Untukmu, Si Manusia Es Batu

787 52 6
                                    

Hai. 

Ini aku temanmu yang entah bagaimana bisa jatuh cinta kepadamu. Sebenarnya aku tak tahu harus memulai dari mana. Sebelumnya, aku ingin kamu tahu bahwa ini akan menjadi pesan terpanjang yang mungkin tidak akan pernah kamu baca.

Aku ingin cerita soal perasaanku. Soal bagaimana aku bisa jatuh cinta kepadamu. Soal aku yang tidak pernah bisa mengungkapkan perasaanku padamu. Soal hubungan pertemanan kita yang rumit.  

Jujur, awalnya aku tidak menyangka akan jatuh cinta padamu. Itu terjadi begitu saja. Yang ku tahu, hatiku mulai berdegup cepat setiap kali berada di sampingmu. Entahlah sejak kapan itu. 

Aku ingat betapa menyebalkannya kamu, betapa kamu selalu bersikap dingin dan menyebalkan. Betapa sifat kamu yang begitu tidak bisa ditebak. Hampir semua orang berbicara hal yang sama seperti yang aku pikirkan. Mungkin karena itulah aku menjulukimu 'Si Manusia Es Batu'. 

Pada mulanya aku berusaha biasa saja ketika tahu kamu sedang mendekati perempuan lain yang ternyata adalah salah satu teman sekelas kita. Aku masih akan tetap bersikap biasa saja. Lagipula memangnya berhak apa aku untuk melarangmu? Rasa cemburu pasti ada, tetapi untuk melarangmu tentu saja tidak. Aku bukanlah tipe 'teman posesif' seperti itu. Tenang saja. 

Dan bodohnya lagi, aku selalu berusaha sekeras mungkin untuk menutupi semuanya. Mulai dari kamu yang bercerita kepadaku dengan senyum penuh bahagia bahwa kamu akan jalan bersamanya hingga akhirnya kamu berhasil menyatakan perasaanmu yang sesungguhnya kepadanya. 

Walaupun memang gagal. 

Aku tahu tidak seharusnya bahagia di atas penderitaan orang lain, tetapi aku tidak ingin membohongi perasaanku sendiri lagi jika muncul secercah harapan untuk bisa bersamamu. 

Entah kapan atau mungkin ... memang tidak ada kesempatan sama sekali. 

Lalu, hampir saja aku ingin mengakui perasaanku padamu pada saat malam pelepasan siswa. Namun niat itu terpaksa harus aku tarik kembali. Karena, aku takut. 

Aku takut bahwa pertemanan kita akan berubah begitu saja. 

Tapi suatu saat nanti aku tetap harus menyatakan perasaan yang sudah lama kupendam sejak kelas XI ini –setidaknya agar aku merasa lega. 

Dan terakhir yang ingin aku sampaikan adalah, tenang saja, aku sudah akan melupakanmu. Ini janjiku pada diriku sendiri, aku hanya akan menyukaimu sampai nanti kita sama-sama sudah diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang kita inginkan, yang artinya sebentar lagi. 

**

this letter completely full with the truth. 

WARNING :: spoiler alert to the epilog and i hope you really enjoy my story, thank you for everyone who're still reading this shitty story. 

last but not least, this is almost all true story. 

book i | everglow ✔️Where stories live. Discover now