22 # Nearly There

15K 2.3K 337
                                    

Draco mengepalkan tangannya kuat-kuat saat mendengar teriakan Hermione yang menggema di ruangan ini. Dia tentu saja bisa membayangkan apa yang bibinya lakukan pada Hermione. Bibinya sepertinya tidak akan membunuh Hermione karena wanita itu tidak mengenalnya dan tidak mengetahui bahwa gadis itu adalah seorang muggleborn. Draco meringis pelan. Seorang gadis Gryffindor berani yang selalu menatap sengit ke arahnya, kini tengah berteriak ketakutan.

Sebuah bayangan muncul di pikiran Draco. Bayangan bahwa yang sedang berteriak ketakutan sekarang bukanlah Hermione, melainkan Val. Draco semakin ketakutan. Dia tahu The Dark Lord akan menghukumnya suatu saat karena tidak bisa membunuh Dumbledore. Draco berusaha optimis. Ia sangat menguasai occlumency, The Dark Lord tidak akan mengetahui apapun yang terjadi antara dirinya dengan Val.

Draco tidak lagi memperhatikan Bellatrix yang sekarang sedang menginterogasi goblin. Suara bibinya itu membuat suasana semakin mencekam. Draco melirik ke arah bibinya ketika tiba-tiba Ron berlari ke arah Hermione.

"Expelliarmus!"seru Ron.

"Stupefy!"seru Harry mengarahkan tongkatnya ke Lucius. Seperti tidak terima ayahnya diperlakukan seperti itu, secara otomatis Draco dan Narcissa langsung melawan Harry dan Ron. Draco berusaha sefokus mungkin untuk menangkis mantra yang diberikan padanya dan ibunya. Ia tidak melawan karena Harry belum bisa mati sekarang. Harry baru boleh mati setelah The Dark Lord musnah dari dunia sihir.

"Stop!"seru Bellatrix. Draco menoleh ke arah bibinya yang sekarang tengah memegang Hermione dengan pisau di leher gadis tersebut. Harry dan Ron langsung membeku. Mereka tidak mungkin membahayakan nyawa Hermione sekarang.

"Jatuhkan tongkat kalian."

Secara otomatis, Harry dan Ron langsung menjatuhkan tongkat mereka ke lantai dingin Malfoy Manor.

"Cepat ambil, Draco. Sekarang!"desis Bellatrix. Draco menuruti perintah bibinya dan mengambil tongkat Harry dan Ron.

"Well... Well... Lihatlah. Itu Harry Potter,"ujar Bellatrix dengan seringaian menyeramkannya.

"Tepat waktu untuk The Dark Lord,"ucap Bellatrix, "panggil dia."

Bellatrix, Narcissa, dan Lucius menatap Draco, seakan berharap bahwa Draco bisa memanggil The Dark Lord. Draco hanya menatap ibunya dengan ragu. Pemuda itu tidak bisa melakukannya. Di kepalanya, dia terus mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia sudah memilih. Dia sudah memilih untuk menjadi lebih baik. Lucius menatap tajam ke arah Draco dan menghela nafasnya seakan dia berpikir bahwa Draco pengecut. Draco bisa menebak apa yang ayahnya pikirkan tentangnya. Tapi ia tidak peduli, biarkan ia tampak seperti pengecut. Itu lebih baik daripada harus menjadi budak Pangeran Kegelapan. Bahkan Harry pun menatap dengan pandangan aneh ke Draco.

Lucius langsung menarik lengan kemejanya dan menunjukkan dark mark yang ada di tangannya. Tepat sebelum Lucius memanggil Pangeran Kegelapan, timbul bunyi berdecit. Semua orang yang berada di ruangan itu langsung menatap sumber suara yaitu lampu gantung yang ada di atap-atap ruangan tersebut. Draco membelakakkan matanya saat melihat Dobby sedang membuka kait untuk menjatuhkan lampu gantung tersebut.

Lampu gantung itu pun terjatuh. Draco langsung menyingkir ke arah kursi dan dengan sigap Harry langsung merebut semua tongkat yang ada di tangan Draco. Draco membiarkannya. Bagaimana pun juga, ia harus menjaga agar Harry tidak terbunuh di Malfoy Manor. Draco memperhatikan bibinya yang panik saat Hermione, Ron, Harry, dan goblin yang sudah berkumpul.

"Peri bodoh! Kau bisa membunuhku!"seru Bellatrix dengan marah.

"Dobby tidak pernah ingin membunuh. Dobby hanya ingin membuat luka serius,"seru Dobby. Narcissa memegang tongkatnya dan Dobby langsung menyingkirkan tongkat tersebut dari tangan Narcissa.

Slytherin's ShadowWhere stories live. Discover now