o n e :: satu kelas

3.8K 183 42
                                    







Ketika kamu merasa istimewa untuknya, padahal dia hanya menganggap kamu teman biasa.

**

CAHAYA matahari mulai memaksa masuk melalui jendela yang tertutupi oleh kain berwarna putih di kamar Keysha, membuat pandangan gadis itu terganggu dan terpaksa harus terbangun entah pada pukul berapa saat ini.

Keysha mengerjapkan matanya sebelum akhirnya perlahan mulai mengangkat tubuhnya dan memilih untuk duduk terlebih dahulu di bibir kasur yang ditutupi oleh sprei Sesame Street –kesukaannya. Ia mengambil handphonenya di meja belajar–tepat disamping kasurnya–untuk mengecek pukul berapa sekarang dan matanya langsung melotot kaget setelah melihat jam yang tertera di lock screennya itu.

06.15. Astaga! Bahkan ia sudah memberikan kesan buruk di hari pertamanya menjadi murid kelas XII. Dengan gerakan secepat the Flash, Keysha langsung berlari keluar mengambil handuk miliknya dan memutuskan untuk mandi bebek.

Dalam kurun waktu kurang lebih tiga menit, Keysha berhasil menyelesaikan acara membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Bahkan, itu saja tidak bisa disebut membersihkan diri.

"KEYSHA! UDAH JAM BERAPA INI?!" Suara teriakkan seseorang dari lantai bawah berhasil membuat sisir yang sedang digunakan Keysha terjatuh ke lantai.

"Iya, Ma, ini udah selesai!" teriak Keysha yang tak kalah menggelegar.

Gadis itu kembali menatap jam dinding di kamarnya dan ternyata ia sudah menghabiskan sepuluh menit lamanya hanya untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah. Keysha langsung berlari keluar kamar dan menuruni tangga dengan buru-buru tanpa memperhatikan langkahnya sehingga ia terjungkal ketika sudah mencapai tangga terakhir. Benar-benar sial! rutuk Keysha dalam hati.

"Ma, aku langsung berangkat aja ya, udah mau masuk nih!" pamit Alisha dengan nafas yang tersenggal-senggal.

Melihat tingkah anak keduanya itu berhasil membuat Dina–mama Keysha–menggelengkan kepalanya. "Makan disekolah jangan sampe lupa ya,"

Keysha hanya menggangguk sambil menggunakan sepatu dengan tergesa-gesa di teras rumahnya. Untungnya, jarak antara rumah dan sekolah Keysha dapat dibilang sangat dekat sehingga hanya dalam waktu lima menit, ia biasanya sudah tiba di sekolahnya.

Gadis itu hanya bisa berdoa dalam hati, agar pagar sekolahnya belum dikunci.

"Keysha berangkat ya, Ma," ucap Keysha yang sudah menyelesaikan menalikan sepatunya dan kembali menyalami tangan mamanya.

"Assalamualaikum," lanjutnya.

"Waalaikumsalam," balas Dina.

**

"Telat mulu sih lo, mentang-mentang rumah deket," cibir Indira setelah mendapati teman sebangkunya yang merangkap sebagai sahabatnya baru saja datang dan langsung berbaris di samping tubuh Indira.

Keysha masih tetap berusaha mengatur napasnya menjadi normal kembali sehingga ia sama sekali tidak menggubris ucapan sahabatnya itu. Merasa tidak direspon oleh Keysha, teman sebangkunya itu kembali membuka mulutnya untuk berbicara, namun lagi-lagi harus terpotong karena upacara sudah dimulai.

Upacara berlangsung selama kurang lebih satu jam, Keysha mengajak Indira untuk segera naik ke atas –menuju ke kelas– agar dirinya bisa menikmati dinginnya AC di dalam kelas. Cuaca pagi hari ini memang benar-benar panas, bahkan meskipun sudah menggunakan topi sekolah, dirinya masih tetap merasa kepanasan.

book i | everglow ✔️Where stories live. Discover now