draco dan Hermione tidak tahan untuk tidak memutar kedua bola matanya mendengar kesombongan Draco yang sepertinya tidak pernah hilang.

Makan siang itu terasa benar-benar canggung. Kedua penyihir itu tampak tidak tahu bagaimana caranya untuk memulai percakapan mengingat keduanya adalah musuh besar saat di Hogwarts. Hermione pun mulai berpikir. Val yang menyatukan mereka semua. Membuat Harry, Hermione, bahkan Ron menjadi simpati pada Draco. Hermione menunduk sampai dia menangkap sesuatu yang bersinar dari pergelangan tangan Draco. Ia memicingkan matanya dan membelakakkan matanya.

"A-Albatross..."lirih Hermione. Tidak disangka, Draco mendengar lirihan Hermione dan ikut menoleh ke pergelangan tangannya.

"Matamu ternyata masih cukup jeli, Granger,"balas Draco. Hermione masih terkaget. Dia tahu persis itu apa. Hermione pernah melihat Val mengenakan kalung itu saat mereka bertemu di perpustakaan dan ia melihat Draco mengenakan kalung itu sebagai gelang di pemakaman Val. Bagaimana mungkin Draco masih mengenakannya?

"D-Darimana kau mendapatkan itu, Malfoy?"tanya Hermione berusaha membuat suaranya tidak terdengar gugup.

"Kenapa? Kau ingin membeli yang seperti ini juga?"tanya Malfoy.

Hermione mengangguk, "Itu cukup bagus,"bohong Hermione.

"Entahlah, Granger. Aku tidak ingat bagaimana aku mendapatkan ini. Tiba-tiba saja ada di pergelangan tanganku saat aku bangun pagi hari. Aku seperti tidak ingin melepaskan ini,"gumam Draco mengusap bandul albatross di pergelangan tangannya.

Hermione terdiam. Itu artinya perasaan Draco tidak berubah. Ingatannya akan Val sudah hilang tapi perasaannya tidak berubah. Buktinya Draco masih menyimpan kalung Val walaupun sama sekali tidak mengingat asal usul kalung itu. Padahal bisa saja laki-laki itu langsung membuang kalung itu. Hermione memegang kepalanya. Bahkan sikap Draco pun tidak berubah, menjadi lebih baik dan sopan seperti saat Val masih ada di hidup laki-laki itu.

Demi Merlin, Val mengubah Draco lebih banyak dari yang Hermione sadari.

Slytherin's ShadowWhere stories live. Discover now