eighteen :: the cold one

1K 69 0
                                    


Ada yang lebih kejam daripada jarak, yaitu cinta dalam diam.

**

SENIN kembali menyapa masyarakat Indonesia tak terkecuali Keysha yang harus beraktivitas menjalankan kewajibannya, yaitu pergi ke sekolah untuk mendapatkan ilmu. Sejujurnya, gadis itu benar-benar malas untuk berangkat ke sekolah setiap harinya, namun mengingat di sekolah ia memiliki sumber motivasinya, Bara, maka ia jadi sedikit lebih bersemangat. Ia pun tahun depan juga sudah harus melaksanakan berbagai macam ujian dan kemudian mengakhiri masa SMA nya yang tak akan mungkin terulang dua kali. Membayangkan hal itu selalu saja membuat hati Keysha berubah menjadi mellow, nyatanya, ia sama sekali belum siap untuk meninggalkan kenangan-kenangan yang ada di masa putih abu-abunya tersebut. Ah, sudahlah!

"KEYSHA, CEPETAN TURUN UDAH JAM BERAPA INI?!" Suara tersebut berasal dari lantai dasar, karena letak kamar Keysha yang berada di lantai dua sehingga harus membuat orang-orang berteriak jika ingin memanggilnya dari lantai bawah.

"Iya kak sabar!" teriak Keysha nyaring membalas panggilan Nina –kakaknya.

Dirinya sibuk merapihkan kemeja putih atasannya yang semula berantakan, kemudian ia mematut sebentar di depan kaca meja rias untuk menatap tampilan rambutnya yang ia gerai. Terakhir, Keysha menyemprotkan parfum favoritnya beberapa kali sebelum benar-benar mengambil tasnya dan turun ke bawah.

**

Bel berbunyi dua kali menandakan sudah memasuki jam pergantian pelajaran. Keysha yang semula sibuk mencatat perkataan guru mata pelajaran PKN pun langsung menyudahinya, karena jam pelajaran pertama dan kedua telah usai. Sekarang sudah saatnya memasuki jam pelajaran ketiga, yaitu Ekonomi. Namun kelas XII ini memang sudah memasuki materi Akuntansi, melanjuti materi dasar Akuntansi di kelas XI akhir –begitulah kata Bu Ine.

"Temen-temen, jangan berisik ya. Tadi Bu Ine nge-WA gue katanya hari ini dia gak bisa ngajar, karena lagi sakit. Ini dia ngasih tugas, terserah kalian mau ngerjain apa enggak pokoknya jangan berisik, oke?" Adi, ketua kelas XII IPS 1, menghimbau teman-temannya agar tidak berisik ketika sedang tidak ada guru seperti saat ini.

"SIAP!" Sekelas langsung menjawab dengan kompak.

Sepersekian detik kemudian, teman-teman Keysha langsung melakukan aktivitas lain, ada yang membaca novel, ada yang bermain games di laptopnya, ada yang menghampiri meja lain untuk sekedar bertukar gosip, dan yang paling terakhir ada yang memilih untuk melanjutkan tidur di belakang kelas.

Keysha sendiri memilih untuk menelungkupkan kepalanya di atas jaket merah maroon miliknya setelah menyumpal kedua telinganya dengan headset. Tetapi rasa-rasanya baru saja Keysha ingin mencari ketenangan, badannya terasa di guncang oleh seseorang.

"Apaan si." Keysha mulai sewot, namun kepalanya masih tetap diletakkan di atas jaket.

"Key, mau denger hot news gak?" ucap Disti dan Andini bersamaan.

Keysha yang pada dasarnya memiliki sifat super kepo, maka tentu saja setelah mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Disti itu, ia langsung menegakkan tubuhnya seperti semula.

"Apa?" tanya Keysha penasaran.

Gadis itu pun yakin bahwa berita yang dikatakan Disti ini bukan sekedar berita recehan, karena seseorang seperti Disti tidak akan mungkin menyia-nyiakan waktunya hanya untuk memberikan berita receh. Keysha tahu betul bahwa temannya yang satu ini lebih memprioritaskan tidurnya dibandingkan harus menyebarkan gosip murahan. Maka dari itu, Keysha percaya bahwa Disti benar-benar membawa berita terhangat untuknya.

book i | everglow ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang