33 # Liar

13.5K 2K 358
                                    

Ada flashback singkat di dalam chapter ini. Kalau lupa, silahkan cek Chapter 19 # Accomplish. Sedikit di modifikasi karena disini flashback itu dari sudut pandang Draco. Enjoy!

###

"Ini buku yang anda minta, Mr. Malfoy."

Floretta meletakkan sebuah buku tebal di hadapan Draco.

"Terima kasih. Kau bisa kembali ke mejamu."

Sekretarisnya itu mengangguk dan segera kembali ke mejanya. Draco langsung melihat buku tebal di hadapannya. Itu adalah buku tentang berbagai charm yang ia minta sekretarisnya untuk membelikannya. Draco melirik ke arah jam. Ia masih punya waktu lima belas menit sebelum rapat untuk membaca buku ini. Ia buru-buru melihat ke daftar isi dan mencari tentang memory charm.

Tangannya membuka halaman yang ia cari dengan serius dan membacanya dengan seksama. Dari hasil bacaannya, justru ia semakin yakin bahwa memorinya telah dihapus. Mimpi yang didapatkannya adalah tanda awal bahwa sedikit demi sedikit memorinya kembali. Dari buku yang dibacanya, jika hal itu terjadi, artinya mantra yang dilakukan untuk menghapus memorinya tidak berhasil sepenuhnya. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah memori apa dan mengapa?

Draco menghela nafasnya perlahan. Apakah dulu ada sesuatu yang terjadi antara dirinya dan Granger? Dia yakin bahwa yang ia lihat di kilasan memorinya kemarin adalah sosok Granger. Terlalu mustahil untuk dipercaya. Kepalanya bahkan tidak bisa memikirkan cara tentang bagaimana ia berdamai dengan muggleborn seperti Granger. Apalagi dalam kilasan itu, ia mencium pipinya dan memeluknya.

Demi Salazar Slytherin! Bagaimana mungkin dia bisa mencium pipi Hermione Granger?! Apalagi menunjukkan perhatiannya pada gadis itu?!

Semua yang terjadi saat ini terlalu sulit untuk dimengerti. Draco memilih untuk bangkit berdiri dan bersiap-siap untuk ke ruang rapat. Sebelumnya, ia menghampiri meja sekretarisnya yang ada di luar ruangannya.

"Floretta, apa kau sudah menyelesaikan data yang dibutuhkan Miss Granger?"tanya Draco. Floretta mengangguk.

"Bagus. Hubungi dia untuk datang menemuiku. Jika mungkin, hari ini juga."

###

Panggilan mendadak dari Malfoy Enterprise membuat Hermione menggerutu. Apalagi saat mereka mengatakan bahwa Draco sendiri yang memanggil Hermione untuk menemuinya hari ini. Sekretaris Draco sudah menyambutnya dan mempersilahkannya untuk masuk. Tangan Hermione membuka pintu ruangan Draco dan langsung disambut oleh tatapan mengintimidasi dari laki-laki itu.

"Kau ingin menemuiku, Mr. Malfoy?"tanya Hermione dengan profesional.

"Duduklah, Granger."

Hermione menurut dan duduk di hadapan Draco.

"Ini data-data yang kau minta. Dan rencananya besok aku dan beberapa pekerjaku akan melihat lokasinya. Jika kau mungkin harus melihat lokasi dan mengamankan daerah itu dari muggle, kau bisa ikut dalam kunjunganku dan beberapa rekan kesana besok,"ujar Draco dengan datar.

Hermione mengangkat alis kirinya. Kemarin-kemarin ia baru saja dikagetkan oleh sikap Draco Malfoy yang mulai bersahabat dan di kini laki-laki itu kembali ke sifat lamanya. Ya, mungkin itu hanya perasaan Hermione saja.

"Ya, mungkin aku harus melihatnya sekali atau dua kali untuk melihat keadaan muggle yang tinggal di sekitarnya. Boleh aku minta alamatnya?"pinta Hermione.

"Semua data termasuk alamatnya sudah ada didalam berkas itu, Granger."

Hermione mengangguk.

"Kau menemukan tempat yang cukup strategis,"komentar Hermione saat membaca alamat cabang perusahaan Draco yang baru.

"Aku berterima kasih atas kerja keras timku. Kita menemukannya dengan susah payah,"ujar Draco. Kepalanya tiba-tiba berdenyut keras saat sebuah kilasan kembali muncul di pikirannya.

"Kita menemukannya..."bisik Draco dengan kagum.

"Apa?"tanya gadis di depannya dengan bingung. Draco tersenyum lebar dan menunjukkan isi kotak tersebut ke arah gadis itu. Ia langsung menutup mulutnya dengan kaget.

"Kita menemukan diadem itu!"seru Draco dengan senang. Pemuda tersebut melompat dengan gembira. Tanpa sadar, Draco memeluk tubuh gadis berambut coklat itu dan memutarnya di udara. Perempuan manis itu terkaget karena Draco memeluknya dengan tiba-tiba. Setelah Draco menurunkannya, pemuda itu baru tersadar dengan apa yang ia lakukan.

"A- uh... A-Aku..."ucap Draco dengan terbata-bata.

"Kau menemukannya, Draco!"

Draco tersenyum lebar. Gadis yang ia sayangi itu melompat dan memeluk leher Draco dengan erat. Draco membalas pelukannya dengan erat.

"Kita menemukannya,"bisik Draco. Gadis di hadapannya terkekeh senang. Dengan ragu, Draco mendekatkan wajahnya ke pipi perempuan yang ada di pelukannya tersebut dan mencium pipi gadis itu dengan cepat. Draco tersenyum melihat pipi yang baru ia cium itu memerah.

"Malfoy? Apa yang terjadi denganmu?"tanya Hermione dengan panik saat melihat Draco memegang kepalanya dan mengerang keras, seperti menahan sakit yang luar biasa.

"Astaga! Kau kenapa, Malfoy?!"seru Hermione. Tetapi Draco masih terus memegang kepalanya.

"A-Aku akan memanggil-"

"Tidak perlu,"ujar Draco.

"Apa kau yakin?"tanya Hermione masih kaget dengan apa yang baru saja terjadi.

"Aku sudah terbiasa dengan serangan sakit mendadak seperti ini,"gumam Draco menatap Hermione tajam.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?"tanya Hermione.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, Granger."

Hermione mengerutkan keningnya mendengar penuturan Draco.

"Apa maksudmu?"

"Jangan berpura-pura bodoh, Granger,"desis Draco.

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, Malfoy."

"Kau pasti tahu apa yang terjadi di dalam kepalaku, Granger. Seseorang telah menghapus memoriku! Bukan, begitu?!"seru Draco tidak bisa menahan emosinya.

Hermione membelakakkan matanya dengan apa yang Draco katakan barusan. Jantungnya berdebar kencang. Hermione mulai panik dan berbagai pertanyaan muncul di kepalanya. Bagaimana mungkin Draco mengetahui hal itu? Siapa yang memberitahunya?

"Apa y-yang kau bicarakan?"tanya Hermione berusaha mengendalikan dirinya.

Draco mendengus dengan emosi, "Ada seseorang yang menghapus memoriku. Kau pasti tahu itu!"seru Draco.

"Bagaimana mungkin aku tahu? Aku bahkan tidak pernah berdamai denganmu dulu,"balas Hermione pura-pura.

"Pembohong! Kau pasti tahu karena memori yang dihapus adalah tentangmu!"seru Draco. Dan kali ini Hermione benar-benar bingung dengan apa yang Draco bicarakan. Memori tentangnya?

Draco mengetatkan rahangnya, "Beberapa hari terakhir ini, aku mendapat kilasan memori tentang seorang gadis berambut coklat bergelombang. Aku tidak tahu siapa dia sampai kemarin, aku mengingat bahwa aku melihat wajahmu. Kau yang ada di memoriku! Dan kau masih mau menghindar?!"seru Draco mulai jengkel dengan tatapan bingung dari Hermione.

Hermione menatap Draco dengan tidak percaya. Dia mulai mengerti sekarang bahwa Draco salah paham dalam melihat memorinya. Dalam benak Hermione, ia mulai mengerti bahwa Draco salah mengira bahwa Val adalah Hermione. Tapi justru ia semakin bingung. Apakah ini tandanya mantranya tidak berhasil? Tapi bagaimana mungkin?

"Kau berhalusinasi, Malfoy,"ujar Hermione. Ia membereskan berkas dari Draco dan bangkit berdiri.

"Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja? Kau tidak bisa menyembunyikannya dariku!"seru Draco dengan emosi. Dia merasa dipermainkan disini. Oleh Granger dan orangtuanya juga. Dan dia tidak suka akan hal itu.

"Beristirahatlah, Malfoy. Imajinasimu mulai menggila. Aku permisi."

Slytherin's ShadowWhere stories live. Discover now