twenty two :: math

855 49 5
                                    


"Bagimu, mungkin kehadiranku tak lebih dari itu."

**

"Eh, kalo kurva FC tuh yang gimana sih?" tanya Bara yang saat ini posisinya sudah persis terlihat seperti yang punya rumah, yaitu duduk di atas sofa sambil meluruskan kakinya sedangkan yang punya rumah saja justru duduk di lantai.

Indira sibuk mengerjakan pelajaran Sejarah di buku andalan milik Bara sehingga tidak begitu fokus mendengar pertanyaan Bara. Hanya Keysha lah yang merespon.

"Iya." Kemudian, Keysha pun kembali melanjutkan mengerjakan pelajaran favoritnya yaitu Sosiologi di buku kumpulan soal SBMPTN miliknya.

Tak terasa mereka semua sudah menghabiskan waktu di rumah Indira selama kurang lebih enam jam terhitung mulai pukul dua belas siang hingga pukul enam sore saat ini. Mereka –Keysha dan Bara– tidak bisa berlama-lama di rumah Indira dikarenakan harus melaksanakan les privat Matematika di rumah Keysha setelah Maghrib nanti.

"Gue udah kelar nih ngerjain Ekonominya," ucap Bara sambil sedikit melempar bukunya ke atas meja, kemudian mengambil handphone yang berada di saku celananya. "jago gak tuh gue? Jago lah."

Typical. Bara dan seluruh tingkah besar kepalanya yang kembali kambuh. Terlihat berkali-kali lipat menyebalkan.

Keysha mendesis. "Najis, paling juga itu ngeliat-ngeliat ke kunci jawabannya!"

Indira sendiri pun hanya mengangguk setuju dengan ucapan Keysha.

Adzan Maghrib telah berkumandang beberapa menit yang lalu dan mengingat Keysha serta Bara harus segera tiba di rumah Keysha pukul tujuh malam maka Keysha langsung merapihkan tasnya terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat Maghrib.

"Lo gak sholat, Bar?" tanya Keysha sambil merapihkan alat tulisnya yang sempat berserakan di atas meja.

"Lo duluan aja deh." balas Bara sambil sibuk memainkan handphonenya.

Keysha lanjut bertanya kepada Indira, "Gue dulu atau lo dulu?"

"Lo dulu aja, Key." jawab Indira.

Keysha mengangguk, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah gadis itu selesai mengambil air wudhu dan membuka pintu kamar mandi perlahan tiba-tiba saja ada penampakan seseorang yang lebih tinggi darinya –tentu saja itu berhasil membuat Keysha terlonjak kaget.

"Astagfirullah! Lo ngapain sih berdiri disitu ngagetin aja anjir!" rutuk Keysha.

Bara dengan wajah flat nya hanya menjawab ala kadarnya, "Ya mau ngambil air wudhu."

Ya, anak SD juga tahu sih. Kali ini Keysha hanya mengumpat dalam hati.

"Tungguin gue," ucap Bara lagi. "Sholat berjamaah aja."

**

Handphone Keysha sudah berkali-kali berdering pertanda ada telepon masuk, namun dikarenakan sedang dalam perjalanan sehingga gadis itu tidak menjawabnya. Nama papa dan mamanya pun tertera di layar handphonenya pertanda mereka sudah menghubungi berulang kali ke nomor telepon Keysha.

Ia mengecek jam tangan yang melingkar di tangan kanannya –waktu memang sudah menunjukkan hampir pukul tujuh malam. Keysha dan Bara saat ini memang masih berada di dalam perjalanan menuju rumah Keysha. Untungnya Bara membawa kendaraan sendiri sehingga tidak perlu membuang waktu untuk menunggu taksi online atau ojek online. Untungnya lagi, seperti yang sudah diberitahukan sebelumnya, jarak rumah Keysha dan Indira tidak begitu jauh sehingga waktu yang dibutuhkan pun singkat.

book i | everglow ✔️Where stories live. Discover now