26 # Battle

16.7K 2.4K 586
                                    

"Professor!"

Professor McGonagall menoleh dan menatap seorang gadis yang berlari ke arahnya.

"Ada apa, Miss Lynch?"

"Aku-"

Ucapan Val terpotong begitu ia melihat mantra perlindungan yang telah dilakukan beberapa professor. Val menoleh ke depan kastil dan melihat patung-patung yang dulu menghiasi Hogwarts kini telah menjadi pasukan untuk melindungi Hogwarts.

"Bukankah ini indah, Professor?"bisik Val. Professor McGonagall ikut melihat ke atas dengan senyuman getir.

"Ya. Tapi sayangnya beberapa saat lagi mungkin ini semua akan hancur,"timpal Professor McGonagall. Val menghela nafasnya perlahan. Dia tidak bisa membayangkan sekolah yang sudah ia tempati selama enam tahun terakhir ini akan hancur karena Voldemort. Bagaimanapun juga, pasukan Voldemort akan segera ke Hogwarts dan tak akan berhenti menyerang sampai mereka menemukan apa yang mereka cari, yaitu Harry.

"Abe!"seru Val saat ia melihat seorang pria tua yang sedang berjalan ke arahnya dan Professor McGonagall. Aberforth tersenyum lebar.

"Baiklah, Val. Apa kau sudah siap mempermainkan pikiran makhluk menjijikan disana?"tanya Aberforth. Val terkekeh pelan dan mengangguk.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?"tanya Professor McGonagall.

"Tanyakan saja pada legilimens berbakat yang disampingku ini, Minerva,"jawab Aberforth. Professor McGonagall tampak kaget melihat Val.

"Tenang saja, Professor. Aku tidak akan bermain-main dengan pikiranmu,"gurau Val.

"Kau yakin kau bisa mengendalikan pikiran mereka, Miss Lynch?"tanya Professor McGonagall khawatir. Tentu saja ia khawatir, usia gadis di hadapannya ini belum mencapai 18 tahun dan tentunya sangat jarang legilimens yang bisa mengendalikan pikiran orang lain di usia semuda itu.

"Apa menurutmu aku perlu berlatih dulu, Professor?"tanya Val. Tiba-tiba, ada seorang murid Gryffindor yang lewat dan Val langsung melakukan legilimency padanya. Val mengendalikan murid tersebut untuk berputar-putar di tempatnya dan meloncat-loncat sambil menyanyikan hymne Hogwarts.

"Baiklah-baiklah, aku percaya padamu, Miss Lynch. Sekarang, lepaskan anak malang itu,"kata Professor McGonagall. Bahkan Professor McGonagall tidak bisa menahan tawanya. Val menghentikan legilimency-nya.

"Salazar Slytherin akan bangga memiliki legilimens muda di asramanya,"gumam Professor McGonagall dan perkataannya itu membuat Val tersenyum bahagia. Untuk pertama kalinya, ia merasa begitu bangga menjadi seorang Slytherin.

Tiba-tiba sebuah ledakan tiba-tiba muncul dari lapisan pelindung yang telah dibuat. Val memekik kaget dan melihat lapisan pelindung tersebut mulai retak.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang, Professor?"tanya Val dengan panik.

"KIta menahan mereka selama mungkin, sampai Potter selesai melakukan tugas yang harus dilakukannya,"ucap Professor McGonagall. Dari kejauhan, sebuah sinar muncul dan mulai menghancurkan perlindungan itu sedikit demi sedikit. Val mulai gugup. Beberapa anak tahun ketujuh dan keenam pun ikut bergabung dan mereka menunggu sambil mengumpulkan keberanian. Tiba-tiba sebuah sinar meledakkan kembali lapisan pelindung dan itu membuat mereka semua sadar bahwa lapisan pelindung itu sudah hancur. Tanpa aba-aba apapun, semua orang yang sudah bersiap di depan kastil pun langsung mengeluarkan tongkat masing-masing.

Dari kejauhan, terdengar suara seruan. Val menoleh ke Aberforth dan Aberforth memberikan senyuman seakan memberitahu Val bahwa semuanya akan baik-baik saja. Val memejamkan matanya untuk sejenak. Voldemort harus kalah. Demi kakaknya yang mati karena pelahap maut dan demi ibunya yang mati di tangan Voldemort. Val mengepalkan tangannya dengan keras begitu mengingat bayangan ibu dan kakaknya.

Slytherin's ShadowWhere stories live. Discover now