39 # Possible?

17.4K 2.5K 1.1K
                                    

"Draco, apa yang terjadi dengan tanganmu?!"

Draco mengabaikan ucapan ibunya dan langsung masuk ke dalam manor.

"Draco!"

"Berhenti khawatir tentangku, Mother. Aku sudah mengetahui semuanya, kau tidak perlu mengkhawatirkanku!"seru Draco dengan tidak sabar. Bahunya naik dan turun, menunjukkan bahwa kesabarannya sudah di ambang batas.

"Mengetahui apa maksudmu?"tanya Narcissa dengan pandangan bertanya.

"Valeria Lynch, gadis yang kalian hapus dari memoriku,"ujar Draco dengan sinis. Narcissa membelakakkan matanya dengan kaget sementara Draco hanya mendengus.

"Apa, Mother? Apa kau masih mau menyangkal  bahwa tidak ada yang kau sembunyikan dariku?"

"Draco..."

"Mengapa kalian melakukan hal serendah itu? Menghapus tentang seseorang kucintai, seseorang yang mengubahku menjadi lebih baik! Kalian bukannya membantuku merelakannya, tapi malah mengambil keputusan egois!"seru Draco dengan marah.

"Draco... kami sangat ingin membantumu merelakannya-"

"Tapi apa, Mother? Semuanya sudah terlambat, aku tidak akan merelakan dan melupakannya lagi sekarang,"sinis Draco. Laki-laki itu segera menuju ruang bawah tanah dan menuju ke brankas besar milik Keluarga Malfoy. Draco tersenyum miring saat melihat benda yang ja cari.

Dia tidak akan membiarkan Val pergi lagi kali ini.

###

"Draco?"

"Aku perlu bicara pada Rodolphus. Dimana dia?"tanya Draco dengan serius. Robert memberi isyarat pada Draco untuk mengikutinya. Mereka berdua berjalan ke sebuah sel tanahan dimana terdapat seorang pria disana.

"Mr. Lestrange,"panggil Draco. Rodolphus menoleh ke arah Draco dan wajahnya langsung menunjukkan ketakutan yang luar biasa. Walaupun Draco adalah keponakannya, tapi pemuda itu tetaplah seorang Malfoy dengan segala kekuasaannya. Hidupnya bisa langsung hancur berkeping-keping bila ia bermasalah dengan seorang Malfoy, dan Rodolphus sadar akan hal itu.

Draco melirik ke Robert, mengisyaratkan agar pria itu pergi.

"Mari kita buat kesepakatan,"ucap Draco. Rodolphus masih terdiam.

"Kau akan kukeluarkan dari tahanan ini dan aku akan memastikan bahwa aku tidak akan menganggapmu sebagai pembunuh Val lagi. Kau bisa bebas dariku,"ucap Draco dan Rodolphus mulai tertarik.

"Dan apa yang bisa kuberikan sebagai gantinya?"tanya Rodolphus.

"Kau harus memberitahuku siapa sebenarnya pembunuh Val dan... bagaimana itu terjadi. Kau harus menjelaskan segalanya padaku,"tuntut Draco.

Rodolphus langsung mengangguk, "Sepakat. Apa kau mau kuceritakan sekarang?"tanyanya. Draco mengangguk.

Rodolphus menghembuskan nafasnya, "Saat itu, aku... aku memang melemparkan kutukan tak termaafkan padamu, untuk membunuhmu. Aku tidak memiliki keinginan apapun untuk membunuh seorang gadis yang bahkan tidak kukenal sama sekali. Jadi, pertama, aku minta maaf akan hal itu."

Draco menatap Rodolphus dengan datar.

"Tapi, yang terjadi selanjutnya, bukan seperti yang kau kira,"ucapnya. Draco mengerutkan keningnya.

"Percaya atau tidak, tapi aku melihat baik-baik dengan mataku sendiri kalau gadis itu menangkal mantra dariku,"ucap Rodolphus yang membuat Draco menahan nafasnya karena tidak percaya.

"Lalu siapa yang sebenarnya membunuhnya?"

Rodolphus menghela nafasnya sebelum menjawab, "Bellatrix."

Slytherin's ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang